Tahun baru diawali dengan resolusi baru. Pergantian tahun seolah menjadi momen yang pas untuk memulai sesuatu yang lebih baik. Tanggal 31 Desember yang menjadi tanggal 1 Januari ini menjadi dorongan tersendiri bagi beberapa orang, termasuk saya. Saya memiliki beberapa resolusi tahun baru yang biasanya berhubungan dengan kesehatan dan gaya hidup. Menurunkan berat badan dan olahraga ke gym misalnya.

 

Pengalaman saya sendiri, makan sehat dan mengurangi kuantitas makan lebih memberikan efek dalam menurunkan berat badan daripada melakukan olahraga. Memang olahraga dapat menjadikan tubuh lebih segar, namun memberikan waktu yang lama untuk menurunkan berat badan. Bayangkan saja, membakar 200 kalori membutuhkan waktu 30-40 menit untuk berlari tanpa henti di treadmill. Sedangkan dengan mengurangi camilan sore hari, seperti lemper, pisang goreng, dapat membuang sampai dengan 400 kalori. Perbandingan yang lumayan berbeda jauh bukan? Namun tentu saja olahraga merupakan kebiasaan yang perlu dijalankan untuk mencapai hidup yang lebih sehat. Metabolisme tubuh akan menjadi lebih baik, tidur lebih nyenyak, dan bangun tidur menjadi lebih segar.

 

Kebiasaan yang baik ini tidak dapat dicapai dengan instan, pembakaran lemak dan pembentukan protein ini bahkan terkadang tidak menyebabkan kita menjadi lebih kurus, namun lebih segar dan terkesan berisi. Perubahan lemak menjadi otot. Oleh karena itu beberapa teman saya menganjurkan untuk melakukan diet-diet yang populer akhir-akhir ini. Untuk mencapai penurunan berat badan yang instan, katanya. Beberapa teman saya sudah mencoba dan dapat mengalami penurunan berat badan sebanyak 3-4 kilo dalam 1 minggu. Setelah melakukan beberapa pencarian, saya mendapatkan beberapa jenis diet yang cukup banyak diminati dan menjanjikan penurunan berat badan secara cepat dan mudah, antara lain diet ketogenik, diet mayo, dan sebagainya.  

 

Diet Ketogenik  

Merupakan diet yang menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, diikuti dengan protein dan sangat sedikit karbohidrat. Diet ketogenik sendiri merupakan jenis diet yang sudah dikenal lama di dunia medis, yaitu jenis pola makan yang ditujukan untuk penderita epilepsi. Prinsipnya adalah mengurangi sumber energi yang berasal dari karbohidrat dan meningkatkan energi dari lemak, sehingga lemak yang dikonsumsi dan dipecah itu dapat merangsang simpanan lemak di dalam tubuh untuk dipecah juga. Namun perlu diingat bahwa lemak yang dikonsumsi juga perlu dipilih, antara lain lemak kacang-kacangan.

 

 

Diet Mayo

Diet mayo merupakan jenis diet yang dipopulerkan oleh Mayo Clinic di Amerika Serikat. Jenis diet ini berpacu pada piramida makanan dimana makin ke atas, konsumsi makanan tersebut makin sedikit. Dengan jumlah kuantitas sayur-sayuran yang paling banyak dikonsumsi, diharapkan dapat turun sebanyak 3-6 kilogram dalam 2 minggu pertama. Makanan manis seperti kue dan coklat dapat dibatasi hanya 75 kalori per minggu.  

 

Diet Alkaline

Merupakan jenis diet yang cukup populer dengan cara memilih jenis makanan yang memiliki pH basa untuk mencapai keseimbangan metabolisme tubuh. Jenis makanan yang diperbolehkan antara lain buah, sayur, dan kacang-kacangan. Sedangkan kopi, susu, daging, telur, merupakan bahan makanan dengan pH asam sehingga harus dihindari.

 

Diet Paleo

Diet Paleo merupakan jenis diet yang membuat kita kembali ke masa nenek moyang kita, di mana pekerjaan mereka adalah hunter dan bukan farmer. Oleh karena itu makanan yang dapat dikonsumsi kita antara lain daging dan ikan segar dan kacang-kacangan. Gandum, telur, dan susu merupakan hal yang harus dihindari dalam Paleo diet. Berikut merupakan jenis diet yang populer dicoba di Indonesia. Bagaimana denganmu? Sudahkan kamu mencoba menurunkan berat badan dengan pola diet tertentu? Atau hanya berolahraga saja?