Jika Mums dan Dads sudah dikaruniai putra atau putri, mungkin ada keinginan untuk tambah anak lagi. Namun, kapan ya waktu yang tepat untuk punya anak lagi dan berapa jarak usia ideal antar anak pertama atau kedua?

 

Kapan Waktu yang Tepat untuk Punya Anak Lagi?

Ada beberapa orang tua yang memutuskan punya anak lagi dengan jarak usia yang tidak terlalu jauh dari anak pertama. Ada yang beralasan supaya lelahnya sekalian, ada pula yang ingin anak pertama punya teman bermain. Namun, tidak sedikit pula orang tua yang memutuskan untuk tambah anak setelah anak pertama sedikit lebih besar karena masih ingin fokus mengurus anak pertama. 

 

Sebenarnya, kapan sih waktu yang ideal untuk punya anak lagi? Menurut Psikolog Efnie Indrianie, M.Psi., kita perlu memahami dulu kebutuhan biologis dasar seorang anak. Pada dua tahun pertama kehidupan anak, ia butuh mendapatkan ASI dari ibunya.

 

Namun, tidak hanyak berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, proses menyusui juga memberikan rasa aman, nyaman, diterima, dan kehangatan kepada anak melalui dekapan dan pelukan yang diberikan. Nah, kebutuhan dasar ini perlu dipenuhi secara keseluruhan karena berkaitan dengan pembentukan kepribadian anak ketika dewasa kelak. Jadi jika bicara kapan sebaiknya punya anak lagi, disarankan setidaknya anak pertama sudah berusia 2 tahun atau lebih.

 

Baca juga: Setelah Menikah, Baiknya Langsung Punya Anak atau Menunda Dulu?

 

Apa Manfaat bagi Pasangan Memberi Jarak untuk Punya Anak Lagi?

Tidak hanya bagi anak, pasangan pun mendapatkan manfaat dari memberi jarak antar anak ketika akan punya anak lagi. Pasalnya, berdasarkan beberapa kajian yang berkaitan dengan pernikahan, ujar Efnie, sering dikatakan bahwa lima tahun pertama pernikahan merupakan tahun-tahun krusial untuk beradaptasi dengan satu sama lain.

 

Walaupun sebelum menikah Mums dan Dads sudah dekat dan menjalin hubungan, masih ada beberapa hal dalam diri masing-masing yang masih ditutupi. Ketika sudah hidup bersama, maka kepribadian yang tadinya tertutupi akan terlihat, yang terkadang dapat menimbulkan syok tersendiri bagi satu sama lain. Jadi, pasangan perlu energi untuk menyelaraskan hal tersebut.

 

Sedangkan ketika punya anak, apalagi bila lebih dari satu, energi akan habis dicurahkan kepada anak untuk memenuhi kebutuhannya, seperti perhatian, kasih sayang, finansial, dan sebagainya.

 

“Jadi, makanya memberikan jarak dari anak pertama dan kedua itu untuk menjaga mental health (kesehatan mental) orang tuanya. Anak kan memiliki mental health yang baik apabila kedua orang tuanya juga memiliki mental health yang baik,” terang Efnie yang juga berprofesi sebagai Dosen Fakultas Psikologi di Universitas Kristen Maranatha.

 

 

Apa yang Harus Dipersiapkan Pasangan Jika Ingin Punya Anak Lagi?

Ketika akan tambah anak, biasanya pasangan berfokus pada persiapan finansial. Namun, Efnie menyebutkan bahwa kesiapan finansial tidak selalu menjadi jaminan. “Pada umumnya, mindset kita akan tertuju ke sana. Sebenarnya, lebih dari itu. Kadang-kadang tidak sedikit secara finansial mereka mampu, tapi hadirnya anak kedua malah bisa jadi pemicu masalah dalam relationship,” jelasnya.

 

Seharusnya, yang paling awal dan penting untuk dilakukan adalah bicara dulu dari hati ke hati. Jauh dari lubuk hati yang terdalam, cek apakah masing-masing sudah siap punya anak lagi atau belum. Satu sama lain pun perlu untuk saling mendengarkan.

 

Kehadiran anak kedua dengan karakter yang berbeda tentunya akan memunculkan stres dan krisis baru, sehingga akan dibarengi rasa khawatir. Itu adalah hal yang wajar. Namun, bila ketika berdiskusi masih ada kata-kata seperti, “Aku mau tambah anak lagi, tapi…” maka tandanya masih banyak syarat ketentuan berlaku, yang menandakan salah satu pasangan belum siap.

 

“Kalau tidak banyak syarat ketentuan berlaku, berarti setidaknya ketika ada hal-hal baru dari transisi dari kehadiran anak baru, pasangan sudah lebih siap. Kalau deep in heart sudah mengatakan, ‘Ok, aku siap apa pun konsekuensinya’, Nah, itu berarti fisik, mental, dan spiritualnya ready,” ungkap Efnie.

 

Baca juga: Mau Cepat Punya Anak? Ini Makanan untuk Meningkatkan Kesuburan Pria!

 

Menyiapkan Anak Pertama Ketika Akan Punya Anak Lagi

Idealnya, orang tua perlu mengajak anak pertama untuk mengobrol perihal keinginan punya anak lagi sejak merencanakan kehamilan. Pasalnya, tipe kepribadian sangatlah bervariatif. Bisa jadi, anak pertama Mums dan Dads senang saat seluruh perhatian tercurah kepadanya. Dengan memberikan pengertian kepada anak sejak awal, ia tidak merasa menerima kehadiran adik barunya kelak sebagai sebuah keharusan dan memiliki kecemburuan kepada adiknya.

 

Mums bisa mengajak anak menonton film kartun atau membacakan buku cerita yang mengisahkan tentang kakak dan adik atau terdapat karakter bayi di dalamnya. Setelah itu, cobalah melontarkan pertanyaan dan berikan pengertian tentang hal-hal menyenangkan bila ia memiliki adik, seperti:

  • “Adik bayinya lucu ya, Dek? Adek mau enggak punya adik bayi?”
  • “Kalau nanti ada adik bayi, Adek punya teman di rumah, yang bisa Adek ajak bermain bersama. Adek punya sahabat baru, deh!”

 

Baca juga: Punya Anak Tanpa Direncanakan? Begini Cara Menghadapinya

 

Anak Perempuan Lebih Cepat Beradaptasi Menjadi Kakak!

Menariknya, ternyata jenis kelamin anak memengaruhi kesiapannya menjadi seorang kakak lho, Mums! Efnie menyebutkan anak perempuan akan jauh lebih siap dan lebih cepat beradaptasi untuk menjadi seorang kakak ketimbang anak laki-laki. Biasanya, anak laki-laki cenderung protes dulu di awal-awal ketika diberitahu akan punya adik.

 

Kematangan fungsi otak anak perempuan memang lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki. Tidak hanya itu, perangkat komponen dari organ tubuh wanita memang sejak awal sudah disiapkan menjadi ibu, terlepas apakah setelah dewasa ia memutuskan untuk punya anak atau tidak. “Jadi, naluri bawaan terkait fungsi biologis tubuh dan sistem kerja otak anak perempuan lebih siap untuk menerima peran mengasuh, merawat, dan mendampingi adiknya,” jelas Efnie. (AS)

 

Baca juga: 7 Masalah Psikologis yang Perlu Diselesaikan Sebelum Memutuskan Memiliki Anak