Rumah merupakan tempat kita menghabiskan sebagian besar waktu. Rumah yang bersih dan sehat akan menurunkan tingkat stres dan kelelahan, mengurangi risiko alergi dan gangguan kesehatan lainnya. Seluruh ruangan dalam rumah yang sehat harus memiliki pencahayaan yang cukup, tidak memiliki material yang berbahaya, dan tentu saja terbebas dari kuman penyebab penyakit. 

 

Hampir sebagian besar anak akan melalui tahap mencoret-coret dan menggambar di dinding. Melarang anak menyentuh dinding, tentu akan menghalangi perkembangannya. Sebuah riset independen yang pernah dilakukan menemukan 20% anak mengalami stres karena dilarang bermain. Nah jika si Kecil mulai mencoret-coret dinding dengan tangan belepotan, biarkan saja ya Mums! Tugas Mums dan Dads adalah menyediakan sarana bermain yang aman, termasuk lantai dan dinding yang bebas kuman.  

 

Hal ini karena area bermain di rumah yang paling sering bersentuhan dengan anak-anak adalah dinding. “Kalau lantai hanya satu sisi, sedangkan dinding ada empat sisi. Dinding ini sering luput dibersihkan, padahal jamur dan bakteri dapat tumbuh dalam waktu 24-48 jam di dinding yang lembab atau basah. Kuman di dinding dapat masuk tubuh melalui kontak langsung di kulit,” jelas dr. Caessar Pronocitro, dokter spesialis anak saat memberikan edukasi melalui talkshow “Waspada Kuman Penyakit di Area Rumah” di sela-sela acara Indonesia Maternity Baby & Kids Expo (IMBEX), Minggu (02/12) di Jakarta Convention Center,  yang diselenggarakan Nippon Paint.

  

Baca juga: Rumah yang Rapi dan Tertata Berdampak Baik terhadap Kesehatan  

 

Kreativitas Anak Kerap Bersentuhan Langsung dengan Dinding Rumah

Mark Liew, Assistant General Manager Nippon Paint Indonesia memaparkan, hasil survei yang dilakukan kepada 200 orang tua menemukan bahwa 70% mengatakan anak mereka banyak menghabiskan 8–20 jam setiap harinya di dalam ruangan. Sebanyak 80% orangtua setuju anak mereka melakukan kontak dengan dinding saat bermain di beberapa tahap perkembangannya.

 

Sejak bayi lahir, mereka menghabiskan hampir 24 jam di dalam ruangan. Bayi sangat sensitif dengan paparan udara termasuk zat berbahaya, salah satunya mungkin yang berasal dari bau cat di dinding. Saat anak mulai merangkak, mereka akan menopang diri di dinding ketika belajar berdiri atau berjalan. Setelah anak mulai besar dan dapat berjalan, muncul kemampuan untuk mengekpresikan diri dengan menjadikan dinding sebagai kanvas. 

 

“Sayangnya 86% orangtua mengakui tidak pernah membersihkan tembok serutin membersihkan lantai,” jelas Mark. Anak-anak berusia di bawah 5 tahun paling rentan tertular infeksi karena bakteri dapat bertahan hidup di dinding rumah selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu.

 

Bakteri yang kerap menyebabkan penyakit dan mudah sekali ditemukan pada dinding, adalah bakteri dari golongan Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas, dan E. coli. Bakteri-bakteri ini menyebabkan segala jenis infeksi mulai dari infeksi saluran penapasan atas, infeksi kulit, dan pencernaan.

 

Baca juga: Lebih sulit Dibersihkan, Tumbler dapat Menjadi Sarang Bakteri!

 

Kiat Menjaga Kebersihan Dinding Rumah

Dr. Caessar menambahkan, agar tercipta rumah yang aman dan sehat bagi keluarga penting untuk membersihkan area rumah, perabotan, peralatan, hingga lantai dan dinding rumah dengan teratur. “Khusus untuk dinding, pilihlah cat yang tidak mengandung VOC yaitu volatile organic compunds dan timbal karena baunya dapat terhirup dan bersifat karsinogenik. VOC ini ditandai dengan bau cat yang menyengat," jelasnya.

 

Baca juga: Alergi Debu? Ini 5 Cara Menghilangkan Debu di Rumah!

 

Karena alasan ini, Nippon Paint meluncurkan Kampanye Rumah Sehat, bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia dan Indonesia Montessori.com (IMC). Salah satu tujuan kampanye ini adalah meningkatkan kepedulian keluarga tentang rumah sehat dan memberikan solusi pengecatan dinding rumah yang benar untuk keluarga Indonesia. Teknologi memungkinkan dikembangkan cat dinding yang mengandung silver-ion yang efektif membasmi bakteri pada dinding, sehingga balita yang belajar berdiri atau berjalan dapat dengan aman menyentuh permukaan dinding rumah.

 

Silver-ion adalah salah satu antimikroba alami tertua di dunia. Studi bertajuk SETSCO di Singapura membuktikan bahwa cat yang diformulasikan dengan silver-ion efektif melawan kuman. 99% efektif terhadap bakteri E-coli, Staphylococcus aureus bahkan MRSA, namun aman untuk bintang dan manusia. 

 

Baca juga: Ruang Favorit Indy Barends di Rumah 

 

Pemilihan cat dinding rumah juga perlu mempertimbangkan kandungan stain-guard (antinoda). Ini akan meringankan tugas Mums karena noda alat tulis, krayon, tinta warna, jus atau saus yang tumpah ke dinding, akan mudah dibersihkan. Cat dinding rumah juga sebaiknya tidak mudah berbekas (spot-less) saat dibersihkan dengan sikat meskipun berkali-kali sehingga cat tidak mudah mengelupas. 

 

Bagaimana dengan warna? Pemilihan warna dinding ternyata ikut memengaruhi perkembangan anak. Studi psikologis menunjukkan warna dapat memengaruhi suasana hati dan tingkah laku anak-anak, merangsang otak dan badan, yang akan berdampak pada kesehatan. Untuk pemilihan warna dinding kamar anak, coba Mums pilih warna yang menarik sesuai keinginan anak. Dengan demikian akan menumbuhkan rasa kepemilikan anak terhadap kamar mereka. 

 

Sampai saat ini memang tidak ada standar berapa tahun sekali cat dinding rumah harus diganti. Namun, menurut dr Caessar maupun Mark Liew, sebaiknya cat diganti secara berkala, sesuai kemampuan keuangan tentu saja. Mums dan Dads, bisa memulainya dengan mencoba kiat-kiat di atas untuk menciptakan dinding rumah yang aman bagi anak. Melarang si Kecil melakukan aksi coret-coret atau memegang dinding sama saja menghalangi tumbuh kembang mereka. Biarkan anak bereskplorasi dengan dinding, orang tua bertanggungjawab memberikan pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit. (AY)