Melihat buah hati kesayangan tiba-tiba memukul Mums atau teman sebayanya pasti membuat Mums kaget dan mempertanyakan keterampilan mengasuh Mums. Mums pasti khawatir dengan kepribadian si kecil dan takut perillaku ini akan terus berlanjut.

 

Sebenarnya, perilaku memukul biasa terjadi pada anak-anak antara usia 1 dan 2 tahun. Ini juga tidak berarti anak akan tumbuh menjadi pelaku intimidasi. Meskipun begitu, kebiasaan memukul akan menyakiti orang-orang di sekitar anak. Selain itu, perilaku ini tentunya membuat Mums merasa malu sehingga perlu segera diatasi.

 

Kali ini, Mums akan diajak mencari tahu bagaimana cara menghadapi anak suka memukul.

Alasan Anak Suka Memukul

Anak yang masih kecil mungkin tidak menyadari bahwa memukul bisa menyakitkan. Selain itu, anak belum sepenuhnya mengembangkan rasa kasih sayang sampai sekitar usia 3 tahun. Bahkan, jika anak memahami gagasan itu, mereka mungkin tidak dapat menahan diri.

 

Mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami emosi mereka sendiri, apalagi emosi orang lain. Jadi, kecil kemungkinan mereka memukul dengan maksud untuk menyakiti orang lain.

 

Berikut alasan lain kenapa anak kecil suka memukul:

 

1. Mereka mencoba berkomunikasi

Sama seperti orang dewasa, balita juga merasa bosan, lapar, lelah, dan kewalahan. Hanya saja, anak kecil belum memiliki keterampilan untuk mengidentifikasi dan mengomunikasikan emosi, yang membuat mereka semakin frustrasi.

 

Karena kosakata anak belum sepenuhnya berkembang, mereka cenderung menggunakan tubuh untuk menunjukkan perasaan mereka atau membalas ketidaksepakatan. Salah satunya dengan memukul.

 

2. Meniru orang lain

Anak adalah peniru yang andal. Saat melihat kakaknya berkelahi dengan temannya, mereka mungkin ingin melakukannya juga.

Untuk beberapa anak, ada faktor coba-coba. Mereka melihat orang lain memukul dan ingin melihat bagaimana rasanya.

 

3. Mereka secara alami temperamental

Beberapa anak lahir dengan kepribadian yang kurang santai. Banyak yang bermuara pada temperamen. Saat menghadapi situasi tidak nyaman, beberapa anak dengan mudah melepaskan diri, sementara yang lain masuk ke mode bertarung.

 

4. Mereka mencoba hal baru

Anak-anak memiliki rasa penasaran yang tinggi. Mereka terus bertanya pada diri sendiri, "Jika saya melakukan ini, apa yang akan terjadi?" Itu terbawa ke dalam hubungan dengan orang lain. Mereka tidak memiliki keterampilan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara yang masuk akal, jadi mereka mungkin bertindak memaksa atau terlalu membangkang.

 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Suka Memukul?

Bagaimana Mums merespons pukulan akan memengaruhi seberapa besar kemungkinan anak memukul lagi. Di bawah ini adalah beberapa strategi disiplin yang dapat orangtua terapkan untuk mengajari anak cara yang lebih baik untuk menangani perasaan sambil melindungi diri orang sekitar dari bahaya pukulan anak.

 

1. Segera hentikan pukulan

Saat anak menyerang secara fisik, segera atasi perilaku tersebut dengan:

  • Tatap mata anak
  • Mencoba berada di posisi anak
  • Ucapkan dengan suara tenang dan tegas, "Tidak apa-apa kamu merasa marah"

 

Anak butuh emosinya divalidasi dan pertahankan batasan. Namun, jangan sampai anak menyamakan agresi dengan mencari perhatian. Jika mereka menyerang lagi, pegang tangannya dan jauhkan mereka dari situasi tersebut. Jika Mums segera mendisiplinkan anak setiap kali mereka memukul, mereka akan paham bahwa kekerasan adalah tindakan tidak terpuji dan harus dihindari.

