Hidup di negara tropis berarti mendapatkan banyak sinar matahari sepanjang tahun. Keuntungannya, kita mendapatkan asupan vitamin D yang cukup. Namun bila tidak hati-hati, kulit kita bisa terbakar matahari. Kemungkinan ini juga berbahaya bagi si Kecil yang masih bayi. Bagaimana cara mencegah kulit bayi terbakar matahari?

 

Semua Butuh Perlindungan dari Paparan Sinar Matahari

Jangankan bayi yang baru berusia 7 hingga 12 bulan, Mums saja yang orang dewasa juga pasti merasa tidak nyaman dan sakit saat kulitnya terbakar matahari. Kulit si Kecil yang masih bayi jauh lebih rapuh, makanya harus mendapatkan perlindungan ekstra selama berada di luar rumah!

 

Sunburn atau Luka Terbakar Matahari

Kulit terbakar matahari adalah timbulnya warna kemerahan, rasa terbakar, dan peradangan pada kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Biasanya, luka bakar mulai muncul 2-4 jam setelah terpapar.

 

Rona kemerahan disertai rasa nyeri tersebut baru mencapai puncaknya sekitar 6 hingga 12 jam kemudian. Yang parah adalah luka terbakar matahari yang membuat kulit sampai melepuh. Rona kemerahan akan perlahan memudar dalam 2 sampai 3 hari kemudian, biasanya disertai kulit yang mulai mengelupas.

 

Luka bakar akibat sinar matahari sama pedihnya dengan luka bakar lain. Makanya, risiko ini 2 kali lebih besar untuk bayi. Si Kecil yang masih bayi juga berisiko 2 kali lipat terkena melanoma, kanker kulit yang paling mematikan. Menurut berbagai penelitian, sekitar 90% kanker kulit disebabkan oleh paparan sinar matahari yang berlebihan. Makanya, kita wajib tahu cara mencegah kulit bayi terbakar matahari, Mums. Apalagi, kulit bayi masih sangat tipis dan sensitif, berbeda dengan kulit orang dewasa.

 

Baca juga: Pertolongan Pertama Kulit Terbakar Matahari

  

Mencegah Kulit Bayi Terbakar Matahari

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Begitu pula dengan perlindungan kulit si Kecil yang masih bayi dari paparan sinar matahari yang berlebihan. Mums bisa melakukan beberapa cara di bawah ini untuk mencegah kulit bayi terbakar matahari.

 

  • Membatasi paparan sinar matahari

Saat yang aman bagi si Kecil untuk menikmati sinar matahari adalah pada pagi hari, sebelum pukul 10.00. Sinar matahari mencapai puncak panas terkuat, terutama di daerah tropis, mulai dari pukul 10.00 hingga 16.00.

 

 

  • Menggunakan tabir surya khusus bayi

Mums saja perlu pakai tabir surya, apalagi si Kecil yang masih bayi. Carilah produk khusus anak-anak dengan kadar SPF sekitar minimal 30. Produk tersebut juga harus melindungi anak secara menyeluruh, baik dari sinar UVA maupun UVB. Sinar UVB adalah potensi pemicu luka bakar pada kulit, sementara UVA dapat menyebabkan penuaan dini dan kanker kulit.

 

Tabir surya khusus bayi juga harus tahan air (waterproof) dan diformulasikan khusus untuk kulit sensitif. Untuk mengecek, coba lakukan tes alergi pada kulit si Kecil 48 jam sebelum penggunaan tabir surya. Jika tak ada reaksi alergi, oleskan tabir surya pada kulit si Kecil sekitar 15 hingga 30 menit sebelum keluar rumah.

 

Baca juga: Ketahui Manfaat dan Dampak Berjemur bagi Kesehatan!

 

  • Memakaikan atribut pelindung bagi si Kecil

Pakailah bahan yang tipis dan ringan agar tidak gerah. Namun, pakaian harus menutupi dan melindungi tubuh si Kecil dari paparan sinar matahari. Pakaikan topi yang dapat melindungi si Kecil juga dari sinar matahari. Semoga sih anak tidak akan rewel, mengingat tidak semua bayi suka atau tahan pakai topi. Kalau memungkinkan, pakaikan kacamata hitam (sunglasses) khusus bayi.

 

  • Gunakan payung atau alat sejenis lain

Selain payung, Mums juga bisa menggunakan stroller dengan atap yang dapat menaungi si Kecil dari panasnya sinar matahari.

 

Nah, begitulah cara mencegah kulit bayi terbakar matahari. Selamat berjemur bersama si Kecil, Mums! (AS)

 

Baca juga: Kiat Berjemur di Matahari dengan Aman untuk Meningkatkan Imunitas

 

 

Referensi

What to Expect: Sunburn in Babies

Stanford Children's Health: Sunburn and Children

American Academy of Pediatrics: Sunburn: Treatment and Prevention