Pernahkah Geng Sehat dilarang makan gorengan karena sedang sakit tenggorokan? Atau pernahkan Geng Sehat makan gorengan di suatu tempat, setelah itu tenggorokan Geng Sehat tidak enak, padahal biasanya tidak apa-apa? Benarkah gorengan penyebab sakit tenggorokan atau batuk? Yuk, kita bahas bersama-sama!

 

Sebenarnya, alasan mengapa gorengan dapat menyebabkan batuk bukanlah karena bahan makanannya, melainkan karena minyak yang digunakan berulang kali, atau lebih umum disebut dengan minyak jelantah.

 

Ketika minyak dipanaskan mencapai titik asapnya, kandungan lemak dalam minyak tersebut membentuk senyawa yang disebut akrolein. Akrolein inilah yang bertanggung jawab dalam menyebabkan kita batuk, karena sifatnya berupa iritan.

Baca juga: Dampak Bahaya Makan Gorengan

 

Akrolein bersifat toksik dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Walaupun demikian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa akrolein masih dapat ditoleransi tubuh sebanyak 7,5 mikrogram per kilogram berat badan. Jadi walaupun terdapat akrolein dalam kentang goreng, kadarnya biasanya sangat sedikit sekali.

 

Apa hubungannya akrolein dengan minyak jelantah? Ketika minyak baru pertama kali digunakan dan mencapai titik asapnya, terbentuklah sedikit akrolein. Kemudian minyak digunakan kembali, mencapai titik asapnya lagi. Jadi, akrolein akan terus terbentuk dan jumlahnya di dalam minyak semakin bertambah.

 

Ini akan terjadi terus-menerus apabila minyak tersebut digunakan berulang-ulang atau yang kita sebut minyak jelantah. Ketika kita mengonsumsi gorengan yang digoreng menggunakan minyak jelantah, sebagian akrolein akan ikut termakan karena minyak yang terserap dalam bahan makanan. Akrolein tersebut akan mengiritasi tenggorokan kita. Selain akrolein, gorengan yang digoreng kering dan memiliki tekstur yang kasar juga dapat menjadi penyebab tenggorokan kita mengalami iritasi.

Baca juga: Tips Memilih Obat Batuk

 

Maka dari itu, lebih baik menggoreng makanan sendiri di rumah, yang dapat dipastikan minyak goreng yang digunakan adalah minyak baru. Perhatikan pula penggunaan minyak goreng dengan titik asap yang tinggi. Sebagai perbandingan, suhu minyak yang dibutuhkan untuk menggoreng rendam (deep fried) adalah 160°C sampai 200°C. Sedangkan untuk menumis adalah sekitar 120°C.

 

Minyak goreng terbaik untuk menggoreng rendam (berdasarkan titik asapnya) adalah minyak biji alpukat (270°C), minyak kanola (190°C-230°C), minyak jagung (230°C-238°C), dan minyak zaitun (199°C–240°C). Titik asap ini dapat berbeda, tergantung pada tingkat kemurniannya. Jangan lupa, minyak juga seringkali memberikan rasa dan aroma yang tidak cocok dengan bahan makanan yang kita gunakan.

Baca juga: Batuk Tidak Kunjung Sembuh? Mungkin Ini Penyebabnya!