Bukan sekali-dua kali ini kita menerima broadcast message di grup chat yang menginformasikan tentang bahaya penggunaan handphone. Salah satunya adalah pesan terusan bernada mencekam, yang menginformasikan bahwa penggunaan secara berlebihan pada anak bisa mengakibatkan infeksi otak. Kabarnya, hal tersebut disebabkan oleh radiasi handphone. Waduh! Fakta atau hoaks, sih?

 

Apa itu radiasi?

Bergidik mendengar kata radiasi? Tunggu dulu. Mari pahami dulu apa itu radiasi. Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi ini sendiri terdiri dari beberapa jenis yang memiliki panjang gelombang masing-masing.

 

Jika melihat dari kekuatan energinya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi ionisasi dan radiasi nonionisasi. Radiasi ionisasi adalah radiasi yang apabila menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik disebut ion.

 

Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh, termasuk pada benda hidup. Radiasi ionisasi disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi ionisasi adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron.

 

Sementara itu, radiasi nonionisasi adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Yang termasuk di dalamnya adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, dan ultraviolet.

 

Baca juga: Gadget untuk si Kecil, Perlukah?

 

Kenapa handphone?

Ada beberapa alasan utama kenapa penggunaan handphone sering dijadikan penyebab potensial untuk masalah kesehatan yang serius. Hal itu karena:

  • Handphone memancarkan radiasi gelombang radio atau radiofrekuensi, bentuk radiasi nonionisasi dari antena handphone. Bagian tubuh manusia yang melakukan kontak terdekat dengan antena inilah yang akan menyerap energi radiasi radiofrekuensi. Perkiraan jumlah energi yang diserap, menggunakan satuan ukuran yang disebut Specific Absorption Rate (SAR), yang membagi ukuran watt per berat badan tubuh dalam kilogram.
  • Jumlah pengguna handphone sangat meningkat tajam setiap tahunnya. Lembaga riset digital marketing Emarketer, memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika.
  • Jumlah durasi penggunaan handphone per hari anak semakin lama semakin meningkat. Sesuai laporan dari Childwise, anak-anak 20 tahun lalu hanya menghabiskan waktu rata-rata tiga jam per hari di depan perangkat elektronik, itupun hanya sebatas layar televisi. Bandingkan dengan anak-anak sekarang, yang bisa betah bermain atau menonton video di handphone lebih dari 2 jam per hari.

 

Baca juga: Asik Bermain Gadget Picu Kerusakan Saraf

 

Apakah Benar Bermain Handphone Terlalu Lama Bisa Terkena Infeksi Otak?

Lalu, bagaimana menghubungkan radiasi handphone dengan risiko serius, terutama pada otak? Perlu diketahui, radiasi ionisasi seperti sinar x-ray memang bisa meningkatkan risiko kanker. Namun, beda ceritanya dengan radiasi nonionisasi dari handphone yang masih menghasilkan hasil uji beragam pada manusia.

 

Satu-satunya efek biologis dari paparan radiasi radiofrekuensi pada manusia adalah menimbulkan panas di area tubuh yang terlalu lama berdekatan dengan handphone atau peralatan elektronik lainnya, umumnya yaitu bagian telinga dan kepala. Namun, panas tersebut tidaklah cukup menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang akhirnya berefek langsung pada kesehatan, terutama otak. Jadi, pesan yang tersebar di grup WhatsApp itu tidak benar alias hoaks ya, Mums!

 

                                                                                                                                              Image soal hoaks infeksi otak yang beredar di WhatsApp

 

Handphone: kawan atau lawan?

Memang, beragam penelitian medis maupun ilmiah belum bisa mengetukkan palu untuk memutuskan secara pasti, bahwa paparan gelombang radiofrekuensi dapat membahayakan kesehatan. Bahkan, penelitian National Toxicology Program Carcinogenesis Studies terhadap radiasi radiofrekuensi dari handphone menyimpulkan bahwa topik ini masih harus ditelaah lebih lanjut.

 

Namun, bukan berarti Mums melonggarkan screen time si Kecil juga, ya. Screen time tetap perlu dibatasi, karena jika terlalu lama dapat memberikan efek tidak baik pada perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. Jadi, diimbau screen time untuk anak, terutama balita, maksimal satu jam.

 

Baca juga: Dampak Negatif Bermain Gadget di Malam Hari

 

 

 

 

 

Sumber:

Forbes. The Truth About Cell Phone Radiation

Cancer.gov. Cell Phones and Cancer Risk

Ewg.org.Health Risks from Cellphone Radiation

Biorvix.org.Studies of Cell Phone Radiofrequency Radiation