Sudah banyak kasus tangan atau kaki anak terjepit di eskalator mal. Tidak hanya di luar negeri, seperti Kanada dan Tiongkok, di Indonesia pun banyak terjadi. Salah satunya adalah Alfino Rizki Oktova, bocah laki-laki berusia 5 tahun yang tangan kanannya terjepit di eskalator di Plaza Andalas, Padang, Sumatra Barat. Rekaman CCTV kejadian naas pada 28 April 2019 lalu itu sempat viral untuk beberapa saat.

 

Setelah Alfino menjerit, orang tuanya meminta tolong pihak mal untuk segera mematikan eskalator. Eskalator kemudian dibongkar agar tangan Alfino yang terjepit bisa dikeluarkan. Setelah itu, barulah Alfino dibawa ke rumah sakit untuk ditangani.

 

Jika Mums sedang bersama anak saat menggunakan eskalator, maka waspadalah. Pasalnya, kecelakaan terjepit ini sering terjadi, terutama saat pusat perbelanjaan sedang ramai-ramainya. Tanpa sadar, perhatian Mums mungkin teralihkan meskipun hanya beberapa detik.

 

Bahaya Eskalator bagi Si Kecil

Menurut The Consumer Product Safety Commission (CPSC), ada 11 ribu kasus kecelakaan akibat terjatuh di eskalator pada 2007. Tambahannya, ada 77 laporan anggota tubuh terjepit di eskalator pada 2006. Beberapa anggota tubuh yang terjepit adalah tangan dan kaki, terutama karena tali sepatu yang tersangkut.

 

Baca juga: Andien Tidur dengan Plester Mulut, Apakah Berbahaya bagi Kesehatan?

 

Selain tali sepatu yang tersangkut akibat tidak diikat dengan benar, sepatu atau sandal selop yang kebesaran juga berisiko terjepit. Ujungnya yang lowong saat menyentuh pinggiran eskalator bisa saja ‘terisap’ ke dalam celah eskalator. Bila anak memakai kaus berlengan panjang atau jaket yang terlalu besar, ujung lengannya juga berisiko terjepit di eskalator.

 

Seram ya, Mums? Namun, jangan langsung jadi paranoid. Si Kecil masih bisa kok menggunakan eskalator dengan aman selama memperhatikan 5 hal ini!

  • Awasi anak (terutama batita dan balita) saat naik dan turun dari eskalator.
  • Ikat tali sepatu anak dengan benar agar tidak menjuntai ke mana-mana.
  • Gulunglah lengan bajunya sedikit agar tidak tertarik ke dalam celah pinggiran eskalator.
  • Anak berdiri di tengah antara Mums dan Dads. Gandenglah tangannya. Minta anak agar jangan bergerak hingga saatnya turun dari eskalator.
  • Jangan perlakukan eskalator seperti mainan. Hindari duduk atau bermain di eskalator. Selain tidak aman, kegiatan ini dapat mengganggu pengguna eskalator yang lain.

 

Satu hal lagi yang lebih penting, pelajari letak tombol darurat untuk menghentikan eskalator bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

 

Baca juga: Bahaya Menggelitik Anak secara Berlebihan

 

Perhatikan Tinggi Anak!

Berdasarkan tinggi badan anak, Mums dan Dads juga harus memperhatikan faktor keamanan saat menggunakan eskalator. Bila tinggi badan si Kecil masih belum setinggi pinggiran eskalator, maka:

  • Gandeng atau gendong si Kecil. Tangan anak yang belum bisa menggapai puncak pinggiran eskalator juga berisiko terjepit lapisan dempul yang bergerak secara otomatis.
  • Meskipun tampak lucu, jangan biarkan ia memperlakukan eskalator seperti treadmill di gym. Anak bisa terjepit atau terjatuh karena gagal mengikuti kecepatan eskalator.

 

Bila tinggi badan anak sudah mencukupi atau lebih:

  • Pastikan anak memegang puncak pinggiran eskalator, bukan bagian kacanya. Hindari bersandar pada pinggiran eskalator. Kain baju pun bisa terjepit di bawah lapisan dempul yang bergerak secara otomatis.
  • Jangan biarkan anak melompat-lompat di atas eskalator.

 

Risiko kecelakaan pada si Kecil saat menggunakan eskalator bisa dihindari selama Mums dan Dads terus mengawasinya. Jangan sampai ia menjadi korban selanjutnya dari benda yang satu ini, ya! (AS)

 

Baca juga: Anak Bisa Terkena Infeksi Otak karena Terlalu Banyak Main Handphone? Hoaks!

 

 

Sumber

Verywell Family: Elevator and Escalator Hazards for Children

Kompas.com: Viral, Video Tangan Anak 5 Tahun Terjepit Eskalator di Mal