 

2. Dorong anak untuk menarik napas dalam-dalam

Ajak anak membayangkan bahwa perut mereka adalah sebuah balon dan mereka meniupnya, lalu mengempiskannya secara perlahan. Cara ini membantu meningkatkan oksigen ke otak dan menurunkan tingkat stres mereka dengan merangsang sistem saraf parasimpatis. Lakukan ini bersama si kecil.

 

3. Tetapkan aturan

Buat aturan dalam rumah yang membahas rasa hormat. Jelaskan bahwa memukul, menendang, menggigit, atau tindakan agresi fisik adalah hal yang tidak sopan dan tidak diperbolehkan di rumah .

 

Sebisa mungkin, kemas aturan dengan cara yang positif. Alih-alih mengatakan, "Jangan pukul", katakan, "Sentuh yang sopan,." Bicaralah dengan anak tentang aturan untuk memastikan mereka memahami konsekuensi jika melanggarnya.

 

4. Cari tahu alasan

Cobalah untuk mencari tahu apa yang membuat anak merasa kesal hingga membuat mereka ingin memukul. Apakah mereka kesal karena tidak dapat menemukan mainannya? Diganggu oleh teman bermain di sekolah? Apakah mereka ingin makan camilan?

 

Beri mereka kata-kata untuk mengomunikasikan apa yang mereka rasakan. Jika mereka menampar secangkir air dari meja karena menginginkan susu, bantu mereka menyampaikannya. Coba tanyakan pada anak, "Kamu mau susu? Bilang, 'susu'''.

 

5. Ajarkan perilaku yang sesuai

Seringkali, meminta anak untuk tidak memukul tidaklah cukup. Anak juga perlu diajari keterampilan manajemen amarah . Dorong anak untuk membaca buku, menggambar, menarik napas dalam-dalam, atau pergi ke kamarnya saat mereka merasa marah.

 

Ajari anak tentang perasaan, seperti kesedihan dan frustrasi. Diskusikan pentingnya menangani perasaan ini dengan cara yang tepat dan bantu si kecil menemukan strategi untuk membantunya mengatasi emosi ini dengan baik.

 

6. Hindari hukuman fisik

Jika Mums selalu menggunakan pukulan sebagai hukuman, anak  akan bingung mengapa Mums boleh memukul dan mereka tidak. Memukul juga dapat meningkatkan agresi anak.

 

Anak-anak belajar lebih banyak tentang perilaku dari apa yang mereka lihat, daripada apa yang mereka dengar dari orangtuanya. Tunjukkan pada anak cara menghadapi kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan dengan cara yang sesuai secara sosial.

 

7. Pantau konsumsi media mereka

Penting untuk mengetahui semua yang ditonton anak untuk memastikan tontonan mereka tidak mengandung kekerasan. Pasalnya, banyak penelitian telah menemukan bahwa anak-anak yang terpapar gambar-gambar kekerasan di media lebih cenderung menjadi agresif.

 

8. Dapatkan bantuan profesional

Jika kebiasaan memukul ini dilakukan oleh anak yang lebih besar atau Mums memiliki anak prasekolah atau balita yang sangat agresif, carilah bantuan profesional. Dokter anak mungkin merujuk anak untuk evaluasi guna membantu menentukan penyebab agresi dan rencana untuk mengatasinya.

 

Terkadang, kebiasaan memukul menjad tanda ADHD atau keterlambatan kognitif. Ini karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan kata-kata atau mengelola dorongan hati.

 

Meskipun perilaku memukul seringkali menjadi bagian yang wajar dari tahap perkembangan anak, tapi jangan sampai perilaku ini terus dibiarkan. Segera cari cara untuk menghentikan perilaku anak yang suka memukul.

 

Sumber:

Parents.com.  Tough-toddlers-4-common-triggers-for-hitting-and-biting

Verywellfamily.com. What-should-i-do-when-my-child-hits-me

 

Theyarethefuture.co.uk. 5-year-olds-hitting