Bila dulu orang hanya mengenal penyakitnya sebagai diare dan muntah-muntah, sekarang ada nama populernya. Kedua gejala umum tersebut lazim terjadi pada penderita gastroenteritis. Tidak hanya orang dewasa dan remaja, balita pun dapat mengalaminya. Si Kecil terkena penyakit ini, Mums? Pasti sedih ya melihatnya rewel, tidak nafsu makan, hingga muntah-muntah dan diare. Seperti apa sih gastroenteritis pada anak?

 

Sekilas tentang Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada saluran cerna, seperti pada lambung dan usus. Peradangan ini biasanya menyebabkan nyeri perut, muntah-muntah, hingga diare. Biasanya, gastroenteritis pada anak disebabkan oleh infeksi yang dapat berasal dari bakteri, virus, atau parasit.

 

Gastroenteritis umumnya tidak akan berlangsung terlalu lama pada anak-anak, paling hanya beberapa hari. Cukup pastikan mereka terhidrasi dengan sering memberikan banyak air minum. Kekurangan cairan atau dehidrasi dalam kondisi ini akan berakibat serius bagi kesehatan mereka.

 

Baca juga: Mums, Inilah Cara agar Anak Mau Menerima Kekalahan!

 

Beberapa Gejala Gastroenteritis

Gastroenteritis sering terjadi tiba-tiba. Misalnya, si kecil mendadak merasa mual, sakit perut, yang kemudian disertai dengan muntah-muntah dan BAB. BAB yang cenderung terlalu sering dan encer adalah tanda-tanda anak menderita diare. Selain itu, beberapa gejala lain ditandai dengan demam dan berkurangnya nafsu makan.

 

Biasanya, gejala gastroenteritis akan berlangsung dari 24 jam pertama hingga seminggu. Kadang diare yang dialami bisa lebih lama dari beberapa gejala lainnya. Makanya, si Kecil biasanya akan mengalami penurunan berat badan dan kelelahan.

 

Gastroenteritis dan Dehidrasi

Bayi dan balita paling rentan mengalami dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar lewat muntah-muntah hingga diare. Bila 3 gejala di bawah ini dialami oleh si Kecil, bawa segera ke dokter ya, Mums.

  • Mengantuk.
  • Bernapas dengan cepat.
  • Tangan atau kaki dingin.

 

Baca juga: Rambut Si Kecil Rontok? Bisa Jadi Ini Penyebabnya! 

 

 

Beberapa Kemungkinan Penyebab Gastroenteritis

Kebanyakan gastroenteritis yang diderita balita disebabkan oleh virus. Virus sangat mudah menular, terutama di tempat-tempat umum, seperti sekolah dan tempat penitipan anak. Inilah virus-virus penyebab gastroenteritis pada anak:

  • Rotavirus: Virus ini lazim diderita balita sebelum vaksinasi.
  • Adenovirus: Virus ini biasanya menyerang anak-anak, terutama bayi. Gejalanya berupa demam, muntah-muntah, dan diare.

 

Inilah bakteri-bakteri yang menyebabkan gastroenteritis pada anak:

  • E.coli
  • Salmonella dan
  • Clostridium difficile.

 

Baca juga: Apakah Si Kecil Harus Pakai Masker Selama Pandemi Coronavirus?

 

Semua bakteri tersebut biasanya ada dalam makanan atau minuman yang sudah tercemar. Beberapa bakteri dapat menyebabkan keracunan makanan yang parah. Gejalanya berupa sakit perut dan muntah-muntah, yang terjadi beberapa jam sesudah makan. Khusus bakteri Clostridium, kasusnya cukup langka. Namun bila sudah terjangkit, efeknya sangat serius bagi kesehatan dan harus segera ditangani oleh dokter.

 

Gastroenteritis juga bisa terjadi akibat parasit bernama Giardia dan Cryptosporidium. Air yang terkontaminasi atau penderita yang sudah terjangkit parasit adalah potensi penularnya. Anak juga bisa terkena bila berenang di kolam renang umum yang belum tentu bersih atau di sungai dan danau.

 

Cara Mendiagnosis Anak dengan Gastroenteritis

Dokter akan melakukan hal-hal di bawah ini:

  • Menanyakan awal mula dan berapa lama gejala berlangsung. Ini termasuk apakah sebelumnya anggota keluarga di rumah pernah mengalami sakit yang sama atau apakah si Kecil pernah pergi ke luar kota atau luar negeri.
  • Dokter akan memeriksa anak untuk mengecek tanda-tanda dehidrasi.
  • Dokter biasanya akan meminta sampel khusus bila si Kecil menunjukkan gejala-gejala lain yang tidak umum. Misalnya: sakit belum hilang setelah lebih dari 3 hari atau si Kecil pernah ke luar negeri. Setelah itu, biasanya sampel kotoran BAB dan darah si Kecil akan dites di laboratorium oleh ahli mikrobiologi.
  • Bila si Kecil masih dehidrasi atau mengalami gejala lain, biasanya dokter akan menyarankan rawat inap di rumah sakit.

 

Baca juga: Haruskah Menunda Pemberian Vaksin Selama Pandemi Coronavirus?

 

Perawatan dan Pengobatan Anak dengan Gastroenteritis

Mengingat anak dengan gastroenteritis rentan dehidrasi, pemberian cairan rehidrasi oral, misalnya oralit, dan istirahat di rumah merupakan perawatan termudah. Bila anak mau makan, berilah sedikit makanan yang lebih mudah dicerna, misalnya bubur tanpa bumbu.

 

Ada juga anak-anak yang intoleran terhadap laktosa (produk susu) karena reaksi terhadap gastroenteritis. Hindari dulu memberikan keju dan susu hingga beberapa minggu. Hindari memberikan anak minuman berkarbonasi yang mengandung tinggi gula maupun makanan dengan bumbu-bumbu yang terlalu tajam (pedas atau asin). Menu seperti ini dapat memperparah diare si Kecil.

 

Pencegahan Gastroenteritis pada Anak

Rajin-rajinlah mencuci tangan selama 40-60 detik dengan air mengalir dan sabun. Selain itu, bersihkan semua permukaan barang yang sudah pernah terkena muntahan penderita gastroenteritis dengan cairan disinfektan. Selalu jaga kebersihan makanan dan minuman si Kecil. Tunggulah hingga si Kecil sembuh dari gastroenteritis, baru ia boleh bersekolah lagi. (AS)

 

Sumber

myDr.co.au: Gastroenteritis in children

Harvard Health Publishing: Gastroenteritis In Children

Merck and the Merck Manuals: Gastroenteritis in Children