Hewan peliharaan memang bisa membawa kebahagiaan dalam keluarga ya, Mums. Namun, seiring dengan membawa kebahagiaan, ada beberapa kekhawatiran karena hewan peliharaan bisa menimbulkan risiko keamanan dan kesehatan untuk ibu hamil. Jadi, mungkin Mums bertanya-tanya, aman gak sih memelihara hewan saat hamil? Berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Penyebab Perut Terasa Kencang Saat Hamil, Tiap Trimester Beda!
 

Penyakit yang Bisa Menular dari Hewan

Berikut sejumlah penyakit yang bisa menular dari hewan:

 

Penyakit Zoonosis

Penyakit zoonosis adalah penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Beragam hewan memiliki bakteri yang berbeda-beda yang bisa menular ke manusia. Beberapa penyakit zoonosis ringan dan mudah diobati, namun beberapa bisa menjadi berbahaya, khususnya untuk kelompok orang yang memiliki sistem imun rendah, termasuk ibu hamil.

 

Salmonellosis

Salmonellosis adalah infeksi bakteri dari salmonella. Salmonella bisa berasal dari makanan maupun hewan. Salmonella bisa menyebabkan demam, diare, muntah, dan nyeri perut. Gejalanya sama pada ibu hamil, namun bisa lebih berbahaya. Diare dan muntah bisa menyebabkan dehidrasi, dan meskipun langka, salmonellosis bisa menyebabkan infeksi darah atau meningitis. Bakterinya juga bisa menular ke janin.

 

Toxoplasmosis

Toxoplasmosis adalah infeksi umum akibat parasit. Umumnya tidak berbahaya, kecuali jika Mums terinfeksi saat sedang hamil atau tepat sebelum hamil. Meskipun langka, kalau toxoplasmosis menular ke janin di awal kehamilan, bisa menyebabkan keguguran, lahir mati, atau cacat lahir. 

 

Lymphocytic Choriomeningitis

Lymphocytic Choriomeningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh lymphocytic choriomeningitis virus (LCMV). LCMV umumnya ditularkan oleh tikus, namun hewan peliharaan juga bisa memiliki infeksinya. LCMV ringan bisa menyebabkan gejala seperti flu, dan kebanyakan orang bisa sembuh dengan sendirinya. Namun jika parah, bisa menyebabkan masalah saraf seperti meningitis. Pada ibu hamil, virusnya bisa menular ke janin, dan bisa menyebabkan keguguran, lahir mati, dan cacat lahir. 

 

Rabies

Rabies menular lewat saliva hewan yang memiliki virusnya. Gejalanya diantaranya demam, otot lemah, dan lainnya. Kemudian infeksinya bisa mengganggu otak, menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan sulit tidur. Jika tertular rabies, penting untuk segera diobati. Infeksi ini bisa diobati dengan obat anti rabies. Jika tidak diobati, dampaknya bisa fatal. 

 

Baca juga: Ciri-ciri Hamil 2 Minggu, Kerap Dikira Gejala Menstruasi
 

Memelihara Hewan saat Hamil

Berikut Mums tipsnya supaya tetap aman memelihara hewan saat hamil:

 

Anjing

Umumnya aman memelihara anjing saat hamil. Kalau anjing peliharaan Mums sehat dan vaksinasinya lengkap serta tepat waktu, maka memelihara anjing saat hamil aman-aman saja. Keamanannya tergantung dari ukuran anjingnya. Kalau ukurannya besar tentunya risikonya lebih besar.

Supaya aman memelihara anjing saat hamil, Mums bisa:

  • Rutin membawa anjing peliharaan rutin check-up ke dokter dan vaksinasi.
  • Hati-hari berada dekat anjing berukuran besar, meskipun ia jinak. Anjing yang besar bisa loncat dan secara tidak sengaja membuat Mums jatuh.
  • Hindari gigitan anjing.

 

Kucing

Umumnya aman memelihara kucing saat hamil. Namun, sama seperti anjing, hindari gigitan kucing. Jika memelihara kucing, Mums harus berhati-hati dengan fesesnya, karena bisa mengandung parasit yang menyebabkan toxoplasmosis. 

Kalau Mums sudah lama memelihara kucing, maka kemungkinan Mums sudah pernah terpapar dan sudah kebal dengan parasit tersebut. Jika sudah pernah terinfeksi, Mums tidak akan terinfeksi lagi untuk kedua kalinya. Namun, tidak semua kucing memiliki parasit ini. Kucing rumahan jarang terkena toxoplasmosis. Namun kucing liar bisa terinfeksi dari kotoran kucing lain atau hewan lain. 

Risiko Mums terkena toxoplasmosis dari kucing peliharaan rendah, namun sebaiknya tetap berhati-hati. Berikut beberapa tips untuk mencegah paparannya:

  • Sering cuci tangan.
  • Minta bantuan orang lain untuk membersihkan litter box kucing. Pastikan litter box-nya bersih dengan menggantinya setiap hari.
  • Hindari memberikan kucing daging mentah.
  • Bawa kucing ke dokter untuk check-up rutin dan vaksinasi. Dokter hewan juga bisa mendeteksi apakah kucing Mums terpapar parasit.

 

Kelinci dan Hamster

Hewan-hewan seperti kelinci dan hamster bisa memiliki bakteri dan organisme tertentu, seperti LCMV, yang bisa menular ke manusia. Cara terbaik untuk terhindar dari masalah ini adalah dengan memastikan Mums selalu menjaga kebersihan:

  • Selalu cuci tangan setelah menyentuh hewan peliharaan.
  • Minta orang lain untuk mencuci kandang hewan.
  • Hindari membersihkan kandangnya di dapur. Sebaiknya bersihkan di halaman rumah.
  • Jangan cium hewan peliharaan.

 

Sumber:

Very Well Family. Pets and Pregnancy. Januari 2023.
Ghasemzadeh I, Namazi SH. Review of bacterial and viral zoonotic infections transmitted by dogsJ Med Life. 2015;8(Spec Iss 4):1-5.
Stull JW, Brophy J, Weese JS. Reducing the risk of pet-associated zoonotic infectionsCMAJ. 2015;187(10):736-743. doi:10.1503/cmaj.141020
Bonthius DJ. Lymphocytic choriomeningitis virus: an underrecognized cause of neurologic disease in the fetus, child, and adultSemin Pediatr Neurol. 2012;19(3):89-95. doi:10.1016/j.spen.2012.02.002