“Dokter kok bisa sakit?” Begitulah ungkapan yang sering saya dengar selama satu minggu terakhir ini. Ya, saya memang sedang mengalami pemulihan sejak kena tifoid (sering dikenal sebagai tifus) selama satu minggu. Demam tifoid bukan merupakan indikasi yang mutlak untuk menandakan bahwa seorang pasien perlu dirawat. Tifoid merupakan salah satu penyakit yang menyerang saluran pencernaan, sehingga biasanya gejala pencernaan yang ditimbulkan cukup dominan.

Gejala Tifoid

Dari pengalaman saya, saya mengalami rasa mual yang tidak teratasi dengan obat, walaupun sudah mengonsumsi obat tersebut sesuai dosis. Akhirnya saya menolak untuk makan dan alhasil mengalami dehidrasi. Asupan makanan dan minuman yang tidak cukup, mual, muntah, dan diare yang berlebihan, serta faktor sosial seperti tidak ada yang menjaga di rumah merupakan faktor-faktor yang menyebabkan banyak pasien tifoid dirawat. Sekilas mengenai tifoid. Apa itu tifoid? Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhii. Bakteri ini biasanya terdapat pada makanan yang kurang bersih, dan biasanya menimbulkan gejala satu sampai dua minggu setelah konsumsi makanan tersebut. Mengingat dalam beberapa minggu terakhir saya cukup banyak bepergian dan makan, sulit untuk mengingat makanan yang mungkin menyebabkan saya terinfeksi demam tifoid. Selain itu kondisi kesehatan saya juga sedang tidak prima akibat pekerjaan yang cukup banyak, sehingga memudahkan saya untuk terjangkit penyakit. Saya sudah mengalami demam sejak 4 hari sebelum masuk RS. Demam yang saya alami cukup tinggi, namun saya kira hanya infeksi ringan biasa. Saya sudah mengonsumsi obat anti demam dan nyeri namun gejala tersebut tetap timbul. Setelah tiga hari sakit, rasa mual menjadi tidak tertahankan, dan menyebabkan saya harus diinfus karena kurangnya cairan di dalam tubuh saya. Sebagai seorang dokter saya tahu seharusnya pasien tifoid banyak minum untuk menurunkan panas di tubuh. Namun ternyata tiap kali saya minum, saya ingin muntah. Daripada semua isi perut keluar, lebih baik saya bertahan dengan tidak minum. Tentu saja saya juga mengetahui efek buruk berupa dehidrasi ini, namun tubuh saya sudah tidak tahan lagi. Salah satu hal terparah bagi seorang dokter yang sakit adalah kepikiran semua hal buruk yang mungkin terjadi secara terus-menerus saat sakit.

Pemeriksaan Tifoid

Selama dirawat di rumah sakit saya melakukan berbagai pemeriksaan untuk mencari tahu penyakit saya. Dari awal, saya sudah mengira-ngira bahwa saya sakit tifoid, karena demam dan gejala pencernaan yang dominan sesuai dengan tanda demam klasik tifoid. Ternyata benar! Saat hasil pemeriksaan keluar, saya lega bercampur panik. Lega karena jelas penyebabnya demam tifoid dan panik karena saya tahu perjalanan penyembuhan penyakit demam tifoid yang cukup lama masa. Sampai sekarang saja (3 hari setelah keluar rawat inap), saya masih sering mengalami nyeri perut dan badan masih sangat lemas.

Cara Mengatasi Demam Tifoid

Sebenarnya ada bermacam-macam cara untuk meringankan demam tifoid, tergantung gejala dominan yang dialami si pasien. Gejala tifoid yang saya paling parah adalah nyeri perut sehingga biasanya apabila sudah tidak tertahankan saya akan minta anti nyeri dan biasanya saya bisa beristirahat. Kompres perut dengan air hangat juga sangat membantu, hal ini sampai rutin dilakukan oleh para perawat karena keluhan nyeri perut saya yang ada terus-menerus. Selain itu, minum air hangat juga cukup membantu memberikan rasa nyaman jika dibandingkan dengan air mineral biasa.

Apakah harus pantang makan saat tifoid?

Bagaimana dengan pantangan makanan? Intinya demam tifoid adalah infeksi yang menyerang usus dan sebaiknya hindari makanan yang menyebabkan usus bekerja keras. Makanan lunak seperti bubur dan nasi lembek sangat dianjurkan, disertai dengan kuah dan makanan rebus. Makanan pedas, goreng, dan asam tentu saja harus dihindari sebab dapat menyebabkan pemulihan pada usus menjadi semakin lama. Jangan lupa, istirahat yang cukup!

Obat Demam Tifoid

Secara umum pengobatan demam tifoid terdiri dari antibiotik selama 3 hingga 5 hari. Saat demam sudah turun dan gejala pencernaan sudah dapat teratasi biasanya pasien dapat pulang dan biasanya diresepkan obat pulang berupa berupa anti nyeri perut, suplemen makanan, dan enzim untuk membantu fungsi usus yang belum baik. Sebagai seorang dokter, pengalaman sakit tifoid sangatlah berkesan. Ternyata mengerti tentang penyakit secara konsepsual sangat berbeda dengan kenyataan. Hal tersebut merupakan salah satu hal yang harus dimiliki seorang dokter. Tifoid adalah penyakit yang seringkali dirasakan oleh orang di Indonesia. Gejalanya terdiri dari nyeri perut, mual dan juga demam. Jika Anda sudah demam beberapa hari, pergilah ke dokter untuk dicek. Cara-cara lain untuk meringankan gejala tifoid adalah dengan minum air hangat dan juga kompres perut agar tidak nyeri. Selain itu, usahakan untuk terus terdehidrasi dan beristirahatlah! Semoga cerita saya tentang pengalaman dengan demam tifoid dapat membantu. Bagaimana dengan ceritamu?