Makanan olahan termasuk salah satu jenis makanan yang tidak sehat. Pasalnya, makanan olahan adalah salah satu faktor risiko terbesar obesitas dan sejumlah penyakit. Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi, wajib mengetahui dampak mengonsumsi makanan olahan untuk kesehatan. Hal ini karena banyak kalori dan garam tersembunyi di dalamnya yang bisa berdampak pada kenaikan gula darah atau tekanan darah.

 

Sebelum mencari tahu bahaya makanan olahan untuk kesehatan, kita perlu tahu pengertian makanan olahan. Pasalnya, banyak orang yang masih bingung dengan definisi makanan olahan.

 

Kebanyakan makanan yang kita konsumsi memang diolah. Apel yang kita makan dipetik dari pohon kemudian dipotong-potong, daging giling mengalami proses pengolahan menggunakan mesin penggiling sebelum bisa dikonsumsi. Bisa dikatakan, hampir semua makanan yang kita konsumsi membutuhkan proses pengolahan terlebih dahulu.

 

Namun, ada proses pengolahan yang alami dan non-alami. Penambahan bahan kimia saat pengolahan makanan tidak selalu membuat makanan tidak sehat, karena memang dibutuhkan. Makanan yang dalam proses pengolahannya ditambahkan bahan kimia yang terbuat dari senyawa sintetis, inilah yang disebut makanan olahan.

 

Baca juga: 100 Gram Makanan Olahan Per Hari, Risiko Diabetes Naik 5%!

 

Bahaya Makanan Olahan untuk Kesehatan

Kalau Kamu terbiasa mengonsumsi makanan olahan, sebaiknya mulai sekarang dikurangi. Berikut bahaya makanan olahan untuk kesehatan yang perlu Kamu ketahui:

 

1. Tinggi Kandungan Gula dan Sirup Jagung Tinggi Fruktosa

Makanan olahan biasanya tinggi kandungan gula atau sirup jagung tinggi fruktosa. Sirup jagung tinggi fruktosa adalah sejenis gula juga, yang jika dikonsumsi secara berlebihan, berbahaya bagi tubuh.

 

Gula tidak mengandung nutrisi penting, namun tinggi kandungan energi. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa gula memiliki dampak negatif terhadap metabolisme tubuh. Konsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan resistensi insulin, peningkatan kadar kolesterol jahat LDL, dan peningkatan lemak di hati serta perut. Selain itu, konsumsi gula berlebihan juga seringkali berkaitan dengan banyak penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan kanker.

 

Makanan dan minuman olahan merupakan sumber gula terbesar dalam diet harian banyak orang. Jadi, hindari konsumsinya jika tidak ingin terkena bahaya makanan olahan untuk kesehatan.

 

2. Direkayasa untuk Dikonsumsi Secara Berlebihan

Semua orang pasti ingin mengonsumsi makanan yang enak. Nafsu makan kita cenderung mengarah ke makanan manis, asin dan berlemak. Hal ini disebabkan karena tubuh kita tahu bahwa makanan yang mengandung energi dan nutrisi dibutuhkan untuk bertahan hidup.

 

Kalau perusahaan manufaktur makanan mau sukses, pastinya mereka akan mengerahkan upaya supaya konsumen mau membeli produknya. Maka itu, produknya harus enak.

 

Saat ini, persaingan antara perusahaan manufaktur makanan sangat ketat, karena jumlahnya juga semakin banyak. Oleh karenanya, banyak bahan dan biaya yang digunakan untuk membuat makanan seenak dan semenarik mungkin.

 

Masalahnya, banyak makanan olahan yang melalui proses pengolahan kimia sebagaimana mungkin sehingga rasanya enak dan memengaruhi otak kita. Dampaknya bisa memengaruhi pikiran dan perilaku kita, sehingga kita selalu ingin makan hingga akhirnya membuat kita sakit.

 

Hal ini lama kelamaan bisa menyebabkan obesitas dan penyakit kronis lainnya. Inilah salah satu bahaya makanan olahan untuk kesehatan.

 

3. Mengandung Bahan Buatan

Coba deh Kamu mengecek label bahan-bahan yang tertera di kemasan makanan olahan atau makanan kaleng. Kemungkinan besar Kamu tidak akan mengerti nama banyak bahannya. Pasalnya, banyak dari bahan tersebut sebenarnya bukan makanan alami, melainkan zat kimia buatan yang ditambahkan ke dalam makanan tersebut untuk berbagai macam tujuan.

 

Pada umumnya, makanan yang melalui proses pengolahan tinggi mengandung:

  • Bahan pengawet: zat kimia yang mencegah makanan basi dan supaya tahan lama.
  • Bahan pewarna: zat kimia yang digunakan untuk memberikan warna pada makanan.
  • Perasa: zat kimia yang digunakan untuk memberikan rasa tertentu pada makanan.
  • Penambah tekstur: zat kimia yang memberikan tekstur tertentu pada makanan.

 

Makanan olahan juga bisa mengandung banyak bahan kimia yang tidak tertera di label kemasan. Sebagai contoh, banyak makanan olahan yang di label kemasannya tertera 'perasa buatan'. Istilah itu biasanya merupakan campuran banyak bahan kimia buatan rahasia.

 

Kalau Kamu menemukan 'perasa buatan' di label kemasan suatu makanan olahan, maka itu bisa saja berarti ada sejumlah bahan kimia buatan tambahan yang dicampurkan ke dalamnya.

 

Tentu saja kebanyakan dari zat kimia yang digunakan diduga sudah melalui tes untuk dinilai keamanannya. Namun, bahan makanan seperti gula juga termasuk aman bagi otoritas resmi. Oleh sebabnya, sebaiknya Kamu tetap berhati-hati terkait banyaknya kandungan bahan kimia buatan sebagai salah satu bahaya makanan olahan untuk kesehatan.

