Chlorpheniramine

Chlorpheniramine Obat Apa?

Nama Paten :

Aditusin, Aficitom, Afimol, Alco, Alermax, Allergen, Alleron, Anacetine Plus, Anakonidin, Anakonidin OBH, Anaton, Antiza, Betaflu, Bisolvon Flu, Bodrexin Flu dan Batuk, Bodrexin Pilek Alergi, Bonaflu, Brochifar, Brochifar Plus Kaplet, Brocon, Bycolen, Calorex, Calortusin, Ceteme, CTM, Citocetin, Cohistan, Contrex Flu dan Pilek, Coparcetin, Corhinza, Decolgen, Decolsin, Decotan, Dehista, Derosil, Dexophan, Dextral, Dextrosin, Dexyl, Elsiron, Emflu, Emtusin, Erpha Flu, Extra-Flu, Farapon, Ficolsin, Fimeton, Flucadex, Flucella, Flucodin, Fludane, Flukol X-Tra, Flunadin, Flunax, Flurin, Flutamol, Flutocop, Frigrip, Glynasin, Gunacold, Heroflu, Hufagripp BP, Hufagripp Forte, Hufaphenon, Hustadin, Ifarsyl, Inza, Itrabat, Jetcol, Kafsir Plus, Kiddybat, Kidikol, Kofiren, Komix, Kontrabat, Lodecon, Lodecon Forte, Mesaflukin, Mextril, Mextril Antitusif, Migon, Nalgestan, Nasamex Forte, Nellco Special OBH, Neo Ultradin, Neozep Forte, New Chlorkol, Novatusin, Obat Batuk Popalex, Obatine, OBH Combi Anak, OBH Erla, OBH FM, OBH Indoplus, OBH Nelco Plus, Omecold, Orphen, Oskadon Flu, Panadol Cold & Flu, Paraflu, Paranomin, Paratenza, Pasaba, Baby Cough Expectorant, Pasaba Cough & Flu, Pectorin, Pehaclor, Pilexal, Pimtrakol, Pinkid's Cough Suspensi, Poncolin, Poncolin D, Ponflu, Procold, Rhinos Junior, Selmetor, Solafluz, Supraflu, Tecorin, Tera-F, Termorex Plus, Ternix Plus Sirup, Tiramin, Tranabat, Tranaflu, Transifar, Tusselix, Tussigon, Tuzalos, Ultraflu, Ultraflu Extra, Vipcol, Wicold, Ye Dan To, Yekaflu, Yekagrip, Zecamex.
(ISO vol. 50)

Penggunaan

Chlorpheniramine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi hidung berair, bersin-bersin, gatal-gatal, dan mata berair. Gejala-gejala tersebut umumnya disebabkan oleh alergi, pilek, atau flu.

Cara Kerja Obat

Chlorpheniramine termasuk golongan obat antihistamin. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi efek dari histamin alami yang ada dalam tubuh. Histamin sendiri dapat menyebabkan gejala bersin-bersin, gatal-gatal, mata berair, dan hidung meler.

Efek Samping

Setiap obat pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Segera periksa ke dokter kalau Kamu mengalami reaksi terentu setelah menggunakan chlorpheniramine. Beberapa efek samping yang perlu diwaspadai dari obat ini di antaranya reaksi alergi seperti kulit kemerahan, bentol-bentol, gatal-gatal, bengkak, kulit terkelupas disertai demam atau tanpa demam, bersin-bersin, sesak di dada atau tenggorokan, kesulitan bernapas, menelan, berbicara, rasa serak yang tidak biasa, atau pembengkakan pada mulut, wajah, lidah, dan tenggorokan.

 

Baca juga: Batuk Pilek pada Ibu Hamil

Pemakaian Obat

Dalam menentukan pemakaian obat, risiko dan keuntungannya harus ditimbang dan diperhatikan dengan matang. Keputusannya akan dibuat oleh dokter. Biasanya, chlorpheniramine digunakan sebentar saja, sampai gejala alergi hilang.

