Kopi dikenal sebagai minuman yang bisa membantu tubuh lebih semangat menjalani aktivitas. Penyebabnya adalah kandungan kafein di dalam kopi yang bisa membantu Mums tetap terjaga dan berenergi.

 

Sekarang ini, sudah banyak minuman atau makanan berbahan dasar kopi yang banyak dikonsumsi anak-anak, seperti frapuccino atau tiramisu. Banyak pula minuman tinggi kafein lain yang disukai anak, seperti minuman bersoda, teh, dan cokelat. Sebenarnya, bagaimana aturan bagi anak dalam mengonsumsi kafein?

 

Kadar Kafein yang Aman

Pada dasarnya, kandungan kafein dalam kopi, minuman atau makanan berbahan dasar kopi, minuman bersoda, dan teh lah yang berisiko kurang baik bagi anak-anak. Kafein akan menghalangi zat kimia bernama adenosine yang bisa menyebabkan kantuk bekerja. Kafein juga mampu memicu produksi adrenalin dalam tubuh, sehingga membuat otot lebih kencang, meningkatkan denyut jantung, juga tekanan darah.

 

Baca juga: Minuman Pengganti Kopi di Pagi Hari

 

Dilansir dari Mayo Clinic, dalam 1 cangkir kopi terkandung 95-300 mg kafein. Sedangkan batas aman konsumsi kafein pada anak adalah 45 mg per hari. Ini berarti, kopi memang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh anak-anak. Tentu saja asupan ini akan meningkat jika mereka mengonsumsi makanan atau minuman sumber kafein lain, seperti cokelat atau teh.

 

Apa Efeknya?

Tidak hanya pada anak-anak, orang dewasa yang mengonsumsi terlalu banyak kafein pun bisa terganggu kesehatannya. Biasanya, yang dialami orang dewasa ketika terlalu banyak mengonsumsi kopi adalah tidak bisa tidur, deg-degan, sakit perut, dan merasa gelisah. Sedangkan pada anak-anak, konsumsi kafein berlebihan bisa mengganggu tumbuh-kembang dan kesehatan jangka panjang mereka.

 

Berikut beberapa efek samping yang mungkin saja dialami anak-anak karena konsumsi kafein berlebih, menurut dr. Nicole Caldwell, assistant professor of pediatrics, Nationwide Children's Hospital, Columbus, Ohio.

 

1. Sulit Tidur

Sejak usia balita hingga 12 tahun, anak membutuhkan tidur setidaknya 11 jam per hari. Ini merupakan kombinasi tidur siang dan malam. Tidur yang cukup sangat penting bagi anak agar tubuh bekerja dengan baik.

 

Kafein bisa menetap dalam tubuh selama 8 jam setelah dikonsumsi. Ini akan menyebabkan anak tetap terjaga, meski sudah waktunya tidur. Ia akan terlambat bangun keesokan harinya, apalagi jika ia harus bersekolah.

 
Baca juga: Waktu Tidur Tidak Boleh Kurang atau Berlebihan, Lho!

 

2. Kelebihan tenaga

Menurut penelitian, anak-anak yang mengonsumsi kafein akan lebih gelisah, sulit sekali untuk fokus, dan menjadi hiperaktif alias kelebihan tenaga. Penyebabnya adalah anak-anak memang lebih sensitif terhadap kafein dibandingkan orang dewasa.

 

3. Mengganggu penyerapan kalsium

Tahukah Mums bahwa kafein bisa mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh? Kafein memiliki sifat diuretik, yaitu memicu produksi urine. Semakin cepat tubuh mengeluarkan urine, semakin banyak pula kalsium yang belum diserap oleh tubuh akan ikut terbuang. Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Kekurangan kalsium akan menghambat pertumbuhan fisik anak.

 

Baca juga: Yuk, Jaga Kesehatan Tulang dari Sekarang!

 

Kapan Diperbolehkan Mengonsumsi Kafein?

Sebenarnya, belum ada standar resmi dari badan atau lembaga kesehatan yang menyebutkan usia pasti anak boleh mengonsumsi kafein. Namun mengingat efeknya yang cukup berisiko bagi anak, banyak ahli yang menyarankan agar anak tidak mengonsumsi kafein lebih dari jumlah yang dianjurkan, sebelum usia 18 tahun.

 

Terlebih kopi, sebaiknya anak di bawah usia 18 tahun tidak mengonsumsi kopi, karena kandungan kafeinnya cukup tinggi. Ini termasuk minuman lain yang mengandung kopi di dalamnya, seperti latte, cappuccino, frapuccino. Lebih baik minta anak untuk lebih banyak minum air putih, yang jelas lebih menyehatkan untuknya.

 

Jadi, mulai sekarang perhatikan asupan kafein anak sehari-hari ya, Mums! Jangan sampai asupannya berlebih.