Air ketuban memiliki banyak fungsi penting dan vital untuk perkembangan janin. Jika jumlah air ketuban di dalam rahim terlalu sedikit, komplikasi bisa saja terjadi. Apakah Mums sudah benar-benar tahu fungsi air ketuban? Jangan hanya tahu karena mendengar istilahnya saja Mums, yuk mengenal air ketuban lebih jauh!

 

Saat janin tumbuh dan berkembang di dalam rahim, ia dikelilingi oleh cairan yang berada di kantung ketuban dan memiliki 2 membran atau selaput, yaitu amnion dan chorion. Awalnya, cairan ketuban terdiri dari air yang diproduksi oleh Mums. Namun saat memasuki usia kehamilan 20 minggu, air ketuban juga tercampur dengan urine janin.

 

Baca juga: Mums, Waspadai Air Ketuban Tidak Normal!

 

Air ketuban juga mengandung komponen penting, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi. Saat air ketuban berwarna hijau atau cokelat, ini menunjukkan bahwa janin telah mengeluarkan mekonium. Mekonium merupakan feses pertama bayi. Normalnya, ini akan keluar 24 jam pertama setelah bayi dilahirkan. Jika bayi sudah mengeluarkan mekonium ketika berada di dalam kandungan, berpotensi menyebabkan masalah pernapasan, seperti meconium aspiration syndrome.

 


Lalu, Apa Fungsi Air Ketuban di Dalam Tubuh?

Air ketuban memiliki banyak fungsi, seperti:

  • Melindungi janin di dalam kandungan. Air ketuban berperan melindungi janin dan menjaganya tetap aman dari tekanan dari luar.
  • Mengontrol suhu janin. Air ketuban mengisolasi janin dan mengontrol suhu normal agar janin dalam kandungan tetap hangat.
  • Mengendalikan infeksi. Seperti diketahui, air ketuban memang mengandung antibodi yang dapat melawan infeksi sekaligus melindungi janin.
  • Membantu perkembangan paru-paru dan sistem pencernaan. Dengan bernapas dan menelan cairan ketuban, janin berlatih menggunakan otot-otot paru-parunya.
  • Membantu perkembangan otot dan tulang. Saat janin bebas bergerak di dalam kandungan, hal ini dapat memberikan kesempatan padanya untuk mengembangkan otot dan tulang dengan baik.
  • Sebagai pelumas dan mencegah bagian tubuh, seperti jari-jari tangan dan kaki tumbuh menempel.
  • Mendukung tali pusat. Dengan adanya air ketuban, tali pusat pada rahim tidak tertekan. Dengan begitu, anin mendapatkan asupan makanan dan oksigen yang cukup dari plasenta.

 

Baca juga: Ibu Hamil, Waspada dan Antisipasi Ketuban Pecah Dini!


Gangguan Umum yang Mungkin Terjadi pada Air Ketuban

Mums mungkin mengalami jumlah air ketuban yang banyak ataupun sangat sedikit. Adapun gangguan umum yang dapat memengaruhi air ketuban, yaitu:

  • Oligohidramnion adalah kondisi cairan ketuban terlalu sedikit. Oligohydramnios dapat terjadi pada kondisi membran yang sobek, masalah pada plasenta, preeklampsia, diabetes, lupus, ataupun adanya kelainan pada janin.
  • Polyhydramnios adalah kondisi di mana jumlah air ketuban berlebih. Selain itu, gangguan janin yang dapat menyebabkan kondisi ini, seperti gangguan pencernaan atresia duodenum atau esofagus, gangguan pertumbuhan tulang, masalah denyut jantung janin, infeksi, ataupun kelainan pada paru-paru janin. Diabetes gestasional juga dapat meningkatkan risiko.
  • Ketuban pecah dini adalah kondisi air ketuban sudah keluar sebelum waktunya bersalin. Terkadang, ketuban yang pecah dini ini tampak seperti air seni. Jika cairan tidak berwarna dan tidak berbau, itu berarti air ketuban. Sedangkan, jika cairan berwarna hijau, kecokelatan, atau berbau busuk, ini bisa mengindikasikan adanya mekonium atau infeksi. Jika mengalami kondisi tersebut, segeralah mencari bantuan medis.

 

Baca juga: Mengenal Emboli Air Ketuban, Bahaya yang Mengincar Ibu Melahirkan

 

Sekarang Mums jadi lebih tahu kan seputar air ketuban? Jika Mums mengalami masalah atau gangguan yang berhubungan dengan kehamilan, segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin, ya. Mums bisa mencari dokter yang ada di sekitar Mums dengan memanfaatkan fitur Direktori Dokter di GueSehat.com. Caranya cukup klik di sini! (TI/AS) 

 

Sumber:

Smith, Lori. 2018. What’s to Know about Amniotic Fluid?. [online]. Medical News Today.