Bila ada yang beranggapan bahwa parenting idealnya dikerjakan oleh 2 orang, maka anggapan tersebut benar. Pasalnya, sebuah penelitian di Journal of Epidemiology and Community Health membuktikan ibu tunggal atau single Mums lebih rentan mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari.

 

Penelitian ini difokuskan kepada ibu-ibu dengan rentang usia antara 16 hingga 49 tahun, terutama di Amerika Serikat, Inggris, Denmark, dan Swedia. Beberapa masalah kesehatan yang rentan dialami mereka antara lain:

  • Penyakit kardiovaskular.
  • Masalah kesehatan mental.
  • Kematian.

 

Ibu tunggal yang termasuk paling rentan mengalami risiko kesehatan di atas adalah:

  • Mereka yang menjadi ibu tunggal sebelum berusia 20 tahun.
  • Mereka yang terpaksa menjadi ibu tunggal karena perceraian.
  • Mereka yang sudah menjadi ibu tunggal selama 8 tahun atau lebih.
  • Mereka yang menjadi ibu tunggal dengan 2 anak atau lebih.

 

Energi dan Konsentrasi yang Terpecah

Lupakan cerita-cerita film tentang kesuksesan seorang wanita membesarkan anak-anaknya sendirian tanpa bantuan siapa pun. Di dunia nyata, sebenarnya tidak semua pengalaman ibu tunggal selalu berjalan semulus itu.

 

Beberapa hambatan yang sering dihadapi ibu tunggal meliputi mendapatkan pendidikan, memperoleh karier yang baik dan menunjang kehidupan yang layak, hingga mengumpulkan pendapatan yang memadai. Ini juga berlaku pada wanita yang menikah muda tanpa pernah sempat menyelesaikan pendidikan mereka maupun mendapatkan pengalaman kerja yang layak.

 

Akibatnya, semua hal di atas berujung pada masalah kesehatan yang menimpa mereka. Bayangkan, dengan semua masalah di atas, mereka masih harus dituntut membesarkan anak-anak seorang diri.

 

Ibu tunggal yang berusia 40 tahun ke atas juga punya beberapa masalah kesehatan. Sebuah studi yang dipimpin oleh Harvard TH Chan School of Public Health juga menunjukkan  bahwa para ibu tunggal sering mengalami kesulitan saat harus memasak, berkeliling, hingga mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya.

 

Menurut Lisa Berkman, Profesor Kebijakan Publik dan Epidemiologi Thomas D.Cabot dari Harvard TH Chan School of Public Health, stres menjadi penyebab utama masalah kesehatan ibu tunggal. Belum lagi bila ditambah dengan masalah dari anak-anak mereka sendiri. Makanya, ibu-ibu tunggal cenderung mudah marah gara-gara sangat kelelahan.

 

Masih Ada Peluang untuk Sukses

Jika Mums termasuk salah satu dari single Mums, sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir. Masih ada peluang untuk sukses, selama ada niat yang kuat dan kemauan. Anak-anak yang sehat dan bahagia harus berawal dari orang tua mereka. Meskipun sulit, inilah yang bisa dicoba oleh Mums untuk menghindari gangguan kesehatan khas single Mums:

 

  • Usahakan rutin berolahraga

Jangan sampai melupakan kesehatan tubuh sendiri, Mums. Usahakan tetap rutin berolahraga. Misalnya, luangkan setidaknya 1-2 jam saat akhir pekan di atas sepeda statis atau treadmill. Lakukan saat anak-anak sedang tidur, bermain sendiri, atau sudah cukup besar untuk mengerti bahwa ibu mereka pun butuh waktu sendiri.

 

  • Terimalah kekurangan diri sendiri

Tidak perlu merasa harus membuktikan ketegaran Mums di depan semua orang. Tidak semuanya juga harus dilalui sendirian. Selain menerima kekurangan diri sendiri, jangan malu meminta bantuan orang lain bila kewalahan. Bisa dari anggota keluarga lain atau sahabat yang memahami posisi dan kondisi Mums.

 

Misalnya, Mums membiarkan kakek-nenek atau paman-bibi untuk mengasuh anak-anak, sementara Mums beristirahat sebentar atau mengurus keperluan lain. Bahkan bila mengalami kewalahan secara emosional, tidak perlu takut mencari bantuan berupa konseling profesional.

 

  • Berpikir positif

Sedih karena perceraian atau ditinggal mati pasangan itu wajar. Namun, bersikaplah positif demi diri sendiri dan anak-anak. Untuk yang ditinggal mati pasangan, jangan buru-buru menikah lagi hanya karena menuruti emosi.

 

Untuk yang menjadi single Mums karena perceraian, hindari berbicara buruk tentang mantan suami kepada anak-anak. Walau bagaimana pun, dia tetap ayah mereka. Selama mantan suami bukan pelaku kekerasan dalam rumah tangga, sepertinya aman-aman saja membiarkannya tetap bertemu anak-anak. Lagipula, Mums pasti juga tidak mau bila mantan suami juga menjelek-jelekkan Mums di depan anak-anak, bukan?

 

  • Terbuka dengan anak

Tetaplah jalin komunikasi yang baik dengan anak-anak. Biarkan anak mencoba memahami alasan di balik perceraian orang tua mereka, meskipun tidak perlu diceritakan semua. Yang paling penting adalah menekankan kepada mereka bahwa Mums dan Dads tetap menyayangi mereka.

 

  • Luangkan waktu untuk metime

Sama seperti olahraga, luangkan waktu juga untuk me time. Bila anak-anak sedang beristirahat, bermain sendiri, atau dititipkan, Mums bisa mengambil peluang ini untuk beristirahat atau melakukan kegiatan yang disukai. Misalnya membaca buku, menonton TV, atau tidur.

 

Jangan sampai gangguan kesehatan yang rentan menimpa single Mums jugaberdampak negatif pada anak-anak, ya. Tetaplah kuat dan semangat! (AS)

 

Sumber

Medical News Today: Single mothers at risk of poorer health later in life, study suggests

Huffpost: Single Moms May Face Health Problems, Study Says

Workout Mommy: HOW CAN YOU STAY HEALTHY, ACTIVE AND HAPPY AS A SINGLE MOM?

Suara.com: Studi: Kesehatan Single Mother Berisiko Lebih Buruk di Masa Depan

Republika.co.id: 5 Tips Jika Harus Jadi Orang Tua Tunggal