Seorang bapak datang diantar oleh keluarganya dengan keadaan tidak sadarkan diri, lumpuh setengah badannya karena stroke disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak karena tekanan darah yang tidak terkontrol. Dikatakan bahwa bapak ini jatuh saat sedang bekerja. Ketika ditanyakan oleh dokter yang bertugas saat itu, rupanya sang bapak sebelumnya sudah lama mengidap penyakit darah tinggi namun sudah lama tidak kontrol dan tidak mengonsumsi obat darah tingginya karena tidak ada keluhan sakit kepala lagi. Ketika ditanyakan mengapa obatnya tidak diminum teratur? Keluarga berkata bahwa bapak ini hanya minum obat darah tinggi hanya jika merasa sakit kepala. Ia takut mengonsumsi obat terus-menerus karena tetangga sebelah rumahnya juga dengan tekanan darah tinggi, sekarang harus cuci darah karena ginjalnya rusak. Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa konsumsi obat-obatan darah tinggi jangka panjang akan memberikan efek ginjal rusak. Lalu apakah rusaknya ginjal tersebut terjadi karena pengaruh obat atau karena tekanan darah tingginya tidak terkontrol dengan baik? Apakah mungkin pula disebabkan karena ia hanya mengonsumsi obat-obatan tersebut dan tidak melakukan pemeriksaan berkala tentang penyakit yang dialaminya.

Minum Obat Secara Teratur itu Penting!

Sama halnya dengan kendaraan yang harus diisi bensin agar dapat dipakai berkendara, seseorang harus diberi nutrisi yang cukup agar metabolisme tubuhnya dapat bekerja dengan baik dan ia dapat melakukan aktrivitas sehari-hari, mulai dari aktivitas yang paling ringan sampai yang berat. Rasa sakit kepala, kebas atau kesemutan merupakan beberapa bentuk penanda yang menunjukkan bahwa ada beberapa bagian dari tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya hambatan dalam penghantaran nutrisi ke jaringan yang ada di dalam tubuh. Apabila jaringan-jaringan tersebut tidak mendapat nutrisi yang cukup, maka dapat mengakibatkan kerusakan organ seperti ginjal, mata, dan masih banyak organ lain. Nutrisi diperoleh dari makanan dan minuman yang Anda konsumsi, yang kemudian dicerna dan diserap dalam saluran cerna dan dihantarkan menuju jaringan-jaringan dalam tubuh melalui aliran darah. Adapun dalam penghantaran ini dibutuhkan saluran yang baik (pembuluh darah yang elastis)  dan pompa dari jantung yang baik pula. Apabila dinding pembuluh darah tidak elastis lagi oleh karena adanya penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah (arterosklerosis), maka untuk dapat mencapai sel-sel yang berada di perifer (ujung), dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi. Hal ini didapatkan dalam bentuk tekanan darah yang meningkat. Dalam usaha meningkatkan hantaran nutrisi, oleh karena dinding pembuluh yang tidak elastis ini, maka jantung harus bekerja lebih keras. Seperti halnya seseorang yang berlatih angkat beban, akan terjadi pembesaran otot-otot yang digunakan. Pada jantung, karena harus berkerja keras terus menerus melawan tahanan dari pembuluh darah yang tinggi karena dinding yang kaku, maka akan terjadi penebalan otot jantung yang diikuti pelebaran rongga dalam jantung agar darah yang dipompa lebih banyak. Orang awam biasa menyebutnya dengan pembesaran jantung. Semakin besar jantung, kemampuan memompa akan semakin berkurang, sehingga lama-lama dapat terjadi bendungan dan gagal jantung (jantung tidak mampu lagi melakukan fungsi pompa). Pada kondisi ini, dapat didapati sesak atau cepat lelah saat beraktivitas.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Seperti yang sudah diuraikan di atas , bahwa bila tekanan darah tinggi tidak diobati, maka dapat berakibat kerusakan organ. Oleh karena itu tekanan darah yang tinggi ini sebaiknya ditanggulangi dengan menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. Adapun saat ini banyak jenis obat penurun tekanan darah di pasaran. Masing-masing mempunyai cara kerja dan waktu paruh yang berbeda-beda. Untuk dapat bekerja dengan baik, maka diperlukan kadar tertentu dalam darah, hal ini dipengaruhi oleh waktu paruh obat. Waktu paruh inilah yang membedakan mengapa ada obat yang harus diminum satu kali sehari, sementara yang lain dua atau tiga kali sehari. Apabila obat yang waktu paruhnya diminum hanya satu kali sehari, maka ada waktu dimana kadar obat dalam darah tidak mencukupi untuk dapat menurunkan tekanan darah dengan optimal, sehingga tekanan darah naik lagi. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka lama-lama dapat terjadi kerusakan dinding pembuluh darah yang kemudian dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah, seperti contoh kasus stroke di atas.

Lalu kenapa perlu dilakukan pemeriksaan berkala ke dokter?

Penyakit darah tinggi merupakan salah satu bentuk penyakit degeneratif, artinya penyakit ini terjadi salah satunya karena manusia senantiasa menjadi tua. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan tekanan darah berkala sebagai bentuk penyesuaian dosis obat atau penggantian jenis obat setelah beberapa waktu penggunaan. Hal ini karena semua organ di tubuh juga ikut menua, sehingga evaluasi fungsi organ seperti jantung, ginjal, dan hati perlu dilakukan setelah beberapa tahun. Apabila tidak ditatalaksana dengan baik, maka kerusakan organ-organ di atas dapat terjadi lebih cepat, terutama kerusakan ginjal. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa Tuhan sudah menciptakan manusia dengan penanda bahaya seperti rasa nyeri. Lalu mengapa pada pasien dengan tekanan darah yang tidak terkontrol, seringkali tidak didapati lagi keluhan seperti sakit kepala atau tengkuk terasa berat? Hal ini terjadi karena sistem “alarm” yang sudah rusak karena kekurangan nutrisi jangka panjang. Wah.. seram sekali bukan? Untuk itu ada baiknya selalu ingatkan orang-orang dengan tekanan darah tinggi disekitar Anda, bahwa konsumsi obat penurun tekanan darah yang tidak teratur dapat membahayakan tubuhnya.