Bulan suci Ramadan telah tiba, dan umat muslim mulai menjalankan ibadah puasa. Bagi para pasien dengan diabetes melitus, menjalankan ibadah puasa membutuhkan beberapa perhatian khusus.



Berkurangnya asupan makanan selama puasa dapat membuat pasien diabetes melitus menjadi lebih rentan mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah dalam tubuh di bawah normal, serta komplikasi lain dari diabetes melitus seperti diabetes ketoasidosis.



Namun, tentu saja hal ini bukan lantas membuat semua pasien dengan diabetes melitus sama sekali tidak dapat menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan ini. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar pasien dengan diabetes melitus tetap dapat menjalankan ibadah puasa namun tetap dapat menjaga kondisi diabetesnya. Kira-kira apa saja ya?

 

Baca juga: Penderita Diabetes yang Dianjurkan Tidak Berpuasa

 

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Penyandang Diabetes Saat Puasa

Agar terhindar dari risiko kesehatan selama berpuasa, terutama risiko hipoglikemia, maka penyendang diabetes harus memerhatikan hal-hal berikut ini saat berpuasa:

 

1. Pantau gula darah secara teratur, terutama pertengahan hari dan menjelang berbuka

Pasien diabetes melitus dianjurkan untuk memiliki alat cek gula darah mandiri sehingga dapat dengan rutin dan berkala mengecek kadar gula darahnya. Hal ini terutama sangat dianjurkan bagi pasien diabetes melitus tipe 1 atau tipe 2 yang membutuhkan insulin untuk mengontrol kadar gula darah mereka.

 

2. Jangan menjalankan ibadah puasa bila merasa tidak sehat

Sebaiknya penyandang diabetes memahami kondisi kesehatan dengan baik. Ada kriteria penyandang diabetes yang boleh berpuasa, dan yang tidak dianjurkan berpuasa, atau sangat dilarang.

 

Penyandang diabetes yang tidak dianjurkan bahkan dilarang berpuasa adalah

- Diabetes tipe 1 dengan kendali buruk (HbA1C > 9%)

- Sering mengalami hipoglikemia berat dalam 3 bulan terakhir menjelang Ramadhan

- Memiliki kondisi sakit akut

- Menjalani pekerjaan fisik yang berat

- Wanita dengan diabetes yang tengah hamil dengan terapi insulin

- Penyandang diabetes yang rutin melakukan hemodialisis

 

Baca juga: Penyakit yang Mungkin Terjadi Saat Puasa

 

3. Lakukan penyesuaian dosis serta jadwal pemberian obat antihiperglikemia oral dan atau insulin oleh dokter

Dokter mungkin akan melakukan penyesuaian pada obat-obatan anti diabetes yang digunakan oleh pasien selama bulan puasa. Hal ini untuk memastikan agar obat tetap dapat bekerja secara optimal, namun juga untuk menjaga agar tidak terjadi efek samping terutama hipoglikemia yang dapat membahayakan pasien.



Bagi pasien yang menggunakan insulin, biasanya regimen insulin yang dipilih adalah insulin kerja panjang, misalnya insulin glargine atau insulin detemir, yang digunakan satu kali sehari pada malam hari dengan tambahan dua dosis insulin kerja cepat seperti insulin aspart sesaat sebelum berbuka puasa dan sahur. 



Sedangkan bagi pasien yang biasa mengonsumsi obat anti diabetes oral, penyesuaian akan bergantung pada jenis obat yang biasa dikonsumsi. Bagi pasien yang mengonsumsi metformin, efek samping hipoglikemianya cukup rendah sehingga tidak terlalu dikhawatirkan menyebabkan efek samping selama jam berpuasa.

 

Penyesuaian lebih akan disesuaikan kepada waktu minum obat, jika biasanya mengonsumsi obat 3 kali sehari, maka dua pertiga total dosis harian akan diberikan sesaat sebelum berbuka dan sisanya pada saat sahur. Atau dapat juga beralih ke tablet metformin dengan pelepasan terkendali sehingga obat bisa hanya dikonsumsi sekali atau dua kali sehari saja.

 

Perhatian khusus biasanya diberikan kepada pasien dengan obat anti diabetes golongan sulfonilurea seperti glimepiride atau gliclazide sebab obat-obatan golongan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menyebabkan efek samping hipoglikemia.



4. Hindari melewatkan waktu makan atau mengkonsumsi karbohidrat atau minuman manis secara berlebihan

Diet selama berpuasa di bulan Ramadan bagi pasien diabetes melitus sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasa. Yang perlu diperhatikan adalah anjuran untuk tidak mengonsumsi secara berlebihan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan lemak pada saat berbuka puasa karena makanan-makanan ini akan lambat dicerna oleh tubuh sehingga dapat terjadi peningkatan kadar gula darah tidak terkendali sesudahnya.

 

Menambah asupan cairan juga sangat dianjurkan di jam-jam tidak berpuasa untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Aktivitas fisik sendiri masih dapat dilakukan namun dengan intensitas yang tidak terlalu berat apalagi jika dapat berisiko menyebabkan hipoglikemia.

 

5. Hindari aktifitas fisik yang berlebihan terutama saat menjelang waktu berbuka puasa

Diabestfriend tetap boleh beraktivitas fisik selama puasa, namun hindari aktivitas fisik yang berat apalagi dilakukan menjelang waktu berbuka puasa. Karena menjelang buka puasa, kadar gula darah umumnya sudah rendah. Jika melakukan aktivitas fisik, maka risiko hipoglikemia semakin tinggi.

 

6. Puasa HARUS SEGERA DIBATALKAN bila kadar gula darah kurang dari 60 mg/dL atau melebihi 300 mg/dL

Pentingnya pengukuran gula darah secara rutin adalah untuk memantau jika terjadi kondisi hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah dalam tubuh kurang dari 60-70 mg/dL. Gejala hipoglikemia antara lain badan gemetar, berkeringat dingin, pusing, dan nyeri kepala.

 

Jika pasien dengan diabetes melitus mengalami gejala tersebut dan memang saat diukur kadar gula darahnya di bawah 60-70 mg/dL, puasa sebaiknya diakhiri dan segera minum atau makan sesuatu yang manis.

 

Selain pada kondisi hipoglikemia, jika terjadi kondisi hiperglikemia di mana kadar gula darah ada di atas 300 mg/dL, sebaiknya puasa juga diakhiri dan dilakukan penanganan agar kadar gula darah segera kembali ke batas normal.

 

7. Selalu berhubungan dengan dokter selama menjalankan ibadah puasa

Setiap pasien diabetes memiliki kebutuhan serta problem kesehatannya sendiri. Oleh karena itu, dianjurkan untuk melakukan kontrol dahulu dengan dokter sebelum menjalankan puasa, terutama bila mengalami keluhan-keluhan kesehatan.

 

Nah, untuk memantau kondisi kesehatan selama puasa, Diabestfriend bisa mengunduh  Aplikasi Teman Diabetes. Di aplikasi Teman Diabetes, Diabestfriend bisa berkonsultasi langsung dengan dokter, dan mengecek gula darah secara mandiri. Untuk mendownload, cukup dengan scan QR kode berikut:

 

 

Baca juga: Tips Mengendalikan Gula Darah Selama Puasa

 

Sumber :

PERKENI, 2019, Pedoman Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 Dewasa di Indonesia, Penerbit PERKENI, Jakarta