 

4. Meningkatkan Risiko Kecanduan Makanan Olahan

Kemampuan banyak makanan olahan untuk memengaruhi otak memiliki banyak konsekuensi kesehatan. Beberapa orang benar-benar bisa kecanduan dengan salah satu makanan olahan spesifik akibat hal tersebut.

 

Kecanduan makanan merupakan salah satu masalah kesehatan saat ini. Kondisi ini merupakan penyebab utama beberapa orang tidak bisa berhenti mengonsumsi suatu makanan, sebagaimanapun kerasnya mereka mencoba berhenti.

 

Secara medis, hal tersebut terjadi karena biokimia otak dipenuhi oleh produksi dopamin berlebihan ketika sedang mengonsumsi makanan tersebut. Hal ini sudah dibuktikan oleh penelitian. Gula, makanan olahan, dan makanan cepat saji mengaktivasi beberapa bagian di otak, hampir menyerupai efek obat terlarang seperti kokain.

 

Baca juga: Ini Dia Pentingnya Membaca Label Pangan Olahan!

 

5. Seringkali Tinggi Kandungan Karbohidrat Olahan

Hingga saat ini, konsumsi karbohidrat dalam diet sehari-hari masih menjadi perdebatan. Beberapa pihak berpendapat bahwa mayoritas dari asupan energi kita seharusnya berasal dari konsumsi karbohidrat. Sebagian orang lainnya sangat menghindari konsumsi karbohidrat.

 

Namun, ada satu hal yang disetujui oleh semua ahli, bahwa karbohidrat dari makanan alami jauh lebih baik daripada karbohidrat olahan. Makanan olahan umumnya tinggi karbohidrat olahan.

 

Salah satu sisi negatif dari karbohidrat olahan atau sederhana adalah cepat dicerna di saluran pencernaan, sehingga bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan insulin dengan cepat.

 

Hal ini bisa menyebabkan Kamu cepat lapar makanan tinggi karbohidrat lagi ketika kadar gula darah kembali turun. Selain itu, mengonsumsi karbohidart olahan berlebihan juga bisa menyebabkan sejumlah penyakit kronis.

 

Sebaiknya Kamu juga jangan mudah percaya jika makanan olah memiliki kata 'whole grain' yang tertera di kemasannya, termasuk pada cereal. Pasalnya, whole grain yang dimaksud biasanya sudah dilumatkan menjadi tepung halus yang sama bahayanya dengan karbohidrat olahan. Jadi, kalau Kamu mau makan karbohidrat, sebaiknya konsumsilah makanan alami yang tinggi karbohidrat, ketimbang makanan olahan atau makanan cepat saji.

 

6. Rendah Nutrisi

Makanan olahan umumnya sangat rendah kandungan nutrisi penting ketimbang makanan alami. Beberapa makanan olahan mengandung mineral dan vitamin buatan tambahan sebagai kompensasi nutrisi yang hilang selama proses pengolahan.

 

Namun, nutrisi buatan bukanlah pengganti yang baik bagi nutrisi yang terkandung di dalam makanan alami. Selain itu, makanan alami juga mengandung lebih banyak vitamin dan mineral yang memenuhi standar.

 

7. Rendah Serat

Serat, khususnya yang larut dan difermentasi, memiliki beragam manfaat kesehatan. Salah satu manfaat kesehatan utamanya adalah sebagai prebiotik yang memberi makan bakteri baik di saluran pencernaan.

 

Ada bukti bahwa serat bisa memperlambat penyerapan karbohidrat dan membuat kita lebih kenyang meskipun mengonsumsi makanan dengan kalori lebih rendah. Serat yang larut juga bisa membantu mengobati konstipasi.

 

Serat yang terkandung di makanan alami biasanya akan hilang selama proses pengolahan. Oleh sebab itu, makanan olahan sangat rendah serat. Ini merupakan salah satu bahaya makanan olahan untuk kesehatan.

 

8. Membutuhkan Sedikit Energi dan Waktu untuk Dicerna

Perusahaan manufaktur makanan selalu ingin agar produknya tahan lama. Selain itu, mereka juga ingin agar produknya memiliki konsistensi yang mirip serta mudah dikonsumsi.

 

Maka itu, banyak makanan olahan yang mudah dikunyah dan ditelan. Alhasil, makanan olahan mudah dimakan dan dicerna. Inilah salah satu bahaya makanan olahan untuk kesehatan.

 

9. Umumnya Tinggi Kandungan Lemak Tidak Sehat

Kebanyakan makanan olahan kaya kandungan lemak tidak sehat. Biasanya, makanan olahan mengandung biji buatan dan minyak sayuran yang terhidrogenasi, sehingga berubah menjadi lemak trans yang tidak sehat.

 

Lemak tidak sehat ini biasanya mengandung asam lemak omega-6 yang berlebihan, sehingga bisa menyebabkan oksidasi dan inflamasi dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi minyak sayur yang tidak sehat mengalami kenaikan risiko penyakit jantung.

 

Inilah salah satu bahaya makanan olahan untuk kesehatan. Cara terbaik untuk mencegah minyak biji-bijian yang tidak sehat dan minyak trans adalah dengan tidak mengonsumsi makanan olahan. Konsumsilah lemak sehat seperti minyak kelapa dan minyak zaitun. (UH)

 

Baca juga: Benarkah Daging Olahan Menyebabkan Kanker Payudara?

Sumber:

MedicalNewsToday. Nine ways that processed foods are harming people. Agustus 2017.
The American Journal of Clinical Nutrition. Potential role of sugar (fructose) in the epidemic of hypertension, obesity and the metabolic syndrome, diabetes, kidney disease, and cardiovascular disease. Oktober 2007.