Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah berada di atas batas normal. Kondisi diabetes yang tidak segera mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat bisa menimbulkan berbagai komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Maka dari itu, selain memperbaiki pola hidup menjadi lebih sehat, penderita diabetes perlu mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil.

 

Meski begitu, tak bisa dipungkiri jika banyaknya jenis obat pengontrol gula darah yang beredar di pasaran seringkali membuat penderita diabetes justru kebingungan memilih obat mana yang tepat dan aman, sekaligus praktis untuk digunakan. Nah, jika Kamu salah satunya, yuk coba simak tips berikut!

 

Baca juga: Hindari Hoax, Diabetesi Butuh Sumber Informasi yang Bisa Dipercaya

 

Ketahui Dulu Jenis-jenis Obat Diabetes!

Hampir sama seperti jenis obat untuk penyakit lainnya, obat diabetes juga dibagi dalam 2 kelas obat secara garis besar, yaitu kelas obat kimia dan obat herbal. Obat kimia mungkin memang terbilang lebih cepat untuk menurunkan kadar gula darah, namun pamakaian jangka panjang tentu bisa menimbulkan efek samping lain pada tubuh. Padahal, seperti kita ketahui, penderita diabetes membutuhkan obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darah sepanjang hidupnya.

 

Nah, kehadiran jenis obat herbal inilah yang kini menjadi pilihan alternatif terbaik bagi para penderita diabetes. Selain memiliki khasiat yang tidak kalah dari jenis obat kimia, tentunya obat herbal dapat lebih dipastikan keamanannya. Bahan dasar yang terbuat dari rempah-rempah atau tanaman, membuat obat herbal tidak memiliki efek samping pada penderita diabetes saat digunakan dalam jangka panjang.

 

Baca juga: Turunkan Gula Darah dengan Aman, Coba Cara Ini!

 

Siapa yang berisiko Terkena Diabetes - Guesehat

 

Dalam kelas obat herbal sendiri sebenarnya obat ini dibagi lagi menjadi 3 golongan, yakni jamu, OHT (Obat Herbal Terstandar) dan fitofarmaka. Jamu merupakan salah satu obat alam yang sediannya masih berupa simplisia sederhana, seperti irisan rimpang, daung, atau akar kering. Jamu sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak bertahun-tahun lamanya, sehingga khasiat dan keamanannya pun baru terbukti berdasar pengalaman turun-temurun.

 

OHT adalah jamu yang telah dinaikkan kelasnya dengan syarat bentuk sediaannya yang berupa ekstrak. OHT dibuat melalui proses yang telah terstandarisasi di mana harus melewati uji praklinis, seperti uji toksisitas (keamanan), kisaran dosis, farmakodinamik (kemanfaatan) dan teratogenik (keamanan terhadap janin). Uji praklinis dapat dilakukan pada hewan maupun sampel organ yang terisolasi.

 

Dari ketiga jenis obat herbal, fitofarmaka mendapat posisi tertinggi dari bahan alami sebagai obat. Fitofarmaka dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar dan didukung oleh bukti ilmiah hingga melalui uji klinik pada manusia. Sebuah obat herbal terstandar dapat dinaikkan menjadi fitofarmaka apabila uji klinis telah dilakukan pada manusia.

 

Baca jugaa: 4 Pemanis Alami Pengganti Gula

 

Diabetadex, Fitofarmaka yang Terpercaya untuk Penderita Diabetes

Di Indonesia sendiri, untuk saat ini baru tersedia 8 produk fitofarmaka. Salah satu dari produk tersebt adalah Diabetadex. Diabetadex diproduksi oleh PT Dexa Medica dengan kandungan 100% herbal alami DLBS3233 yaitu fraksi bioaktif dari rempah kayumanis dan bunga bungur yang sudah digunakan untuk mengobati diabetes secara turun temurun.

 

Kandungan bunga bungur dalam Diabetadex memiliki senyawa saponin, flavonoid, tannin, serta plantisul. Plantisul ini adalah zat sejenis insulin nabati yang mempunyai aktivitas layaknya insulin.

 

Karena terbuat dari bahan herbal alami, Diabetadex tentu sangat aman dikonsumsi oleh para penderita diabetes. Tidak ditemukan efek samping yang mengganggu fungsi kerja organ dalam tubuh saat dikonsumsi bersama dengan obat resep dokter.

 

Baca juga: Inilah Cara Tercepat Turunkan Gula Darah!

 

Selain itu, Diabetadex juga tidak menyebabkan hipoglikemia walaupun dikonsumsi lebih dari 1 kapsul per hari. Ini telah dibuktikan berdasar hasil uji klinis Diabetadex pada penderita diabetes selama 12 minggu yang menunjukkan adanya penurunan gula darah sebesar 13,9%.

 

Meski penyakit diabetes bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan, namun dengan menerapkan pola hidup yang sehat serta mengonsumsi obat antidiabetes yang tepat dan aman, maka kadar gula darah pada penderita diabetes dapat lebih dikontrol. Apabila kadar gula darah terjaga, maka risiko komplikasi seperti serangan jantung, gagal ginjal, atau stroke bisa dihindari. (BAG/AY)