Baru 10 hari yang lalu kita sebagai tuan rumah menyaksikan penutupan ajang olahraga terbesar di Asia, Asian Games 2018, di Gelora Bung Karno. Tetapi rasa bangga sebagai tuan rumah masih tersisa sampai sekarang. Antusias masyarakat Indonesia memang sangat tinggi. Bukan cuma karena mejadi tuan rumah, tapi juga karena prestasi luar biasa yang diraih Indonesia di Asian Games tahun ini.

 

Bagaimana tidak? Indonesia meraih 31 medali emas dan menempati urutan keempat negara dengan perolehan medali terbanyak di Asian Games 2018. Sangat membanggakan ya, Gengs! Kesuksesan ini tentunya tidak luput dari jerih payah dan kehebatan atlet-atlet kita. Mereka sudah bekerja keras untuk menampilkan yang terbaik demi Indonesia. Geng Sehat pasti penasaran kan tentang kisah mereka selama ini hingga bisa meraih medali emas?

 

Lewat acara GO-JEK Berbagi Prestasi #AnakBangsaBisa, sejumlah atlet peraih medali emas di Asian Games 2018 membagi kisah mereka. Para atlet tersebut diantaranya adalah Aldila Sutjiadi dan Christopher Benjamin Rungkat dari cabang olahraga tenis, Muhad Yakin dan Ali Buton dari cabang olahraga dayung, Tiara Andini Prastika dari cabang olahraga sepeda gunung, Hendy dari cabang olahraga pencak silat, dan Hening Paradigma dari cabang olahraga Paralayang.

 

Simak kisah-kisah pejuangan mereka!

 

Apa Kata Atlet tentang Persiapan Panjang Menuju Asian Games 2018?

 

Pasangan tenis ganda campuran

Aldila Sutjiadi: Persiapan sudah dimulai sejak Januari. Tapi kan kita juga punya program individual masing-masing. Dan kalau individual itu kita gak ada ganda campuran, adanya tunggal dan ganda. Nah, 2 minggu sebelum Asian Games kita baru ketemu. Jadi, kita pertama kali latihan itu 2 minggu sebelum Asian Games.

 

Christopher Benjamin Rungkat: Asian Games saya jadikan kesempatan yang sangat besar bagi diri saya, karena saya juga bangga Indonesia jadi tuan rumah. Karena Asian Games juga cuma satu kali 4 tahun, jadi kesempatannya tidak banyak. Puji tuhan, saya bisa membuktikan ke mentor dan semua orang bahwa saya bisa meraih medali emas.

 

Atlet dayung Muhad Yakin dan Ali Buton

Persiapannya cukup lama dari 2014 itu tidak pernah berhenti. Kita memang perlu latihan lama. Kita juga sampai beberapa kali uji coba di Belanda.

 

Atlet sepeda gunung Tiara Andini Prastika:

Jadi, sebenarnya sebelum Asian Games saya cedera patah tulang jari. Saya sih sempet takut juga gak akan bisa tampil di Asian Games. Tapi karena dari tim pelatih merekomendasikan supaya saya sering terapi, jadi akhirnya saya terapi dua hari sekali.

 

Tadinya saya memutuskan untuk tidak ikut juga di kejuaraan Asia. Tapi setelah melakukan terapi, dan menunjukkan perkembangan, akhirnya saya diberangkatkan di kejuaraan Asia. Waktu itu saya cuma latihan seminggu. Saat itu saya memang tampil tanpa beban, karena cuma latihan seminggu. Alhasil, saya dapat perunggu.

 

Setelah itu, baru bertolak ke Subang untuk persiapan Asian Games. Memang selama persiapan cukup sulit, karena kadang-kadang jarinya membengkak. Tapi, saya tetap berusaha. Meskipun tidak bisa latihan maksimal, saya coba nonton video penampilan saya di kejuaraan-kejuaraan sebelumnya supaya bisa belajar dari kesalahan dan melatih diri. Akhirnya, tidak sia-sia saya bisa mendapat medali emas.

 

Altet pencak silat Hendy

Persiapan tim pencak silat ini kurang lebih tiga setengah tahun. Persiapannya itu sangat melelahkan. Saya merasa jenuh karena selama tiga setengah tahun itu, hanya itu-itu saja gerakannya. Tapi akhirnya saya dan tim bisa melewati banyak rintangan tersebut, dan usaha kita selama tiga setengah tahun tidak sia-sia. Kami berhasil mendapatkan medali emas.

 

Atlet paralayang

Hening Paradigma: Kita melakukan persiapan untuk mendapat medali emas ini cukup lama, yaitu 2 tahun. Selama itu kita melakukan training di venue, memperbanyak kompetisi juga di luar dan dalam negeri. Semuanya itu dilakukan hingga 2 minggu sebelum pertandingan. Jadi, semua atlet yang ikut serta di Asian Games sudah siap maksimal.

 

Baca juga: Emas Lagi untuk Jojo!