Anak Remaja Merasa Gemuk, Apa yang Perlu Mums Lakukan?
Masalah body image cukup banyak dialami remaja, khususnya remaja perempuan. Lalu, apa sih yang bisa Mums lakukan kalau anak remaja merasa gemuk? Berikut penjelasannya!
Nama Paten :
Sikzonoate, Anatensol
(http://pionas.pom.go.id/monografi/flufenazin-hidroklorida)
Kondisi kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Maka dari itu, orang-orang yang mengalami gangguan mental seperti skizofrenia memerlukan perawatan serta pengobatan yang tepat sesegera mungkin. Salah satu jenis obat yang biasa digunakan dalam perawatan pengidap gangguan mental atau psikotik ini adalah fluphenazine.
(https://www.drugs.com/mtm/fluphenazine.html)
Fluphenazine merupakan obat antipsikotik yang termasuk ke dalam golongan obat phenothiazine. Obat ini bekerja dengan cara mengubah aksi senyawa kimia di otak.
(https://www.drugs.com/mtm/fluphenazine.html)
Selain mengobati gangguan psikotik, fluphenazine juga memiliki beberapa efek samping yang harus diperhatikan, seperti tardive dyskinesia (gangguan medis berupa gerakan yang tidak terkendali pada lidah, bibir, dan wajah), rasa kantuk berlebih, konfusi mental, hipotensi, hiperprolaktinemia yang berujung pada galaktorea (keluarnya air susu dari puting di luar masa menyusui) dan amenorea (tidak haid) pada wanita, kehilangan libido, impotensi dan sterilitas pada pria, reaksi alergi, penyakit kuning, serta pigmentasi kulit.
Ada pula beberapa efek samping yang berpotensi fatal, seperti agranulositosis (kondisi ketika sumsum tulang gagal membentuk granulosit, jenis sel darah putih yang membantu melawan infeksi) serta sindrom neuroleptik maligna (sindrom yang terjadi akibat komplikasi serius dari penggunaan obat antipsikotik).
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fluphenazine/?type=brief&mtype=generic)
Ada beberapa aturan pemakaian yang perlu diperhatikan pengidap gangguan psikotik jika ingin menggunakan obat ini, di antaranya:
1) Ikuti petunjuk pemakaian sesuai dengan yang diresepkan. Jangan menggunakan obat ini dengan dosis lebih besar atau lebih kecil daripada yang direkomendasikan.
2) Jangan menghentikan penggunaan fluphenazine secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang karena akan menyebabkan gejala ketergantungan. Konsultasikan dengan dokter untuk menghindari gejala ketergantungan saat menghentikan pengobatan fluphenazine.
3) Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil menggunakan fluphenazine. Jika terdeteksi hamil setelah menjalani pengobatan fluphenazine, jangan menghentikan pengobatan tanpa anjuran dari dokter.
4) Konsultasikan dahulu sebelum ibu menyusui menggunakan obat fluphenazine.
5) Simpan fluphenazine pada suhu kamar, jauhkan dari tempat lembap, panas, dan terkena matahari langsung. Jangan membekukan fluphenazine cair dalam freezer.
(https://www.drugs.com/mtm/fluphenazine.html)
Fluphenazine tersedia dalam bentuk oral dan injeksi. Setiap sediaan ini memiliki anjuran dosis yang berbeda, seperti berikut:
1. Dosis awal sediaan oral untuk mengobati gangguan mania, psikosis, dan skizophrenia adalah 2,5-10 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi. Dosis pemeliharaan adalah 1-5 mg/hari dan dosis maksimal adalah 20 mg/hari. Sedangkan dosis terapi tambahan untuk mengobati kecemasan parah atau gangguan perilaku adalah 1-2 mg 2 kali sehari jika dibutuhkan.
2. Dosis awal sediaan injeksi untuk engobati gangguan mania, psikosis, dan skizofrenia dalam bentuk senyawa dekanoat adalah 12,5 mg. Sesuaikan dosis dan interval pemberian obat sesuai dengan respons pasien. Dosis pemeliharaan adalah 12,5-100 mg per 2-6 minggu.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fluphenazine/?type=brief&mtype=generic)
Fluphenazine dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat-obatan berikut:
1) Fluphenazine dapat mengurangi efek antihipertensi dari guanethidine, methyldopa, dan clonidine.
2) Fluphenazine dapat memicu keracunan lithium.
3) Ketersediaan fluphenazine dalam darah dapat menurun jika diberikan bersamaan dengan antasida.
4) Fluphenazine meningkatkan risiko aritmia (denyut jantung tidak teratur) saat digunakan bersamaan dengan obat yang dapat memperpanjang interval QT.
5) Fluphenazine dapat menyebabkan gangguan elektrolit saat digunakan bersamaan dengan diuretik.
6) Fluphenazine dapat meningkatkan efek CNS depresan jika digunakan bersamaan dengan alkohol, barbiturat, hipnotik, sedatif, opiat, dan antihistamin. Ini dapat berpotensi fatal.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fluphenazine/?type=brief&mtype=generic)
Direktori