Memang benar bahwa momen makan si Kecil harus menyenangkan. Namun, bukan berarti Mums selalu membolehkan setiap si Kecil meminta mi sebagai menu makanannya, ya. Bukan mau menakuti, namun ada akibat tersembunyi di balik nikmat dan praktisnya mi instan, lho. Mau tahu nggak Mums?

 

Kenapa sih, Mi Instan Nggak Baik?

Menyajikan makanan yang disukai si Kecil memang bisa menjadi tantangan. Karena, kebutuhan gizi si Kecil harus dipenuhi dari makanan agar tumbuh kembangnya optimal. Sementara, di usia ini ia sudah bisa memilih makanan apa yang ia suka dan tidak disukai. Dan, makanan yang ia favoritkan bisa saja bukan makanan terbaik yang bisa dimakan. Salah satu contohnya adalah mi instan.

 

Mi instan memang sangat mudah disukai. Dari segi orang tua, makanan ini sangat ekonomis dan bisa dibuat dengan cepat. Sementara untuk si Kecil, rasa gurih mi instan sangat memanjakan lidahnya dan memiliki varian rasa yang bisa ia pilih. Sayangnya, mi instan yang mudah didapatkan di pasaran itu, mengandung bahan kimia dan pengawet yang pastinya berbahaya, terutama untuk anak-anak.

 

Beberapa alasan berikut ini menjadi sekian alasan mengapa mi instan sebaiknya tidak lagi diberikan untuk si Kecil:

 

  • Mi instan adalah makanan yang sudah diolah berulang kali

Makanan olahan sudah tentu mengandung kadar gula, natrium, dan lemak yang tidak sehat. Bahan-bahan ini membuat mi instan terasa lebih enak, tetapi memiliki “harga” yang sangat tinggi untuk kesehatan, seperti risiko obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes.

 

  • Rendah nutrisi

Proses pengolahan yang panjang, menghilangkan banyak nutrisi dari bahan dasar mi instan. Dilihat dari fakta nutrisi yang tertera di bungkus mi instan, seporsi mi instan tinggi karbohidrat sederhana (karena terbuat dari tepung terigu), rendah serat, rendah protein, namun tinggi kalori. Jika asupan seperti ini yang menjadi makanan utama si Kecil, ia berisiko kekurangan nutrisi, mudah lapar sehingga cenderung ngemil yang tidak sehat.

 

  • Risiko kanker meningkat

Sebuah studi lima tahun terhadap lebih dari 100.000 orang, menemukan bahwa setiap 10 persen peningkatan konsumsi makanan olahan, memperlihatkan adanya peningkatan risiko menderita kanker secara umum hingga 12%. Waduh!

 

Baca juga: Manfaat Menari untuk Balita

 

  • Tinggi kalori dan membuat ketagihan

Mi instan memang enak, namun sebenarnya membuat si Kecil mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dia butuhkan. Perlu diketahui, di usia ini, kebutuhan kalori si Kecil adalah 1000-1400 kkal. Sementara dalam seporsi mi instan goreng yang menjadi favorit semua orang itu, terkandung 380 kkal. Selain itu, makanan olahan seperti mi instan dirancang untuk menstimulasi pusat dopamin "rasa enak" di otak, yang membuat si Kecil terus menginginkannya.

 

  • Mengandung propylene glycol

Mi instan harus selalu kering dan terjaga kelembapannya. Untuk menjaga ini, ditambahkan zat kimia bernama propylene glycol ke dalamnya. Walau jumlahnya kecil, zat ini bisa menimbulkan efek jangka panjang yang berbahaya, seperti kerusakan jantung, hati, dan ginjal.

 

  • Tinggi sodium

Rasa gurih mi instan berasal dari tingginya kadar sodium di dalamnya. Coba saja amati, dalam sebungkus mi instan rata-rata mengandung 861 mg sodium. Sementara, kebutuhan sodium si Kecil berusia 3 tahun tidak boleh lebih dari 1.500 mg. Nah, sodium ini sendiri tak hanya datang dari mi instan, namun juga bisa dari keju yang ada di dalam roti sarapannya, di dalam sebungkus makanan ringannya, dan makanan lain. Artinya, si Kecil dengan mudah mengasup sodium secara berlebihan jika makanan yang ia makan setinggi mi instan.

 

Inilah yang menjadi alasan mengapa mi instan tak direkomendasikan untuk ia konsumsi, apalagi jika terlalu sering, karena mendekatkannya pada risiko hipertensi dan obesitas. Selain itu, paparan sodium yang tinggi sejak dini bisa merusak organ vitalnya, seperti liver dan jantung.

 

  • Tinggi lemak trans

Mi instan diproses sedemikian rupa agar bisa disimpan lama. Hal ini mungkin baik jika dilihat dari segi ekonomi, namun tidak untuk kesehatan. Pasalnya, lemak trans adalah jenis lemak yang terburuk dari sebuah makanan karena meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam darah dan menyumbat pembuluh darah. Jika makanan ini menjadi menu rutin dan berlangsung hingga dewasa, akan mendekatkan pada risiko serangan jantung dan stroke. Selain untuk jangka pendek, lemak trans bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat untuk si Kecil.

 

Baca juga: Kenali Penyebab Anak Tidak Bisa Diam

 

Lalu, Harus Bagaimana?

Setelah membaca bahaya di balik mi instan, apakah ini berarti mi instan benar-benar harus ditinggalkan? Ahli Nutrisi dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Seow Vi Yien, dengan tegas mengatakan ya. 

 

“Kualitas gizi mi instan sangat buruk. Makanan ini mengandung banyak lemak, lemak jenuh, sodium, serta sedikit serat, protein, vitamin dan mineral. Sudah jelas bahwa makanan ini bukanlah makanan yang tepat untuk anak. Karena itu, tidak ada jumlah minimal yang bisa dianggap baik untuk mengonsumsi makanan ini. Bahkan, jika seseorang berani makan mi instan tiga kali sehari selama beberapa waktu, akan dengan mudah mengalami malnutrisi karena ia tidak mendapatkan jumlah nutrisi yang diperlukan seperti protein, vitamin, dan mineral untuk mendukung kesehatan,” ujarnya.

 

Lalu, bagaimana jika si Kecil bersikeras ingin makan mi instan? Sembari Mums perlahan mencoba mengurangi frekuensinya, beberapa tips berikut ini bisa Mums coba:

  1. Batasi makan mi maksimal 1 kali seminggu.
  2. Berikan hanya setengah porsi dengan penambahan bumbu yang seadanya (tidak sampai satu bungkus).
  3. Tambahkan sayuran dan sumber protein, seperti daun bawang, sawi, telur, dan ayam.
  4. Jika si Kecil menolak sayuran di dalam mi instan, “kejar” kebutuhan nutrisinya dengan memberikan menu sehat di jam camilannya atau jam makan yang lain.

 

Baca juga: Langsung Hamil Lagi Setelah Lepas Kontrasepsi, Mungkinkah?

 

 

Sumber:

First Cry Parenting. Noodles for Babies and Kids.

Research Gate. Difference Between Simple and Complex Carbs.

Healthline. Ramen Noodles Nutrition Facts.

Harvard Health. Risk of Processed Foods.

Straits Times. Eating Instant Noodles Harmful?