Selain keselamatan Mums, kesehatan bayi juga menjadi salah satu hal penting saat proses persalinan. Sesaat setelah lahir, bayi akan diukur berat badannya. Berat janin dapat memengaruhi proses tumbuh kembangnya kelak.

 

Berat janin tidak normal saat persalinan, baik terlalu kurang atau berlebih, dapat menimbulkan masalah lho, Mums. Berat janin yang kurang dari normal bisa menimbulkan kekhawatiran terhadap beberapa penyakit. Sedangkan jika janin terlalu berat, dikhawatirkan dengan risiko obesitas.

 

Baca juga: Senam Hamil untuk Janin yang Sehat

 

Berapa Ukuran Berat Janin yang Normal?

Rata-rata berat janin ketika lahir berada pada kisaran angka 2,5-4 kg jika ia lahir cukup umur, yakni pada usia kehamilan di atas 37 minggu. Sedangkan berat janin normal dalam kandungan, seperti dilansir dari Detikhealth, yaitu:

- Usia kehamilan 20 minggu : 500 gram.
- Usia kehamilan 28 minggu : 1.000 gram.
- Usia kehamilan 31 minggu : 1.500 gram.
- Usia kehamilan 34 minggu : 2.000 gram.
- Usia kehamilan 37 minggu : 2.500 gram.

 

Faktor-faktor yang Memengaruhi Berat Janin saat Lahir

Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan berat janin, apakah ia memiliki berat yang normal, kurang berat, atau terlalu berat. Karena berat janin dapat memengaruhi perkembangan bayi, maka sangat penting untuk memerhatikan apa saja yang memengaruhi berat janin. Berikut ini beberapa faktor tersebut seperti dikutip dari Whattoexpect.

  • Nutrisi Mums. Diet dan berat badan Mums sebelum atau selama kehamilan dapat memengaruhi berat janin. Jika Mums obesitas, ada kemungkinan bayi akan kelebihan berat badan. Begitu juga jika Mums kekurangan nutrisi saat hamil, bayi Mums bisa berukuran kecil.
  • Kesehatan Mums. Kondisi kesehatan Mums juga berpengaruh terhadap berat janin, termasuk kalau Mums memiliki penyakit tertentu. Misalnya, kebiasaan merokok atau minum alkohol, mengidap diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan lain-lain.
  • Berat badan Mums saat lahir dan berat badan Dads sama-sama memengaruhi berat janin saat lahir, lho.
  • Semakin muda usia Mums saat mengandung, semakin besar kemungkinan berat janin kurang dari normal.
  • Jenis kelamin bayi. Bayi laki-laki cenderung memiliki berat badan lebih tinggi dibanding bayi perempuan.
  • Hamil kembar. Bayi kembar cenderung memiliki berat badan lebih kecil dibanding bayi tunggal.

 

Baca juga: Doppler, Alat Deteksi Denyut Jantung Janin Paling Akurat 

 

Apa yang Terjadi Jika Berat Janin Kurang dari Normal?

Berat janin dianggap kurang jika lahir kurang dari 2,5 kilogram. Sebagian bayi yang lahir dengan berat badan kurang masih dapat tumbuh dengan baik. Namun pada sebagian kasus, bayi tersebut dapat mengalami masalah kesehatan.

 

Komplikasi tersebut di antaranya bayi mudah kedinginan, meningkatnya risiko terkena infeksi, mengalami gangguan pernapasan, pertumbuhan yang terlambat, mengalami sakit jantung, dan diabetes saat dewasa. Tidak hanya itu, jika janin dalam kandungan memiliki berat yang rendah, ia juga berpotensi lahir secara prematur atau mengalami kematian dalam kandungan.

 

Apa yang Terjadi Jika Berat Janin Lebih dari Normal?

Bayi yang lahir dengan berat badan lebih disebut dengan makrosomia. Bayi termasuk makrosomia jika lahir dengan berat lebih dari 4,5 kg. Bayi yang lahir dengan berat badan berlebih mempunyai risiko masalah kesehatan yang sama dengan bayi yang lahir prematur.

 

Jika berat janin dalam kandungan berlebih, Mums dan bayi akan mengalami kesulitan saat proses persalinan. Mums berisiko mengalami robek perineum atau rahim, kehilangan banyak darah, perdarahan hebat, dan cedera pada tulang ekor. Mums juga berpeluang melahirkan secara caesar.

 

Sedangkan bayi yang lahir dengan kondisi makrosomia berisiko mengalami masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan gangguan metabolik, saat ia dewasa. Bayi yang besar juga berpeluang mengalami patah tulang leher karena bagian pundak bayi tersangkut di tulang kelamin Mums.

                                                                                                                                                                                     

Tenang Mums, berat janin dapat diprediksi melalui pemeriksaan USG. Dokter kandungan atau bidan akan memantau berat janin apakah sesuai dengan usianya atau tidak. Jadi, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan USG paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan, seperti yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

 

Faktanya, stereotip masyarakat yang menyebut bahwa bayi gemuk terlihat lucu tidak boleh dibesar-besarkan ya, Mums. Berat janin yang tidak normal pada saat persalinan itu sangat mengkhawatirkan, lho. Jadi, jangan lupa untuk pantau terus kondisi janin dalam kandungan Mums! (AS)

 

Baca juga: 5 Superfood Untuk Ibu Hamil