Hipertensi, dikenal juga dengan tekanan darah tinggi, adalah pembunuh diam-diam (silent killer) yang merusak pembuluh darah di tubuh. Kondisi ini sangat berbahaya, sebab dapat berujung pada penyakit stroke, serangan jantung, gagal jantung, atau masalah ginjal.

 

Cara terbaik menurut American Heart Association untuk mengetahui tekanan darah Kamu normal atau tidak adalah dengan melakukan pengecekan. Jika didiagnosis mengalami hipertensi, maka pengecekan berkala akan mengkonfirmasi tekanan darah, mendeteksi pola kenaikan tekanan darah, serta mengingatkan Kamu jika terjadi perubahan tekanan darah.

 

Secara umum, tekanan darah tinggi dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok, yaitu prehipertensi, hipertensi tingkat pertama, dan hipertensi tingkat kedua. Tekanan darah dikatakan normal jika sistolik (angka bagian atas dalam ukuran tekanan darah) kurang dari 120 mmHg dan diastolik (angka bagian bawah dalam ukuran tekanan darah) kurang dari 80 mmHg.

Baca juga: Sering Pipis Di Malam Hari Bisa Jadi Pertanda Hipertensi

 

Nah, pada tingkatan prehipertensi, sistolik akan berada di kisaran angka 120-139 mmHg atau diastolik sekitar 80-89 mmHg. Kemudian pada hipertensi tingkat pertama, sistolik akan mencapai angka 140-159 mmHg atau diastolik mencapai angka 90-99 mmHg.

 

Terakhir, yakni pada hipertensi tingkat kedua, sistolik seseorang akan mencapai 160 mmHg atau lebih, atau diastoliknya mencapai 100 mmHg atau lebih. Jika tekanan darah Kamu sudah masuk ke dalam klasifikasi prehipertensi, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apa yang harus dilakukan.

 

 

Pola Hidup Sehat Kurangi Risiko Kesehatan

Berdasarkan Riskesdas dari Kementerian Kesehatan tahun 2014, hampir sepertiga masyarakat di Indonesia mengalami hipertensi. Padahal jika diabaikan, kondisi ini dapat berujung pada masalah jantung. Meski masalah jantung masih menjadi pembunuh nomor 1 di Amerika Serikat dan seluruh dunia, seperti dikutip melalui heart.org, angka kematian bisa diredam secara signifikan dengan perawatan dini yang tepat.

 

Dilansir melalui webmd.com, sebagaimana sudah ditinjau oleh Suzanne R. Steinbaum, MD., penelitian menyebutkan bahwa perawatan hipertensi diasosiasikan dengan berkurangnya risiko terkena stroke sekitar 35-40%, serangan jantung sekitar 20-25%, dan gagal jantung lebih dari 50%.

 

Perubahan pola hidup yang bisa dilakukan seseorang yang sudah didiagnosis hipertensi ialah:

  • Mengurangi berat badan jika mengalami berat badan berlebih atau obesitas.

  • Berhenti merokok.

  • Menerapkan pola diet sehat, termasuk diet DASH (mengonsumsi banyak buah, sayur, dan produk susu rendah lemak, serta menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh).

  • Mengurangi jumlah asupan sodium dalam diet menjadi 1.500 mg per hari jika Kamu mengalami hipertensi. Sedangkan untuk orang dewasa, asupan sodium per hari tidak boleh melebihi 2.300 mg, atau sekitar 1 sendok teh.

  • Melakukan olahraga aerobik, misalnya berjalan cepat selama 30 menit per hari.

  • Membatasi pengonsumsian alkohol 2 gelas per hari untuk pria, dan 1 gelas per hari untuk wanita.

Baca juga: Penderita Hipertensi, Hindari 5 Jenis Olahraga Ini!

 

Jangan Lupa Rutin Minum Obat

Memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan hipertensi. Namun, menerapkan gaya hidup sehat serta menggunakan obat-obatan yang diresepkan mampu meningkatkan kualitas hidup, menurunkan tekanan darah yang tinggi, dan menjaga organ-organ penting tubuh, seperti otak, jantung, dan ginjal, dari kerusakan.

 

Perawatan dengan obat-obatan biasanya sangat direkomendasikan bagi penderita yang berusia 65 tahun ke atas dengan tekanan darah tidak kurang dari 130/80 serta yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti orang-orang dengan diabetes dan kolesterol tinggi.

 

Hipertensi termasuk ke dalam jenis penyakit kronis. Karenanya, obat-obatan harus dikonsumsi secara rutin. Penggunaan obat dalam waktu yang lama tentunya akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, apalagi jika harga obat yang dikonsumsi cukup mahal. Percaya tidak percaya, obat untuk hipertensi bisa 10 kali lipat lebih mahal daripada obat lainnya!

Baca juga: Lawan Hipertensi dengan Minum Obat dan Ubah Gaya Hidup

 

Beruntungnya, penderita hipertensi tidak perlu khawatir lagi. Seiring kemajuan zaman, dunia farmasi pun semakin berkembang. Saat ini, pasien hipertensi bisa mengonsumsi obat generik berlogo (OGB) untuk mengelola tekanan darah tetap stabil. Harganya tentu saja jauh lebih murah dibandingkan dengan obat paten, tetapi memiliki kualitas yang sama baiknya.

 

Selain itu, OGB sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Jadi, kualitas dari obat terjamin dan aman dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

 

Gaya hidup sehat dan pengonsumsian obat secara rutin adalah kunci agar tekanan darah yang tinggi menjadi turun, mencegah atau memperlambat perkembangan hipertensi, maupun mengurangi risiko serangan jantung, stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, kehilangan penglihatan, dan disfungsi seksual. Jangan lupa mengunjungi dokter secara berkala, untuk mengecek tekanan darah dan kesehatan organ tubuh. (AS/OCH)

 

Obat Hipertensi - GueSehat.com