 

Jangan konsumsi obat ini lebih dari 7 hari berturut-turut. Sebaiknya periksa ke dokter kalau kondisi Kamu tidak membaik setelah 7 hari mengonsumsi chlorpheniramine. Beritahukan pula kepada dokter jika Kamu mengalami demam disertai sakit kepala atau kulit kemerahan.

 

Jangan menggerus, mengunyah, atau memecahkan tablet lepas lambat chlorpheniramine. Minumlah tablet secara utuh. Pasalnya, memecahkan tablet bisa menyebabkan terlalu banyak obat yang terlepas satu kali secara bersamaan.

 

Selalu tanyakan kepada dokter sebelum memberikan obat batuk atau pilek untuk anak-anak, termasuk chlorpheniramine. Pasalnya, penggunaan obat batuk dan pilek yang tidak tepat pada anak yang terlalu kecil dapat menyebabkan kematian.

 

Konsultasikan juga dengan dokter jika wanita hamil mau menggunakan chlorpheniraminei. Obat ini juga dapat terserap ke dalam ASI dan membahayakan bayi, serta dapat memperlambat produksi ASI. Jadi, konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum wanita menyusui mengonsumsi chlorpheniramine.

 

Untuk penyimpanannya, simpan chlorpheniramine pada suhu ruangan serta jauhkan dari tempat lembap dan panas. Untuk chlorpheniramine dalam bentuk cair, jangan biarkan sampai membeku.

Dosis

Dosis chlorpheniramine pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan kemasan obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.

 

Jumlah dosis chlorpheniramine yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu gunakan setiap hari, jarak waktu antara penggunaan obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.

 

Dosis dewasa
1) Untuk terapi alergi rhinitis, common cold, urtikaria (biduran), dan reaksi alergi, obat yang digunakan dalam bentuk tablet atau sirup. Dosisnya sekitar 4 mg setiap 4-6 jam. Jika diberikan tablet lepas lambat, maka dosisnya 8-16 mg setiap 8-12 jam sesuai kebutuhan atau 16 mg sekali sehari sesuai kebutuhan. Dosis maksimalnya 32 mg per hari.
2) Untuk terapi reaksi alergi (sediaan injeksi), dosisnya 10-20 mg melalui suntikan intravena, intramuskular, atau subkutan dalam dosis tunggal. Dosis maksimalnya 40 mg per hari.

 

Dosis anak-anak untuk terapi alergi rhinitis, common cold, urtikaria (biduran), dan reaksi alergi:
1) 3-5 bulan (sirup lepas lambat): 0,5 mg setiap 12 jam.
2) 6-8 bulan (sirup lepas lambat): 1 mg setiap 12 jam.
3) 9-18 bulan (sirup lepas lambat): 1-1,5 mg setiap 12 jam.
4) 18 bulan-6 tahun (sirup lepas lambat): 2 mg setiap 12 jam.
5) 2-5 tahun (tablet atau sirup): 1 mg setiap 4-6 jam. Jika diberikan tablet lepas lambat, dosisnya 2 mg 2 kali sehari, tidak melebihi 8 mgdalam 24 jam. Dosis maksimalnya 6 mg per hari.
6) 6-11 tahun (tablet atau sirup): 2 mg setiap 4-6 jam. Bisa juga diberikan tablet lepas lambat dengan dosis 4-8 mg 2 kali sehari, tidak melebihi 16 mg dalam 24 jam, atau 8 mg sebelum tidur sesuai indikasi. Dosis maksimalnya 16 mg per hari.
7) 12 tahun atau lebih: mengikuti dosis dewasa.

Interaksi

Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap chlorpheniramine. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu gunakan sebelum menggunakan chlorpheniramine.

