Selama hamil kemarin, saya tentu saja selalu menjaga betul kehamilan tersebut. Apalagi itu adalah kehamilan pertama, sehingga saya memberi perhatian ekstra terhadap berbagai macam hal. Ini merupakan upaya agar janin di dalam rahim dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat.

 

Salah satunya menyangkut makanan dan minuman yang saya konsumsi. Seperti kita ketahui, janin akan mendapatkan nutrisi melalui apa yang dikonsumsi oleh sang Ibu. Jadi, penting sekali bagi saya kala itu untuk memastikan asupan yang dikonsumsi aman dan bernutrisi untuk janin.

 

Berbicara mengenai konsumsi makanan dan minuman selama kehamilan, saya banyak mendapatkan ‘petuah’ dari orang-orang di sekeliling saya. Tidak boleh makan ini, jangan minum itu, serta hindari makanan dan minuman ini dan itu. Wah, kadang kala rasanya pusing juga mendengar semuanya.

 

Baca juga: 6 Keluhan yang Umum Dialami oleh Ibu Hamil

 

Daripada termakan informasi yang belum tentu benar, saya memutuskan untuk bertanya kepada dokter dan bidan yang menangani kehamilan saya, serta banyak membaca literatur dari sumber tepercaya. Ini dia beberapa fakta dan mitos seputar makanan dan minuman selama kehamilan.

 

1. Harus ‘makan untuk berdua’

"Ibu hamil kok makannya cuma segitu, ingat ada dua orang yang diberi makan. Ayo, tambah lagi makanannya!" Hal tersebut cukup sering saya dengar dari orang-orang di sekitar saya. Hal ini memang menjadi kepercayaan yang beredar di masyarakat. Yup, ibu hamil harus banyak makan. Karena selain memberi makan dirinya sendiri, ia juga memberi makan janin dalam rahimnya.

 

Memang tidak benar ibu hamil membutuhkan tambahan sekitar 300 kalori setiap harinya, dibandingkan dengan wanita yang sedang tidak hamil. Namun, hal ini tidak serta-merta menjadi alasan untuk melipatgandakan porsi makan, ya! Tambahan kalori yang dibutuhkan tersebut dapat dipenuhi dengan camilan sehat di antara waktu makan besar (meal), serta tambahan dua gelas susu per hari!

 

2. Tidak boleh terlalu banyak mengonsumsi es karena bayi bisa berukuran besar

Namanya juga tinggal di Jakarta yang suhunya cukup tinggi, maka segala macam minuman dengan tambahan es adalah favorit saya. Dan entah mengapa, saat hamil saya makin senang mengonsumsi minuman dingin, terutama es teh manis! Hampir setiap jam makan siang saya selalu mengonsumsi es teh manis untuk teman makanan saya.

 

Beberapa orang terdekat memperingatkan saya agar jangan terlalu banyak konsumsi es. Mereka bilang, "Nanti bayi kamu besar, lho!" Ada sedikit salah kaprah mengenai hal ini. Yang membuat bayi berukuran besar bukanlah es, melainkan kandungan gula yang berada di minuman dingin tersebut!

 

Es hanyalah air yang dibekukan, sehingga tidak akan menambah bobot tubuh bayi secara signifikan. Lain ceritanya kalau es tersebut dalam bentuk es campur, es teler, es teh manis, aneka jus dengan tambahan gula, es cendol, maupun aneka minuman lainnya yang memiliki kadar gula yang cukup tinggi. Asupan gula yang terlalu berlebihan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko diabetes gestational, yang membuat janin berukuran besar saat dilahirkan.

 

3. Kopi berbahaya bagi kehamilan

Kopi mengandung zat kafein. Selain dalam kopi, kafein juga terdapat dalam teh, cola, minuman penambah energi, dan berbagai soft drinks. Ibu hamil sering kali dianjurkan untuk tidak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, karena dapat membahayakan janin.

 

Namun, sebenarnya berbagai penelitian sudah mengungkapkan bahwa kafein masih dapat dikonsumsi selama kehamilan. Batas aman konsumsi kafein selama kehamilan adalah tidak lebih dari 200 mg kafein per hari. Jumlah ini kurang lebih setara dengan satu gelas kopi atau dua gelas teh.

 

Baca juga: Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil di Trimester Pertama

 

4. Ibu hamil tidak boleh makan sushi

Apakah Mums menyukai sushi? Kalau saya sih suka banget! Makanan khas Jepang yang satu ini enak sekali. Saya bisa kalap kalau sudah berada di restoran sushi! Namun saat hamil, konsumsi sushi memang harus dibatasi. Terutama untuk jenis sajian sushi yang raw alias mentah atau tidak dimasak sama sekali.

 

Hal ini dikarenakan daging yang masih mentah dikhawatirkan mengandung bakteri, yang dapat menyebabkan infeksi berbahaya buat janin. Salah satu yang paling sering terjadi adalah infeksi bakteri Salmonella, yang dapat menyebabkan tifoid.

 

Oleh karena itu, jika Mums ingin mengonsumsi sushi selama kehamilan, para ahli menyarankan untuk memilih sushi yang dagingnya dimasak dengan tingkat kematangan yang baik. Mengenai anjuran untuk tidak memakan makanan mentah sebenarnya tidak hanya berlaku untuk sushi saja, tetapi juga untuk masakan berbahan daging yang tidak dimasak hingga matang sempurna.

 

5. Seafood tidak baik dikonsumsi selama kehamilan

Sejujurnya, dari semua ‘kegundahan’ mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh ibu hamil, perihal konsumsi seafood menjadi salah satu yang membuat saya paling bingung. Di satu sisi, beberapa orang menyarankan konsumsi ikan-ikanan yang kaya akan DHA dan omega-3, karena baik untuk perkembangan otak janin. Namun di lain pihak, saya juga mendengar bahwa beberapa jenis seafood tidak baik dikonsumsi selama kehamilan.

 

Menurut dokter yang menangani kehamilan saya, beberapa jenis seafood dengan kadar timbal (merkuri) yang tinggi memang sebaiknya dihindari selama kehamilan. Contohnya kerang-kerangan dan ikan makarel. Ikan tuna juga diduga mengandung merkuri, sehingga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Salmon dan sarden adalah contoh ikan yang rendah merkuri tetapi tinggi DHA dan omega-3, sehingga dapat menjadi pilihan. Jangan lupa dimasak hingga tingkat kematangannya sempurna, ya!

 

Itu dia lima fakta dan mitos mengenai makanan selama kehamilan. Tentunya ada banyak lagi mitos dan fakta lain seputar makanan selama kehamilan yang belum saya bahas disini. Apakah Mums memiliki pengalaman mengenai mitos tentang makanan selama kehamilan? Yuk, sharing di forum Teman Bumil!

 

Baca juga: Persalinan Normal atau Operasi Caesar?