Gengs, apakah Kamu pernah mengonsumsi obat dalam bentuk kapsul? Jika iya, pasti saat mendengar kata kapsul, pikiranmu langsung membayangkan obat berbentuk lonjong dengan warna yang beragam, tekstur yang lunak, dan terdiri dari dua bagian yang dapat dipisahkan.

 

Yep, itulah obat yang dinamakan kapsul! Secara garis besar, kapsul dipilih untuk menutupi rasa dan bau obat yang tidak menyenangkan, sehingga pasien merasa lebih nyaman dalam mengonsumsi obat tersebut. Selain itu, permukaan kapsul yang licin membuatnya lebih mudah ditelan. Warna-warnanya yang menarik juga membuat desain kapsul terlihat tidak menakutkan.

 

Tapi tahukah Kamu bahwa ada dua jenis kapsul yang dijual di pasaran? Yang pertama adalah kapsul keras dan yang kedua adalah kapsul lunak. Penasaran apa saja perbedaan antara dua jenis kapsul ini? Dan hal-hal apa saja sih yang sebaiknya diperhatikan saat meminum obat berbentuk kapsul?

 

Kapsul Keras (Hard Capsule)

Kapsul keras atau hard capsule, adalah kapsul yang tergambar pada ilustrasi artikel ini. Kapsul keras terdiri dari dua cangkang yang terpisah, yang dapat disatukan baik secara manual maupun secara otomatis menggunakan mesin.

 

Kebanyakan kapsul keras dibuat dari bahan bernama gelatin, yang berasal dari kolagen hewan. Bagian tubuh hewan yang digunakan untuk mendapatkan kolagen sebagai komposisi gelatin tersebut antara lain tulang dan kulit.

Baca juga: Sistem Penggolongan Obat di Indonesia yang Perlu Kamu Ketahui

 

Gelatin dapat dibuat baik dari kolagen hewan sapi maupun babi. Di Indonesia sendiri, cangkang kapsul yang digunakan berasal dari gelatin sapi. Para produsen cangkang kapsul juga sudah banyak yang mengantongi sertifikat halal dari badan yang bertanggung jawab mengeluarkan pernyataan halal pada sebuah produk.

 

Selain dari gelatin, cangkang kapsul juga dapat dibuat dari bahan lain, misalnya starch bahkan rumput laut! Namun sampai saat ini, cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin lah yang paling banyak digunakan.

 

Obat yang dapat dijadikan dalam bentuk kapsul keras adalah obat yang berbentuk serbuk kering. Keuntungan penggunaan kapsul sebagai media pembawa obat adalah pelepasan zat aktif obat lebih cepat terjadi di saluran pencernaan, sehingga diharapkan efek obat untuk menyembuhkan penyakit juga lebih cepat terjadi. Kapsul keras juga digunakan untuk zat aktif obat yang memiliki struktur kimia mudah teroksidasi, agar zat aktif obat tetap stabil.

 

Namun obat dalam bentuk kapsul keras juga memiliki keterbatasan, antara lain tidak dapat digunakan untuk serbuk obat yang bersifat bulky alias volumenya besar. Pasalnya, kapsul hanya dapat menampung serbuk hingga ukuran tertentu saja.

 

Kapsul keras tersedia dalam berbagai ukuran. Ukuran yang dimaksud di sini menggambarkan kapasitas cangkang kapsul dalam menampung serbuk obat. Ukuran kapsul dinyatakan dalam angka, yakni 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, dan 5. Kapsul nomor 000 adalah kapsul dengan ukuran terkecil, dan kapsul nomor 5 adalah kapsul ukuran terbesar.

 

Kapsul Lunak (Soft Capsule)

Pernahkah kamu mengonsumsi vitamin yang berbentuk lonjong seperti kapsul, namun lunak, bagian dalamnya tampak berminyak, serta biasanya berwarna kekuningan? Jika iya, itulah yang disebut dengan kapsul lunak atau soft capsule!

Baca juga: Vitamin Ini Tidak Boleh Terlalu Banyak Dikonsumsi!

 

Seperti halnya kapsul keras, cangkang kapsul lunak juga terbuat dari gelatin. Namun bedanya, pada tahap akhir gelatin tersebut dilapisi dengan zat lain, misalnya propilen glikol. Selain itu, jika pada kapsul keras terdiri dari dua cangkang yang terpisah, maka kapsul lunak tidak dapat dipisahkan.

 

Kapsul lunak dibentuk untuk obat yang larut dalam minyak, misalnya vitamin A, D, E, dan K. Kapsul lunak juga digunakan untuk suplemen yang mengandung minyak hewani, misalnya minyak ikan.

 

Perhatikan Hal-hal Ini!

Ada beberapa hal yang sebaiknya Kamu perhatikan jika mengonsumsi obat dalam bentuk kapsul. Pertama, terkadang beberapa pasien membuka cangkang kapsul keras dan menuangkan serbuk di dalamnya ke sendok atau segelas air untuk diminum. Ternyata, hal ini tidak dapat berlaku pada semua obat dalam bentuk kapsul, lho!

 

Obat golongan proton pump inhibitor, seperti omeprazole dan lansoprazole, merupakan obat yang dibuat dalam bentuk kapsul. Saat dikonsumsi, sebaiknya minumlah secara utuh. Dengan kata lain, jangan membuka cangkangnya dan hanya meminum isinya. Hal ini karena obat-obatan tersebut justru dimasukkan ke dalam kapsul untuk melindunginya dari degradasi asam lambung. Kalau cangkangnya dibuka, efek obat justru akan menurun.

 

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah tempat penyimpanan obat-obatan dalam bentuk kapsul, baik kapsul keras maupun kapsul lunak. Keduanya sebaiknya disimpan dalam tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya. Penyimpanan pada kondisi kelembapan tinggi akan membuat cangkang kapsul menarik air dari udara lembap tersebut, sehingga menyebabkan kapsul rusak atau menempel satu sama lain.

Baca juga: Bahaya Mengonsumsi Obat Warung Terlalu Sering

 

Wah, ternyata banyak sekali ya fakta menarik di balik obat-obatan yang dikemas dalam bentuk kapsul! Jangan lupa untuk selalu memperhatikan cara penggunaan serta tempat penyimpanan obat dalam bentuk kapsul ya, agar Kamu mendapatkan manfaat yang terbaik dari obat tersebut. Salam sehat!