 

Menggunakan chlorpheniramine dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, tetapi bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik. Inilah obat-obat yang bisa berinteraksi dengan chlorpheniramine:

1) Antihistamin yang dioleskan di kulit, contohnya diphenhydramine cream, salep, dan spray.
2) Obat antispasmodik, contohnya atropine, belladona, dan alkaloid.
3) Obat untuk terapi penyakit parkinson, contohnya antikolinergik seperti benztropine dan trihexyphenidyl.
4) Obat skopolamin.
5) Obat antidepresan golongan trisiklik, contohnya amitriptyline.

 

Baca juga: Kamu Terkena Batuk Alergi atau Batuk Pilek Biasa?

 

Referensi:

ISO vol. 50

WebMD: Chlorpheniramine Maleate

drugs.com: Chlorpheniramine

Rekomendasi Artikel

Penyebab Pipi Bayi Merah dan Cara Mengatasinya

Penyebab Pipi Bayi Merah dan Cara Mengatasinya

Pipi bayi merah bisa terjadi karena dipicu oleh berbagai sebab. Beberapa di antaranya adalah tumbuh gigi, ruam kulit, eksim, alergi dengan iritan, atau dan infeksi.

Ana Yuliastanti

05 April 2024

Inilah Gejala Alergi Susu Sapi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Inilah Gejala Alergi Susu Sapi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Alergi susu sapi dapat dialami bayi yang tidak mendapatkan ASI. Biasanya ada beberapa tanda dan gejala alergi susu sapi yang Mums harus tahu. Bagaimana mengatasinya?

sanita dec

26 March 2024

Cara Menyembuhkan Batuk Tanpa Menimbulkan Rasa Kantuk Saat Bekerja

Cara Menyembuhkan Batuk Tanpa Menimbulkan Rasa Kantuk Saat Bekerja

Pelajari cara menyembuhkan batuk tanpa merasa kantuk di tengah aktivitasmu. Temukan jenis batuk, obat yang cocok, dan solusi herbal untuk pernapasan yang lebih baik

Tim PDHMI

24 October 2023

Soya Bisa Jadi Sumber Protein dan Serat untuk Anak dengan Alergi Susu Sapi

Soya Bisa Jadi Sumber Protein dan Serat untuk Anak dengan Alergi Susu Sapi

  Alergi da[at menurunkan kualitas hidup anak dan mengganggu tumbuh kembang. Kebutuhan protein dan mikronutrien pada anak dengan alergi sapi bisa didapatkan dari susu soya.

Ana Yuliastanti

22 September 2023

Polusi Udara Memperburuk Alergi pada Anak, Berikut Cara Perlindungannya!

Polusi Udara Memperburuk Alergi pada Anak, Berikut Cara Perlindungannya!

Kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini tengah disorot karena tingkat polusi yang tinggi. Penelitian menunjukkan polusi udara memperburuk alergi pada anak.

Ana Yuliastanti

14 September 2023

Mums, Alergi Bisa Picu Stunting. Atasi dengan Baik!

Mums, Alergi Bisa Picu Stunting. Atasi dengan Baik!

Studi menyatakan bahwa stunting ditemukan pada 9% anak dengan alergi makanan. Risiko semakin meningkat hingga pada kelompok anak yang didiagnosis alergi protein susu sapi.

Ana Yuliastanti

01 June 2023

Si Kecil Alergi Susu Sapi, Soya Bisa Jadi Pengganti

Si Kecil Alergi Susu Sapi, Soya Bisa Jadi Pengganti

Jika anak alergi susu sapi, salah satu alternatif pemberian nutrisi yang aman adalah formula isolat protein soya yang telah difortifikasi.

Ana Yuliastanti

27 May 2023

Kenalan dengan Sulfur Dioksida, Penyebab Kecap-Saus Indonesia Ditarik di Singapore

Kenalan dengan Sulfur Dioksida, Penyebab Kecap-Saus Indonesia Ditarik di Singapore

Baru saja beredar kabar penarikan produk kecap manis dan saus sambal ayam goreng dari brand ternama Indonesia oleh otoritas Singapore Food Agency (SFA).

Marsella Widjaja

08 September 2022

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...