Tanggal 21 Februari lalu, kita memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, akan selalu menjadi pembicaraan seru saat berbicara tentang sampah.

 

Menurut Direktur Kemitraan Lingkungan (Ditjen PSKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc., saat ini Indonesia tengah memasuki fase darurat sampah. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menaksir timbunan sampah di Indonesia tahun 2020 sebesar 67,8 juta ton. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring pertumbuhan penduduk.

 

Tentunya permasalahan ini tidak bisa dianggap sepele. Dibutuhkan upaya luar biasa keras dari semua pihak untuk mengendalikan sampah ini. Pada peringatan HPSN kali ini, KLHK mengajak masyarakat ikut berpartisipasi untuk mengurangi tumpukan sampah. Targetnya adalah hingga 30% pada 2025. Caranya dengan berperilaku ramah lingkungan, dengan mengurangi sampah dari sumbernya,” ungkap Kumala dalam acara diskusi online yang diselenggarakan Frisian Flag Indonesia (FFI) pada 19 Februari 2020.

 

Membiasakan mencintai lingkungan dan mengurangi sampah, bisa dimulai dari diri sendiri, atau dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Anak-anak pun sudah harus mulai dikenalkan dengan cinta lingkungan sejak dini. Hal ini penting agar saat ia tumbuh dan menjadi dewasa, ia akan menjadi anak yang menyanyangi lingkungan dan tidak merusaknya.

 

Baca juga: Cara Memulai Gaya Hidup Zero Waste
 

Mengajarkan Anak Mencintai Lingkungan

Anak-anak terlahir dengan naluri untuk menyayangi orang lain. Otak manusia secara alami terhubung untuk menanggapi penderitaan orang lain atau berempati. Tak hanya itu, anak-anak juga mendambakan hubungan dengan alam. Manusia memiliki naluri alam yang dikenal sebagai biofilia, yakni ikatan bawaan dengan semua makhluk dan tumbuhan di dunia secara naluriah tanpa kita sadari.

 

Hal itu menjelaskan mengapa dengan menghabiskan waktu di alam, akan sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan kita. Alam yang indah membantu menenangkan, mengurangi stres, kecemasan, dan kemarahan. Oleh karena itu, Sangat penting untuk mengajari anak-anak tentang konservasi dan cara melindungi lingkungan.

 

Orangtua bisa mulai memberikan pemahaman, bahwa jika hewan, lautan, danau, taman, dan hutan yang sangat mereka cintai rusak, mereka tidak dapat lagi menikmatinya. Sampah adalah perusak lingkungan dan keindahan alam. Jika ingin anak-anak kita tetap bisa menikmati keindahan alam dan bumi yang semakin rusak ini, Mums bisa melakukan hal-hal kecil berikut ini:

 

1. Kurangi sampah plastik

Produk-produk rumah tangga akan selalu menghasilkan sampah. Mums bisa mulai mengurangi membeli makanan dan minuman kemasan untuk anak yang kemasannya berbahan plastik.  Salah satunya dari susu. Anak-anak biasanya mengonsumsi susu UHT. Sedotan pada kemasan susu UHT umumnya terbuat dari plastik. Meskipun sedotan berukuran kecil, tetapi lama kelamaan bisa menumpuk jika anak-anak mengonsumsi susu UHT setiap hari.

 

Sedotan plastik itu akan terakumulasi dan saat menjadi sampah, akan sulit terurai. Jika berakhir di laut, akan menyakiti hewan dan binatang laut. Jika Mums sudah terbiasa menggunakan sedotan stainless, kenapa tidak dengan sedotan kertas?

 

Dalam rangka kampanye kampanye #JagaGiziJagaBumi, Frisian Flag sudah mengganti sedotan pada kemasan susu UHT dengan sedotan kertas yang lebih ramah lingkungan.

 

"FFI mengajak masyarakat untuk terus menjaga pemenuhan gizi harian, sekaligus menjaga kelestarian bumi, dimulai dari penggunaan sedotan kertas - sehingga dapat turut berkontribusi dalam menyelamatkan hingga 10 ton limbah plastik per tahun, ” ungkap Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.

 

 

Baca juga: Sayangi Bumi, Bijak Menggunakan Plastik!

 

2. Ajak si Kecil merawat tanaman di rumah

Mums mungkin salah satu ibu rumah tangga yang demam tanaman sejak pandemi COVID-19. Coba libatkan anak-anak untuk membantu merawat tanaman di rumah, menanam pohon, atau membuat pupuk dari daun. Tanamkan pada anak bahwa tanaman adalah salah satu penyelamat bumi karena membuat udara tetap bersih.

 

3. Berpartisipasi dalam program kebersihan 

Saat ini mulai banyak komunitas pecinta lingkungan yang melakukan program pembersihan sampah di pantai, danau, taman, atau lokasi lain. Nah, sekali-sekali Mums bisa ajak si Kecil ikut dalam kegiatan tersebut.

 

4. Mainan daur ulang

Daripada membeli mainan dari plastik, Mums bisa menggantinya dengan mainan dari bahan daur ulang. Cukup banyak mainan dari bahan daur ulang yang lebih ramah lingkungan, misalnya boneka dari plastik bekas, kertas daur ulang, dan lain-lain.

 

5. Beramal ke tepat penampungan hewan

Anak-anak pasti suka binatang. Sekali-kali anak si Kecil ke penampungan hewan, kebun binatang, atau penangkaran hewan atau berdonasi.

 

Dengan mengajari anak-anak sejak usia dini untuk peduli terhadap lingkungan, kita sebenarnya sedang berinvestasi membangun kebiasaan baik yang akan dibawa seumur hidup, untuk masa depan bumi.

 
 
Baca juga: 5 Cara Mengelola Sampah Rumah Tangga

 

 

Sumber:

Webinar "Selamatkan Bumi Hingga 10 Ton Limbah Plastik, Frisian Flag Indonesia Libatkan Generasi Muda, Langkah Awal Mulai Perubahan Lebih Baik #JagaGiziJagaBumi", Jumat, 19 Februari 2020

Doinggoodtogether.org. How your family can volunteer to protect the environment.