Salah satu tantangan menjadi ibu bekerja adalah mengenai membagi waktu antara kantor dan rumah, antara menjadi karyawati dan menjadi seorang ibu dan seorang istri. Tak jarang, seorang ibu bekerja memiliki perasaan bersalah karena merasa waktunya habis untuk pekerjaan dan dengan demikian mengabaikan kondisi anak di rumah. Perasaan bersalah ini terkadang semakin melanda jika ada social pressure alias omongan sumir dari keluarga, tetangga, atau teman lain.

 

Saya sendiri adalah seorang ibu bekerja, dan saya memang mengakui sulitnya membagi waktu antara pekerjaan dan rumah tangga, terutama dalam hal pengasuhan anak. Saya pribadi tidak bekerja semata hanya demi materi, namun memang ada passion yang ingin saya wujudkan lewat pekerjaan saya.

 

Sehingga pilihan untuk bekerja saat menjadi ibu memang sudah saya pahami segala resikonya. Namun, ketimbang mendera diri sendiri dengan perasaan bersalah meninggalkan anak di rumah untuk bekerja, saya lebih memilih memaksimalkan kualitas dari waktu yang saya punya bersama dengan anak saya. Saya belumlah lama menjadi seorang ibu, namun lima hal berikut ini selalu saya coba terapkan untuk memaksimalkan quality time bersama dengan buah hati saya di luar jam kerja.

 

Menyelesaikan pekerjaan di kantor

Saat saya belum memiliki anak, saya adalah tipe orang yang suka membawa pekerjaan kantor di rumah. Namun sejak menjadi ibu, saya berusaha sedapat mungkin tidak melakukan hal ini. Tujuannya agar ketika sampai di rumah, perhatian saya dapat tercurah sepenuhnya bagi buah hati.

 

Oleh karena itu, saya betul-betul mengefektifkan waktu kerja di kantor. Hal ini ternyata memberi dampak yang positif, saya bisa melakukan manajemen waktu dengan lebih baik serta mengurangi membuang waktu untuk hal-hal yang kurang diperlukan.

 

Meminimalkan waktu memegang gadget saat ada di rumah

Tidak dapat dipungkiri bahwa zaman sekarang, gadget adalah salah satu alat utama dalam bekerja. Apalagi bagi saya yang harus selalu siap menerima telepon atau pesan dari rumah sakit tempat saya bekerja, gadget adalah barang penting yang rasanya harus terus melekat. Namun sebagai ibu, keberadaan gadget seringkali mengurangi perhatian yang kita curahkan untuk buah hati kita.

 

Oleh sebab itu, saya selalu berusaha seminimal mungkin menggunakan gadget kala sedang bersama buah hati. Saya berpesan kepada kolega kerja saya bahwa di luar jam kerja saya kemungkinan besar akan slow response dalam membalas pesan instan, dan bahwa sesuatu yang sangat urgent sebaiknya disampaikan via telepon.

 

Selain membuat kita menjadi lebih perhatian kepada anak, meminimalkan penggunaan gadget di depan anak juga dapat membantu anak untuk tidak kecanduan terhadap penggunaan gadget yang berlebihan.

 

Membacakan cerita sebelum tidur

Karena anak saya masih berusia 2 tahun, tentunya ia belum bisa membaca sendiri. Kegiatan mendengarkan saya membacakan cerita untuknya adalah salah satu quality time saya bersamanya.

 

Lewat membacakan cerita, saya dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan yang ingin saya terapkan bagi anak saya. Jadi, bukan berarti ibu bekerja bersikap masa bodoh terhadap pendidikan anak. Jika anak Mums sudah besar, kegiatan ini dapat diganti dengan kegiatan lain yang sesuai dengan usia buah hati masing-masing.

 

Menyediakan waktu untuk mengobrol

Sebagai ibu bekerja, kita memang tidak dapat menghabiskan hari bersama buah hati. Namun tentu saja itu bukan berarti kita mengabaikan perkembangan mereka. Anak saya memang belum terlalu lancar berbicara, namun saya selalu berusaha mengajaknya mengobrol.

 

Perkembangannya saya pantau dari laporan harian yang diberikan oleh pihak daycare, karena saya memilih daycare sebagai sarana pengasuhan anak saat saya sedang bekerja. Untuk anak yang berusia lebih dewasa, kegiatan mengobrol dapat diselipkan dalam kegiatan keluarga misalnya saat makan malam atau sebelum tidur.

 

Mengagendakan kegiatan bersama di hari libur

Hari libur adalah sebuah kebahagiaan tak ternilai bagi para ibu bekerja. Selain karena dapat sejenak mengistirahatkan jiwa dan raga, juga karena di hari libur ini pada ibu dapat memiliki waktu yang lebih panjang bersama suami dan anak.

 

Saya dan suami selalu berusaha mengagendakan kegiatan yang mengutamakan kebersamaan dengan anak saat hari libur tiba. Kegiatan-kegiatan tersebut tidaklah harus berupa jalan-jalan keluar rumah. Hal-hal sederhana seperti memasak bersama, mencuci kendaraan bersama, atau bahkan sekadar pergi ke pasar besama-sama untuk berbelanja kebutuhan mingguan dapat menjadi momen yang baik untuk quality time bersama anak.

 

Mums, itu dia lima hal yang biasanya saya lakukan untuk memaksimalkan quality time bersama anak saya. Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik bagi buah hatinya, dan menjadi ibu bekerja bukan berarti kita mengabaikan tumbuh kembang anak.

 

Malahan buat saya, sejak menjadi ibu bekerja, saya melakukan pekerjaan saya dengan lebih fokus dan bersungguh-sungguh. Karena saya ingin memberi gambaran yang baik untuk anak saya, dan karena saya tahu bahwa saya sudah ‘mengorbankan’ waktu bersama anak untuk bekerja maka hasilnya harus paripurna. Pun dengan menjadi ibu bekerja, saya merasa sangat menghargai waktu yang saya miliki dengan anak saya.

 

Saya yakin Mums sekalian juga memiliki cara-cara agar dapat memaksimalkan quality time dengan buah hati terkasih saat menjadi ibu bekerja. Yuk, sharing di kolom comment!