Apakah Kamu atau orang-orang terdekatmu penggemar serial film 13 Reasons Why? Jika iya, maka perlu berhati-hati dalam menontonnya, terutama bagi remaja. Pasalnya, studi terbaru mengungkapkan, setengah dari remaja yang telah menonton tayangan yang cukup kontroversial ini menunjukkan ketertarikan akan risiko bunuh diri!

 

Serial yang mengisahkan tentang kehidupan seorang remaja yang menghadapi bully di sekolah dan akhirnya memutuskan bunuh diri ini memang menjadi bahan perbincangan banyak orang sejak dirilis pertama kalinya di Netflix. Banyak remaja yang membahas mengenai film tersebut di Twitter.

 

Bagi sebagian kalangan, film ini dikhawatirkan akan membuat banyak orang, termasuk para remaja, menganggap tindakan bunuh diri sebagai hal yang wajar. Apalagi di season pertamanya, serial ini tidak memberikan peringatan apa pun terkait konten dan materi yang ditampilkan.

 

Baca juga: Penderita Skizofrenia Rentan Bunuh Diri

 

Ketakutan tersebut didukung dengan beberapa data. Salah satunya, sebuah studi menemukan, pencarian di Google terkait topik bagaimana cara bunuh diri dan bagaimana cara membunuh diri sendiri meningkat menjadi 26% setelah serial ini dirilis pada 31 Maret 2017.

 

Begitu pun dengan survei yang dibuat oleh University of Michigan, Amerika, terhadap 87 remaja berusia 13-17 tahun yang memiliki keinginan bunuh diri di tahun lalu. Disebutkan bahwa setengah dari mereka yang menonton 13 Reasons Why percaya bahwa serial tersebut meningkatkan risiko bunuh diri.

 

 

Dokter Victor Hong, medical director of psychiatric emergency services di Michigan Medicine, Amerika, sekaligus pemimpin studi berujar bahwa studi ini dibuat karena kolega-koleganya dari rumah sakit anak lain mendengar remaja-remaja yang dirawat akibat percobaan bunuh diri membicarakan tentang 13 Reasons Why.

 

Ia melanjutkan, “Studi kita tidak mengonfirmasi kalau serial film ini meningkatkan risiko bunuh diri. Namun, kita harus memperhatikan dampak pada anak muda yang masih mudah terpengaruh dan menyakiti diri sendiri. Beberapa orang percaya bahwa paparan media seperti ini akan menyebabkan anak-anak melakukan tindakan bunuh diri, apalagi bagi mereka yang mengalami masalah berat dan sudah berada di ambang ingin bunuh diri.”

 

Baca juga: Inilah Hal yang Perlu Dilakukan saat Ingin Bunuh Diri

 

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychiatric Services ini juga menunjukkan bahwa para remaja yang menonton serial tersebut tidak mendiskusikan topik bunuh diri kepada orang dewasa. Dokter Victor dan para koleganya menemukan bahwa 81% remaja yang mengikuti survei menonton serial tersebut sendirian dan lebih cenderung mendiskusikannya dengan teman-teman sebayanya ketimbang anggota keluarga mereka yang sudah dewasa.

 

Hanya 35% yang membicarakannya dengan orang tua. Sementara itu, beberapa orang tua dari peserta survei mengaku sudah menonton 13 Reasons Why dan beberapa tidak tahu kalau anak-anak mereka juga ikut menontonnya.

 

Dilansir dari Daily Mail, dr. Victor menyimpulkan, anak-anak dengan risiko tinggi bunuh diri tidak membicarakan tentang film ini kepada orang tua mereka. “Mereka kebanyakan menontonnya sendirian atau membicarakannya kepada teman-temannya. Namun tidak kepada orang tua, guru, atau pembimbing konseling di sekolah. Mereka yang sangat membutuhkan dukungan dari orang dewasa justru cenderung tidak mau meminta bantuan.”

 

Baca juga: Benarkah Bunuh Diri Bisa Disebabkan Oleh Faktor Genetik?

 

Ia menganggap bahwa serial yang diproduseri oleh penyanyi Selena Gomez tersebut menjadi fenomenal, khususnya di kalangan remaja, karena karakter utama perempuan, Hannah Baker, di dalam film sangat dekat secara emosional. “Ia adalah seorang remaja perempuan yang mengalami pelecehan seksual, bullying, dan kecemasan, yang sayangnya terjadi pada banyak anak muda saat ini,” ungkapnya.

 

Penggambaran tentang bunuh diri pada remaja tentunya menimbulkan rasa prihatin yang besar dari orang tua, tenaga kesehatan, dan tenaga pendidik. Karenanya, para ahli ingin melakukan penelitian lebih jauh terkait bagaimana konten media yang berfokus terhadap tindakan bunuh diri pada anak muda dapat memengaruhi kesehatan mental dan risiko bunuh diri terhadap penontonnya.

 

Dokter Cheryl King, peneliti yang sudah senior, menyebutkan, “Orang tua yang memiliki anak yang rentan dan berisiko tinggi melakukan tindakan bunuh diri harus lebih bijak dalam memilah tontonan untuk mereka. Pasalnya, jika terpapar konten yang kurang tepat, mereka akan terpicu untuk melakukan bunuh diri. Orang tua juga tidak boleh malu untuk berbicara secara terbuka, meski sulit, kepada anak-anaknya terkait isu tersebut.”

 

13 Reasons Why kembali merilis season 2 pada Mei 2018 lalu. Merespons beberapa studi terkait season pertama, serial ini pun memberikan peringatan kepada penonton muda untuk menontonnya bersama orang dewasa yang bisa dipercaya dan pentingnya untuk mencari pertolongan jika mengalami sesuatu terkait kesehatan mental atau keinginan untuk bunuh diri. (AS/AY)

 

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kesepian