Manfaat ASI sudah tidak diragukan lagi. Sudah banyak dilakukan penelitian dengan bukti sangat valid terkait manfaat ASI untuk bayi. Salah satunya manfaat ASI untuk mencegah alergi pada bayi. Namun sempat ada kontroversi terkait pencegahan alergi oleh ASI ini, Mums. Pada tahun 2011 misalnya, sekelompok peneliti menyatakan jika ASI tidak cukup baik untuk menangkal alergi pada bayi. Hasil penelitian ini kemudian dibantah dengan data-data penelitian yang lebih besar. Bahkan  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menguatkan posisi ASI berdasarkan banyak penelitian terdahulu bahwa hingga saat ini belum ada makanan pengganti lain yang terbukti memiliki kualitas lebih baik dari ASI. 

  

Oligosakarida, Komponen ASI yang Mencegah Alergi Makanan pada Bayi

Dunia medis pun ramai membantah studi yang menyatakan bahwa ASI tidak cukup kuat mencegah alergi. Salah satunya yang dipublikasikan di British Medical Journal  dengan mengatakan hasil penelitian yang kontroversi itu tidak cukup kuat, dan hanya digunakan untuk menguntungkan industri makanan bayi. Pihak pmerintah Inggris tak tinggal diam. Dilansir dari dailymail.co.uk, pemerintah Inggris melalui departemen kesehatan meminta semua ilmuwan yang meneliti tentang ASI agar memberikan bukti yang otentik dan melaporkannya kembali dalam kurun waktu satu tahun.

 

Mungkin sebagian ibu muda mulai berpikir, bagaimana mekanisme ASI mencegah alergi? Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan adalah cara terbaik untuk mencegah risiko alergi pada bayi, menghentikan nafsu makan berlebih pada anak, hingga mencegah obesitas. Penelitian terbaru dari San Diego, Amerika Serikat yang dipublikasikan pada 12 Juni tahun ini, menemukan bahwa komposisi unik ASI  dapat memainkan peran dalam mengurangi alergi makanan pada bayi. 

 

Penelitian yang juga melibatkan ilmuwan asal Kanada, berfokus pada peran oligosakarida (human milk oligosaccharides atau HMO) yang hanya ditemukan pada ASI, dan tidak pada mamalia lain. HMO yang juga tidak ditemukan dalam susu formula untuk bayi ini, merupakan komponen padat ketiga yang paling berlimpah dalam ASI, setelah laktosa dan lemak. HMO merupakan molekul gula yang tidak mudah dicerna, sehingga bermanfaat dalam pengembangan mikrobiota usus bayi. Mikrobiota pada usus bayi inilah yang sangat berpengaruh  terhadap penyakit alergi.

 

 

 

Hubungan ASI dengan kejadian alergi 

WHO dan semua perhimpunan profesional kedokteran sudah mengeluatkan pedoman, untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan. Setelah itu baru dapat dikatakan aman untuk bayi mengonsumsi makanan padatnya yang pertama. Alasan utamanya adalah untuk menghindari bayi dari risiko alergi dan gastroenteritis, serta membuatnya lebih sehat akibat risiko infeksi yang lebih sedikit.

 

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mukosa saluran cerna bayi menunjukkan kemampuan serap yang tinggi terhadap molekul besar seperti protein utuh (misalnya protein susu sapi). Pada bayi yang memiliki risiko tinggi alergi, maka masuknya molekul besar ini menjadi proses pengenalan pertama dari alergen (molekul penyebab reaksi alergi). Paparan molekul yang sama selanjutnya akan menyebabkan timbulnya gejala penyakit alergi seperti gejala saluran cerna, eksema dan asma.

 

Pada beberapa penelitian memperlihatkan pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan berhubungan dengan rendahnya kejadian penyakit alergi. Penelitian yang dilakukan di Australia pada 2187 anak selama 6 tahun menyimpulkan bahwa risiko terjadinya asma berkurang pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Penelitian lain menunjukkan adanya antibodi terhadap protein susu sapi pada bayi yang mengalami diare akut.  

 

Makanya Mums jangan buru-buru memberikan makanan padat sebelum usia bayi 6 bulan, ya! Penelitian menunjukkan, usia terbaik untuk mengenalkan makanan padat atau MPASI adalah saat usia enam bulan. Pada enam bulan pertama kehidupan anak, ASI saja cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi si buah hati. Setelah berusia di atas 6 bulan, anak membutuhkan makanan pendamping karena ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bagi anak.

 

Makanan pendamping ASI ini diberikan pada periode penyapihan yaitu mulai usia 6 bulan hingga 2 tahun. Sangat dibutuhkan pengetahuan orangtua yang baik mengenai makanan pendamping ASI karena jika diberikan dengan jumlah, komposisi dan waktu yang tidak tepat dapat menyebabkan anak mengalami malnutrisi yang berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Proses belajar makan pada anak bukan saja untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, melainkan juga sebagai momen untuk melatih keterampilan dan kebiasaan makan yang sehat. Pada proses makan juga terjadi interaksi antara orangtua dan anak yang dapat mendekatkan orangtua dan si buah hati.

Baca juga: Pilihan MPASI Sehat untuk Anak
 

Jadi, jika anak Mums mengalami alergi, bukan berarti ASI Mums buruk ya, melainkan Mums harus konsultasikan dengan dokter dan mencari tahu penyebabnya. Semangat memberi ASI ya, Mums! (BD/AY)

 

Mitos vs Fakta ASI Dingin - guesehat.com