Bulan Ramadan telah tiba. Bagaimana puasa Mums sekeluarga? Semoga lancar-lancar saja, ya. Oh iya, apakah anak belajar puasa di tahun ini? Untuk mengajarkan anak berpuasa, apa yang harus diperhatikan? 

 

Sebenarnya, anak-anak yang belum mencapai usia pubertas belum wajib berpuasa. Namun, tidak ada salahnya mengajarkan anak belajar puasa sejak dini agar ia belajar ibadah wajib umat Islam ini.

 

Dampak Puasa pada Tubuh Anak

Seperti apa dampak puasa pada tubuh anak? Saat berpuasa selama 6 jam, glikogen atau cadangan gula dalam tubuh akan dipecah. Proses ini berguna untuk menjaga kadar gula di dalam darah.

 

Bila berpuasa dilakukan selama 16 jam, lama-lama glikogen akan habis dan tubuh menggunakan lemak sebagai cadangan energi berikutnya. Bila lemak habis juga, maka protein menjadi cadangan energi berikutnya.

 

Berhubung kadar glikogen dalam tubuh anak di bawah usia 7 tahun masih sedikit, maka si Kecil belum wajib berpuasa. Namun, tidak ada salahnya mengajak si Kecil untuk latihan berpuasa agar terbiasa. Caranya tentu saja berbeda dengan anak usia 7 tahun ke atas.

 

Baca juga: Segera Batalkan Puasa Jika Kondisi Mums Seperti Ini

 

Panduan Latihan Berpuasa untuk Anak

Anak bisa mulai diajarkan berpuasa saat berusia 5 hingga 6 tahun, selama Mums berdiskusi dulu dengan dokter. Selain itu, bila si Kecil memang sudah tertarik dan antusias, dukunglah dengan penyesuaian tertentu.

 

Mums bisa memulai dari mengajak si Kecil berpuasa dari makanan padat dulu.  Bila cuaca panas, biarkan mereka tetap minum air. Puasa untuk latihan anak biasa dikenal dengan sebutan “puasa setengah hari”, yaitu selama 6 jam pertama. Jadi, anak tetap ikut bangun sahur pada pukul 3 pagi, lalu terus berpuasa hingga pukul 12 siang.

 

Jika anak sudah bisa belajar menahan rasa lapar, secara bertahap mulailah mengajarkan anak cara menahan rasa haus. Umumnya, anak masih bisa bertahan tanpa minum selama 2-4 jam.

 

Hindari memaksa anak untuk terus berpuasa bila sudah mengeluh tidak kuat. Namanya juga masih latihan. Justru, berikan semangat kepadanya. Bila target tidak tercapai, ajaklah anak untuk berusaha lebih baik lagi esok hari.

 

Baca juga: Tips dan Trik Sukses MengASIhi di Bulan Puasa

 

Menu yang Dapat Mendukung si Kecil Latihan Berpuasa

Jangan lupa, lengkapi menu sahur dan berbuka puasa si Kecil dengan nutrisi yang cukup. Menunya harus bergizi tinggi dan mengandung vitamin serta mineral, agar anak tidak merasa lemas selama latihan berpuasa.

 

Untuk menu sahurnya, sediakan makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks, protein, dan lemak. Berhubung menahan haus lebih berat, pastikan anak minum lebih banyak air putih dari biasanya.

 

Hindari makanan tinggi gula, yang malah menimbulkan efek sugar rush pada si Kecil, misalnya permen atau cokelat dalam kemasan, serta minuman soda yang kaya akan gula. Efek sugar rush di hari-hari biasa saja sudah tidak menyenangkan, apalagi di bulan puasa.

 

Selain itu, hindari juga camilan yang kaya akan garam. Makanan dengan kandungan garam yang tinggi akan lebih cepat menyerap cairan tubuh. Lebih baik berikan anak buah-buahan asli yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk. Daya tahan tubuhnya akan meningkat, sehingga mempermudah saat latihan berpuasa.

 

Jangan lupa, berikan anak semangat dan pujian bila berhasil mencapai target latihan puasa. Ajak juga si Kecil untuk tetap bergerak, agar tidak tergoda untuk tidur-tiduran terus. Tidak perlu berolahraga yang berat-berat, cukup berjalan kaki ringan saja sesudah salat subuh.

 

Baca juga: Tenggorokan Sakit atau Tidak Nyaman Saat Puasa? Kamu Perlu Lakukan ini!