Hal yang sangat dihindari di setiap kehamilan adalah persalinan yang belum waktunya atau disebut juga persalinan prematur. Pasalnya, ada banyak risiko pada kesehatan si Kecil jika ia dilahirkan terlalu dini. Lalu, bisakah persalinan prematur dicegah? Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Mums.

 

Persalinan Prematur: Definisi, Penyebab, dan Gejala

Kehamilan biasanya berlangsung sekitar 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama menstruasi terakhir Mums hingga hari perkiraan lahiran (HPL), yang dihitung oleh dokter kandungan atau bidan. 

 

Namun, ada beberapa faktor risiko yang membuat hari persalinan maju lebih awal. Inilah yang dinamakan kelahiran prematur, yaitu kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 atau lebih awal dari hari perkiraan lahir. Kondisi ini terjadi ketika kontraksi rahim mengakibatkan terbukanya leher rahim (serviks), sehingga membuat janin memasuki jalan lahir.

 

Banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko persalinan prematur, antara lain:

  • Memiliki riwayat persalinan prematur sebelumnya.
  • Hamil anak kembar.
  • Mengalami rahim lemah (inkompetensi serviks).
  • Mengalami masalah dengan rahim atau plasenta.
  • Mengalami infeksi tertentu, terutama pada cairan ketuban dan saluran kemih.
  • Menderita kondisi kronis, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit autoimun, dan depresi.
  • Volume air ketuban yang terlampau banyak (polihidramnion).
  • Mengalami perdarahan.
  • Adanya cacat lahir pada janin.
  • Jarak kehamilan yang terlalu dekat atau kurang dari 12 bulan sejak persalinan terakhir.
  • Usia ibu yang terlalu muda atau di atas 35 tahun.
  • Faktor stres, misal seorang ibu hamil mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti kematian orang yang dicintai.

 

Layaknya melahirkan pada umumnya, persalinan prematur memiliki tanda dan gejala yang serupa, yaitu:

  • Nyeri punggung bawah yang terasa konstan atau datang dan pergi, tetapi tidak akan mereda bahkan jika Mums mengubah posisi atau melakukan hal lain.
  • Terjadi kontraksi setiap 10 menit atau lebih.
  • Perut terasa kencang yang disertai dengan kontraksi teratur setiap 10 menit atau lebih.
  • Kram di perut bagian bawah seperti menstruasi.
  • Keluar lendir darah, vlek, atau darah dari vagina.
  • Ketuban pecah sebelum waktunya. Jika hal ini terjadi, Mums akan merasakan keluarnya cairan yang terus-menerus dari vagina, tidak berbau, berwarna bening, dan tidak bisa ditahan.

 

Semua gejala di atas merupakan tanda bahwa Mums harus bergegas pergi ke fasilitas kesehatan terdekat. Pasalnya, bertindak cepat akan sangat bisa membuat perbedaan besar dan membantu mencegah terjadinya persalinan prematur. Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul atau USG transvaginal untuk melihat apakah leher rahim (serviks) Mums mulai menipis dan terbuka.

 

Baca juga: Sudah Ada Suntik KB 2 Bulanan, Apa Keunggulannya?

 

 

Bisakah Persalinan Prematur Dihindari?

Mungkin akan timbul pertanyaan dari Mums, kenapa persalinan prematur perlu sangat dihindari atau segera ditindaklanjuti? Perlu Mums ketahui, jika dilahirkan cukup bulan, berat badan bayi biasanya akan normal dan organ-organnya sudah berkembang sempurna. Hal ini memungkinkan bayi untuk bisa bertahan hidup di luar rahim.

 

Sebaliknya, jika dilahirkan secara prematur, bayi bisa memiliki berat badan yang kurang, nilai Apgar rendah, dan gangguan organ yang dapat menimbulkan beragam masalah kesehatan. Bahkan, bayi yang lahir 4 sampai 6 minggu lebih awal, dapat mengalami efek dari kelahiran prematur.

 

Dua masalah paling serius dari kelahiran prematur adalah gangguan pernapasan dan otak yang belum matang. Masalah pernapasan serius inilah yang membuat bayi prematur memerlukan alat bantu pernapasan (ventilator) di unit perinatologi. Bayi prematur juga bisa mengalami masalah pernapasan selama tahun pertama kehidupan dan meningkatkan risiko asma di kemudian hari.

 

Sementara, risiko gangguan fungsi otak sangat berdampak pada bayi prematur karena otak adalah organ utama terakhir yang matang pada bayi. Otak yang belum matang terus berkembang bahkan setelah lahir.

 

Semakin prematur bayi lahir, semakin besar kemungkinan perdarahan atau tanda-tanda stres lain yang akan memengaruhi otak. Bahkan pada usia 35 minggu, berat otak bayi hanya 2/3 dari beratnya saat cukup bulan (sekitar 40 minggu). Jika bayi lahir lebih awal, pertumbuhan otak yang penting ini terjadi di lingkungan yang tidak normal (di luar rahim).

 

Pada efek jangka panjang, anak-anak yang lahir prematur lebih mungkin terkena penyakit kronis, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes, saat dewasa. Itulah mengapa, pencegahan persalinan prematur sangat penting dilakukan.

 

Lalu, bagaimana cara mencegah persalinan prematur? Walau penyebab persalinan prematur tidak bisa diketahui secara pasti, Mums tetap bisa melakukan beberapa hal agar kehamilan sehat dari awal hingga hari persalinan.

 

Baca juga: Hah, Bayi Kembar di Dalam Rahim Kok Bisa Hilang?

 

Langkah yang bisa Mums lakukan antara lain:

  • Periksakan kehamilan secara teratur di fasilitas kesehatan yang baik. Laporkan tanda atau gejala yang mengkhawatirkan kepada dokter ketika melakukan kunjungan rutin. Jika Mums memiliki riwayat persalinan prematur atau mengalami tanda atau gejala persalinan prematur, itu artinya Mums perlu lebih sering menemui dokter kandungan.
  • Penuhi gizi dengan cukup dan seimbang. Pastikan asupan makan sehari-hari memenuhi kebutuhan nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak, serat) serta nutrisi mikro yaitu vitamin dan mineral.

 

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa rutin mengonsumsi makanan yang tinggi asam lemak tak jenuh ganda, dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur yang lebih rendah. Mums bisa mendapatkan asam lemak tak jenuh ganda ini dalam kacang-kacangan, biji-bijian, serta ikan.

  • Hindari zat-zat yang berisiko, seperti menghindari paparan rokok.
  • Beri jarak kehamilan dengan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai. Tak perlu menunggu lama, Mums sudah bisa mulai menggunakan kontrasepsi paling cepat 3 minggu setelah melahirkan, lho. Konsultasikan pemilihan kontrasepsi dengan dokter agar tidak memengaruhi proses menyusui Mums, ya. (AS)

 

Baca juga: Beser Terus saat Hamil? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya, Mums!

 

Referensi

Mayo Clinic. Preterm Labor.

What to Expect. Preterms Labor.