Miss V sepertinya butuh diperhatikan nih, Ladies! Pasalnya, ada penyakit vagina  misterius yang bisa menimpa kesehatannya. Pernah mendengar Bacterial Vaginosis atau BV? Jika belum, yuk pahami apa yang menyebabkan munculnya masalah kewanitaan ini hingga dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam vagina!

Pengalaman Bersama BV

Untuk mengetahui gambaran penyakit vagina ini, ada baiknya Anda mendengar sejenak pengalaman seorang wanita yang hidup dengan penyakit BV seperti yang dikutip dari halaman www.glamour.com ini.

“Setiap bulan setelah masa haid saya habis, saya selalu mengecek dan berharap celana dalam saya tidak berbau seperti ikan di pasar, yang artinya penyakit BV itu datang kembali. Saya mencoba menghiraukannya tetapi menjadi sangat gatal. Sex  juga membawa kesakitan dan vagina saya seperti terluka. Tidak lama, sekitar 20 menit setelah saya mandi, celana dalam saya sudah basah kembali”, ujarnya menceritakan bagaimana rasanya hidup dengan BV. “Hal ini terjadi sejak 2 tahun yang lalu, sejak umur 23. Pertama kali, saya tidak tahu BV dan mendiagnosis diri saya sendiri dengan infeksi ragi. Saya memutuskan untuk membeli Monistat dan Vagisil untuk meredakan nyeri. Setelah itu saya akhirnya berkunjung ke dokter dan ia mengatakan mendengar cerita yang sama dari pasien BV lain”.

Sejak saat itulah ia menyadari bahwa yang terjadi pada vaginanya bukanlah infeksi sembarang, tetapi penyakit misterius yakni BV yang seringkali meresahkan kaum hawa.

BV dalam Medis

Dalam penjelasan berikutnya, wanita tersebut memaparkan hasil pencarian dan penemuannya terkait informasi seputar penyakit BV. Penyakit tersebut adalah infeksi vagina yang biasanya menyerang wanita di usia subur yaitusekitar 15 hingga 44 tahun. Walaupun beberapa dokter mengatakan salah satu penyebabnya adalah tidak menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks atau suka berganti pasangan, nyatanya BV juga dapat menyerang Anda yang masih perawan. Bahkan pada beberapa kasus, wanita bisa mendapatkan BV dari pengalaman pertama seksualnya karena terjadi gangguan kadar pH dan ketidakseimbangan jumlah bakteri jahat dan baik dalam vagina. Dalam keadaan normal, vagina wanita akan didominasi oleh keberadaan bakteri lactobacillus sebanyak 95 persen. Tetapi dalam kasus BV, pertumbuhan bakteri jahat seperti anaerob menjadi lebih cepat dan lebih banyak serta memengaruhi tingkat keasaman organ. Hasil temuan para ahli tentang penyebab pasti ketidakseimbangan ini mungkin saja tidak berlaku pada setiap perempuan, sehingga menyebabkan penyakit ini masih dikatakan sebagai gangguan misterius. Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko Anda terkena BV adalah:

  1. Penggunaan kontrasepsi spiral
  2. Membersihkan vagina dengan disemprot (douching)
  3. Merokok
  4. Melakukan aktivitas seks berlebihan dan tidak menggunakan pengaman

Pengobatan untuk Setiap Orang akan Berbeda

Bagaimana pengobatan penyakit BV ini? Simak kembali kutipan pengalaman wanita tadi:

“Setelah itu dokter akhirnya memberikan saya antibiotik dan bau serta gatal jadi hilang. Tapi ternyata saya kembali mendapatkan BV setiap bulan, setelah hari terakhir masa haid, selama 19 bulan ke depan. Saya harus ke dokter di beberapa bulan pertama dan mereka mengatakan hal yang sama, bahwa mereka tidak mengetahui penyebab pasti dan cara pencegahan BV. Ya, saya terpaksa untuk mencari tahu sendiri dengan bertanya pada semua orang dan mempelajari apa yang baik dan buruk bagi vagina saya. Bahkan saya mencoba untuk mengganti alat pengendali kehamilan saya, meletakkan bawang di dekat vagina seperti yang dianjurkan seorang suster, mencoba tea tree oil baths, tampon yang dilapisi yogurt, hingga mengatur diet. Dan semua tidak menunjukkan hasil”, ungkap kekecewaan wanita tersebut.

Di akhir artikel, ia menceritakan bagaimana akhirnya ia menemukan solusi yang tepat bagi dirinya. Ternyata, sumber makanan yang mengandung probiotik seperti anggur dapat membantu menumbuhkan bakteri baik dan mencegah perkembangan bakteri jahat.

“Ambilah asupan probiotik harian Anda! Saya mencoba pola ini selama 2 hingga 3 bulan dan BV berkurang dengan cepat. Perbanyak pengetahuan Anda tentang kesehatan vagina yang mungkin tidak didapatkan dari sekolah. Lakukan juga riset mandiri dan seringlah mengunjungi dokter untuk memeriksakan keadaan”, sarannya.

Ya, pada beberapa orang, antibiotik metronidazole yang diberikan belum tentu mampu mengobati BV dengan cepat. Dan bahkan pada sebagian orang lain, penggunaan antibiotik tersebut secara rutin dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti mual, rasa logam di mulut, dan kehilangan nafsu makan. Karena itu, pengobatan BV pada setiap orang mungkin saja berbeda. Tetapi Anda dapat mencegah risiko sekecil apapun dengan melakukan pembersihan daerah vagina secara rutin, tidak mencuci pakaian dengan sabun berbahan kimia, serta hindari penggunaan deodoran khusus vagina. Lindungi Si Miss V dari penyakit vagina ini ya, Ladies!