Dermatitis merupakan peradangan kulit yang biasanya ditandai dengan ruam bengkak pada kulit yang terasa gatal. Kondisi yang satu ini tidak menular, namun dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan percaya diri. Meski tidak menular, Kamu juga perlu lho mengetahui lebih dalam seputar dermatitis ini. 

 

Dikutip dari MayoClinic, kulit yang terpengaruh oleh dermatitis dapat melepuh, bernanah, berkerak atau mengelupas. Contoh dari dermatitis ialah dermatitis atopik (eksem), ketombe, dan ruam yang disebabkan oleh kontak dengan berbagai zat, seperti sabun ataupun perhiasan logam. 

Baca juga: Atopik Dermatitis Bukan Penyakit Kulit Biasa

  

Gejala Dermatitis

Setiap jenis dermatitis mungkin dapat terlihat berbeda-beda dan cenderung terjadi di bagian tubuh yang berbeda pula. Gejala umum berdasarkan jenis dematitis meliputi:

  • Dermatitis Atopik (Eksem). Biasanya muncul pada saat bayi, ruam yang merah dan gatal ini terjadi pada kulit bagian di dalam siku, di belakang lutut dan di depan leher. Saat tergores, ruam dapat mengeluarkan cairan dan berkerak. Orang dengan eksem dapat mengalami perbaikan kondisi dan kemudian kambuh.
  • Dermatitis Kontak. Ruam ini muncul pada area kulit yang terkena kontak dengan zat pemicu iritasi kulit atau penyebab reaksi alergi, seperti sabun dan essential oil. Ruam merah dapat terasa terbakar, perih atau gatal. Lepuhan bisa juga muncul.
  • Dermatitis Seboroik. Kondisi ini menyebabkan bagian bersisik, kulit merah, dan ketombe yang membandel. Biasanya kondisi ini menyerang area yang berminyak pada tubuh, seperti wajah, dada bagian atas, dan punggung. Kondisi dapat berjangka panjang dengan periode remisi dan kambuh. Pada bayi, gangguan ini disebut cradle cap.

 

Nah, kalau Kamu mengalami tanda-tanda di atas atau pertanyaan lainnya, cobalah konsultasikan dengan dokter. Tubuh setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, segera ke dokter untuk menangani masalah kesehatan yang Kamu alami.







Penyebab Dermatitis

Beberapa hal, seperti kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, dan iritan (yang menyebabkan iritasi) dapat menyebabkan berbagai jenis dermatitis, seperti:

  • Dermatitis Atopik (Eksem). Jenis dermatitis ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kulit kering, variasi gen, disfungsi sistem imun, bakteri pada kulit dan faktor lingkungan.
  • Dermatitis Kontak. Kondisi ini berasal dari kontak langsung terhadap salah satu iritan atau alergen, seperti perhiasan berbahan nikel, produk pembersih, parfum, kosmetik, dan bahkan pengawet pada krim atau losion.
  • Dermatitis Seboroik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh jamur (fungus) yang berada pada sekresi minyak di kulit. Orang dengan dermatitis seboroik dapat menyadari kondisi mereka yang tergantung pada musim.

 

Baca juga: 5 Masalah Kulit yang Bisa Diatasi dengan Laser

  

Faktor Risiko Dermatitis

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko mengembangkan berbagai jenis dermatitis ini, seperti:

  • Usia. Dermatitis dapat muncul pada usia berapapun, namun dermatitis atopik (eksem) biasanya muncul pada bayi.
  • Alergi dan Asma. Orang dengan riwayat keluarga terhadap eksem, alergi, atau asma lebih mungkin terkena dermatitis atopik.
  • Pekerjaan. Pekerjaan yang melakukan kontak dengan logam, pelarut, atau produk pembersih tertentu meningkatkan risiko terhadap dermatitis kontak. Orang yang bekerja di bidang kesehatan juga sering terkena eksem tangan.
  • Kondisi Kesehatan Tertentu. Kamu mungkin berisiko tinggi terhadap dermatitis seboreik jika memiliki salah satu dari kondisi masalah kesehatan, seperti gagal jantung kongestif, penyakit Parkinson, dan HIV.

  

Bagaimana Cara Mendiagnosis Dermatitis?

Untuk mengetahui kondisi dermatitis yang dialami, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan berbagai tes. Dokter juga dapat melakukan uji tempel pada kulit. Jenis tes tersebut paling bagus dilakukan setidaknya 2 minggu setelah dermatitis menghilang dan paling berguna untuk melihat alergi kontak tertentu.

 

Baca juga: Kulit Kepala Kering? Atasi dengan Bahan Alami Ini!

 

Bagaimana Cara Mengatasi Dermatitis?

Penanganan dermatitis tergantung pada penyebab dan kondisi yang dialami. Oleh karena itu, selalu konsultasikan pada dokter untuk pengobatan terbaik. Selain itu, pengobatan dermatitis dapat meliputi:

  • Mengoleskan krim kortikosteroid
  • Mengoleskan krim atau losion tertentu yang mempengaruhi sistem imun (calcineurin inhibitors)
  • Memaparkan area terkena dengan cahaya alami atau buatan yang dikendalikan (phototherapy)

 

Selain itu, berikut beberapa hal yang bisa Kamu lakukan untuk mengendalikan dermatitis:

  • Batasi waktu mandi. Batasi mandi 5 hingga 10 menit. Gunakan air hangat dibandingkan air panas. Bath oil juga dapat membantu.
  • Gunakan pembersih tanpa sabun, atau menggunakan sabun yang lembut. Pilihlah pembersih tanpa pewangi dan sabun, atau kalau harus pakai sabun gunakanlah yang ringan. Beberapa sabun dapat mengeringkan kulit.
  • Keringkan tubuh dengan hati-hati. Setelah mandi, gosok kulit dengan cepat dengan telapak tangan, atau tepuk-tepuk kulit dengan handuk yang halus.
  • Lembapkan kulit. Saat kulit masih basah, lembapkan kulit dengan minyak atau krim.
  • Hindari penyebab iritasi. Khususnya untuk dermatitis kontak, cobalah untuk meminimalkan kontak langsung dengan penyebab yang menimbulkan ruam.

 

Sekarang, Kamu jadi mengetahui lebih jelas deh seputar dermatitis, mulai dari jenisnya dan penyebabnya. Namun, perlu diingat, kalau Kamu mengalami gejala yang kunjung tidak bisa ditangani sendiri, segeralah menemui dokter. (TI/AY)

 

masker berbahaya untuk kulit