Mau memulai hidup sehat tetapi ribet? Satu artikel bilang A, yang lain bilang sebaliknya? Lalu mau ikut yang mana?

 

Pernahkah Geng Sehat mengalami hal ini? Ternyata, tidak semua ‘tips’ diet di internet benar dan perlu kamu ikuti untuk dapat hidup lebih sehat, kok. Berikut adalah beberapa ‘tips’ yang sebenarnya hanya mitos, sehingga tidak perlu Kamu ikuti.

 

Baca juga: Diet Ekstrem Ala Artis K-Pop, Berani Mencoba?

 

  1. Makan di malam hari membuatmu gendut

Banyak orang yang percaya bahwa makan di malam hari menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak, karena tubuh tidak seaktif di siang hari. Kenyataanya, bukan jam makan yang menyebabkan kita mengalami kenaikan berat badan, tetapi terlalu banyak mengonsumsi energi dan zat gizi dalam satu hari. Mengonsumsi energi lebih sedikit dari yang digunakan, terlepas kapan waktu mengonsumsinya, akan menurunkan berat badan.

 

Biasakan memiliki pola makan yang teratur dan terencana, dan pastikan Kamu memiliki ‘jatah’ kalori untuk makan malam dan mengonsumsi camilan yang diinginkan. Hal yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan adalah kalau total kalori yang dikonsumsi lebih besar dibandingkan yang digunakan.

 

  1. Sea salt lebih baik dibandingkan garam meja

Terlepas dari fakta garam meja yang diproduksi di Indonesia berasal dari air laut, karena negara kita tidak memiliki tambang garam, hampir tidak ada perbedaan antara garam yang berasal dari air laut maupun dari tambang. Kalaupun ada perbedaan dari kandungan mineralnya, hal tersebut tidak signifikan. Kandungan natrium dalam keduanya pun sama saja. Untuk menjaga kesehatan, yang terpenting adalah mewaspadai pengonsumsian natrium sebanyak 1 sendok teh garam dapur per hari.

 

 

  1. Karbohidrat membuat timbangan naik

Tren diet rendah karbohidrat dan diet keto membuat reputasi makanan sumber karbohidrat, seperti kentang, roti, nasi, dan pasta, semakin terpuruk. Padahal, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa makanan yang kaya akan karbohidrat sehat menyebabkan lebih banyak kenaikan berat badan dibandingkan bahan makanan lain. Sama seperti penjelasan pada poin pertama, yang menyebabkan kenaikan berat badan adalah kelebihan kalori, tidak peduli dari bahan makanan apa kelebihan tersebut berasal.

 

Memang, sering kali kita kehilangan kontrol kalau sudah bertemu nasi. Namun kalau kita membatasi konsumsi nasi atau sumber karbohidrat lain, maka otomatis jumlah kalori yang dikonsumsi pun jadi terbatas. Alhasil, akan menyebabkan penurunan berat badan. Namun, hal ini tidak berlaku kalau kita menghindari karbohidrat padahal jumlah energi yang dikonsumsi tetap besar. Kalau hal ini terjadi, kita tetap akan mengalami kenaikan berat badan.

 

  1. Bahan makanan organik lebih baik daripada non-organik

Banyak orang berpikir memulai program diet dengan bahan makanan organik akan lebih sehat, padahal belum tentu demikian. Istilah ‘organik’ mengacu pada metode bercocok tanam yang digunakan untuk menghasilkan bahan makanan, bukan kandungan gizinya.

 

Bertani secara organik mungkin dapat memberikan dampak yang lebih baik pada lingkungan, tetapi mengonsumsi hasilnya tidak serta-merta membuat kita jadi lebih sehat. Sebagai contoh, biskuit, cokelat, dan kue yang terbuat dari bahan organik memiliki energi dan zat gizi yang sama saja dengan makanan yang tidak organik. Namun kalau Geng Sehat tetap lebih suka membeli bahan makanan organik, tetap perlakukannya sama dengan bahan makanan biasa dalam pengonsumsiannya. Pasalnya, kandungan gizinya sama saja.

 
Baca juga: Pasta Bisa Jadi Pilihan Menu Diet Anda

 

Ganti Makanan Ini dengan Itu -GueSehat.com