Berita perceraian pasangan artis Gisella Anastasia dan Gading Marten memang sangat mengejutkan ya, Mums. Bagaimana tidak, pasangan yang sudah dikaruniai seorang anak perempuan ini sering tampil bersama sambil menunjukkan kemesraan dan keharmonisan mereka. Namun, ternyata di balik itu rumah tangga mereka sudah cukup lama mengalami masalah.

 

Perceraian memang menjadi salah satu keputusan tersulit di dalam pernikahan setiap pasangan. Sebagai orang dewasa, mungkin kita bisa memulihkan diri seiring dengan berjalannya waktu. Namun, anak-anak bisa menjadi korban dan dampaknya bisa dirasakan hingga mereka kelak dewasa.

 

Inilah yang menjadi kekhawatiran banyak orang terhadap perceraian Gisella dan Gading. Bagaimanapun juga, pasti ada dampak perceraian terhadap anak dari pasangan ini, Gempita Nora Marten, yang baru berusia 3 tahun. Dampaknya bisa bersifat jangka pendek maupun panjang. Apa saja ya dampak-dampak tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya!

 

Baca juga: Membuka Hati Setelah Perceraian? Enggak Ada Salahnya!
 

Dampak Jangka Pendek Perceraian pada Anak

Anak-anak bisa terganggu psikologisnya ketika mereka melihat orang tuanya tidak bersama lagi. Berikut sejumlah jangka pendek dampak perceraian pada anak:

 

1. Gangguan kecemasan

Dampak perceraian menyebabkan anak menjadi mudah tegang dan cemas. Anak-anak lebih mudah mengalami masalah ini ketimbang remaja. Pasalnya, anak-anak masih sangat bergantung pada kedua orang tuanya. Anak yang mengalami gangguan kecemasan sulit berkonsentrasi ketika sedang belajar dan kehilangan semangat melakukan aktivitas yang biasanya ia sukai.

 

2. Stres berkepanjangan

Menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, banyak anak yang menganggap dirinya sebagai alasan dari perceraian kedua orang tuanya. Hal ini menyebabkan stres dan tekanan dalam diri mereka. Dampaknya, anak jadi sering berpikiran negatif dan mengalami mimpi buruk.

 

3. Rewel dan mengalami perubahan mood

Anak-anak bisa mengalami perubahan mood yang drastis dan menjadi rewel, bahkan ketika berada di sekitar orang-orang yang sudah ia kenal. Beberapa bahkan tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan menutup dirinya. Anak menjadi lebih pendiam dan lebih suka menyendiri.

 

Baca juga: Jangan Malu Belajar Menjadi Orangtua yang Baik
 

Dampak Jangka Panjang Perceraian pada Anak

Bukan hanya jangka pendek, perceraian juga memiliki dampak jangka panjang terhadap anak. Berikut dampak-dampak tersebut:

 

1. Masalah Perilaku dan Sosial

Anak memiliki risiko tinggi mengalami sikap kasar dan antisosial akibat perceraian orang tuanya. Anak menjadi mudah kehilangan kesabaran dan melakukan kekerasan terhadap orang lain. Jika tidak diatasi, anak bisa memiliki pikiran kriminal, terutama saat remaja. 

 

2. Masalah pada Hubungan Percintaan

Saat anak tumbuh menyaksikan kegagalan pernikahan orang tuanya, ia jadi ragu dan tidak percaya pada kasih sayang serta harmoni dalam hubungan yang romantis. Alhasil, ia jadi sulit percaya dengan pasangannya sendiri.

 

3. Mudah Kecanduan Obat Terlarang dan Alkohol

Obat terlarang dan alkohol sering kali menjadi pelampiasan anak terhadap rasa frustrasi dan kecemasannya ketika sudah remaja. Penelitian menunjukkan, kasus kecanduan lebih tinggi pada remaja yang orang tuanya sudah bercerai. Hal ini berbahaya, karena jika tidak diatasi, bisa berdampak buruk terhadap kesehatan fisik anak.

 

4. Depresi

Rasa sedih dan patah hati akibat perceraian orang tua dapat menyebabkan depresi pada anak. Menurut penelitian, anak yang menyaksikan perceraian kedua orang tuanya memiliki risiko depresi di kemudian hari. Peneliti juga mengatakan bahwa perceraian orang tua sering kali menjadi salah satu faktor risiko gangguan bipolar pada anak.

 

Baca juga: Tips agar Anak Mudah Bersosialisasi dengan Teman Sebayanya
 

Sesuai penjelasan di atas, dampak negatif dari perceraian terhadap anak memang cukup banyak. Oleh sebab itu, sebagai orang tua yang berencana untuk bercerai, pastikan sudah memikirkannya matang-matang. Kasih sayang dan perhatian yang diberikan kepada anak harus sama dan tidak boleh berkurang. Konsultasikan dengan psikolog kalau Mums mengalami kesulitan dalam mengasuh anak selama mengurus perceraian. (UH/AS)