Gadget sering kali dijadikan senjata oleh orang tua untuk membuat anaknya tidak rewel dan duduk dalam kondisi yang tenang atau diam. Biasanya, gadget elektronik diberikan oleh orang tua yang sibuk dan harus melakukan aktivitas lainnya yang lebih mendesak daripada mengurus anak. 

 

Menurut dokter spesialis anak dari Brawijaya Hospital, dr. Harun Arrasyid Rydha, Sp.A, M.Kes, orang tua sering kali menggunakan gadget untuk membuat anak-anak berkelakuan baik di tempat umum, duduk tenang dalam mobil atau stroller, bahkan agar potty training si Kecil berhasil. 

 

“Kalau dulu, masalah screen time itu waktu menonton TV, PC, laptop atau VCD. Sekarang screen time ini tergantikan oleh gadget elektronik, seperti smartphone ataupun tablet,” jelas dr. Harun saat berbicara dalam talkshow untuk acara BCOktober17 2nd Birthday Bash TWOrannosaurus Rex, Sabtu, (2/11/2019).

 

Baca juga: Dampak Negatif Bermain Gadget di Malam Hari



Penggunaan gadget, menurut dr. Harun memang memiliki dampak positif pada anak, seperti merangsang kemampuan motorik dan kognitif anak, serta meningkatkan kreativitas si Kecil melalui aplikasi atau games yang dimainkan. Namun, gadget juga memiliki dampak buruk pada anak. 

 

Dokter Harun mengungkapkan, games edukatif yang dimainkan oleh si Kecil melalui gadget sekalipun justru hanya memotong waktu interaksi antara anak dan orang tua. “Ini bisa memicu keterlambatan berbicara atau berbahasa pada anak. Padahal, anak-anak perlu waktu untuk interaksi tatap muka dengan orang tuanya, bukan dengan gadget,” tambahnya.

 

Selain itu, ada dampak lain dari penggunaan gadget pada anak, terutama balita. Si Kecil yang terus-menerus menggunakan atau terpaku pada gadget akan mengalami perkembangan fisik yang tertunda, kurang mampu bersosialisasi nantinya, penglihatan menjadi terganggu, hingga meningkatkan risiko obesitas. 

 

Lantas, berapa lama penggunaan gadget yang aman bagi anak, terutama balita? Menurut dr. Harun, durasi menonton televisi dan penggunaan gadget pada anak-anak yang berusia 2-5 tahun harus dibatasi maksimal ialah 1 jam per hari. “Kontennya pun sebatas yang bersifat edukatif. Pastikan orang tua mendampingi atau mengawasi anak saat menggunakan gadget,” jelasnya. 

 

Baca juga: Asik Bermain Gadget Picu Kerusakan Saraf

 

 

Cara Mencegah Anak Kecanduan Gadget

Meski dinilai memiliki beberapa dampak positif, namun yang perlu Mums atau Dads ingat ialah gadget juga bisa berdampak buruk pada anak. Apalagi, jika anak terus-menerus diberikan gadget. Jangan sampai anak nantinya kecanduan terhadap gadget. 

 

Dokter spesialis anak yang praktik di Brawijaya Hospital itu pun membagikan cara mencegah anak dari kecanduan gadget. “Pertama, cobalah untuk menjadi contoh atau teladan bagi anak-anak karena mereka belajar dari orang tuanya. Usahakan untuk tidak menggunakan gadget saat bersama anak,” ungkap dr. Harun. 

 

Setelah itu, menurut dr. Harun, batasilah pemberian atau penggunaan gadget pada anak sesuai dengan yang direkomendasikan, yaitu maksimal 1 jam per hari. “Perbanyak juga aktivitas bermain di luar ruangan dan lakukan quality time bersama tanpa gadget,” jelas dr. Harun. 

 

Jika anak meminta untuk bermain gadget, cobalah untuk bersikap tegas. Namun, jika Mums atau Dads merasa kesulitan menghadapi anak yang rewel karena tidak diberikan gadget, konsultasikanlah dengan dokter spesialis anak yang khusus menangani tumbuh kembang. 

 

Baca juga: Gadget untuk si Kecil, Perlukah?



Perlu Mums ketahui bahwa talkshow seputar gadget dan balita ini merupakan salah satu rangkaian acara dari BCOktober17 2nd Birthday Bash TWOrannosaurus Rex. Acara tersebut diselenggarakan untuk merayakan ulang tahun kedua anak-anak anggota komunitas birthclub yang lahir pada Oktober 2017. 

 

Tidak hanya talkshow seputar parenting, rangkaian acara seperti tiup lilin, games, tukar kado, hingga pembagian doorprize juga diadakan untuk memeriahkan hari jadi anak-anak yang tergabung dalam komunitas BCOktober17 tersebut.

 

“Dengan terlaksananya acara ini, saya berharap kekeluargaan di komunitas BCOktober17 akan meningkat dan kami pun semakin dekat sehingga mewujudkan visi menjadi ‘the most supportive, caring, and tolerant support group’,” ungkap Isty, Ketua Panitia Acara Birthday Bash BCOktober17.