Memberikan vaksinasi kepada si Kecil merupakan upaya terbaik dalam mencegahnya jauh dari risiko penyakit. Meski begitu, pemberian vaksinasi menggunakan jarum suntik sering kali membuat anak merasa takut karena rasa sakit yang ditimbulkannya. Kalau sudah begini, kira-kira bagaimana ya Mums cara membantu anak agar tidak takut divaksin?

 

Baca juga: Apa Manfaat Vaksin pada Kesehatan Anak?
 

Tips Membantu Anak agar Tidak Takut Divaksin

Pemberian vaksin berfungsi untuk melindungi si Kecil dari berbagai risiko infeksi penyakit. Sayangnya, anak-anak belum mengerti akan hal ini, sehingga rasa sakit yang ditimbulkan dari proses vaksinasi membuat mereka selalu merengek dan menolak untuk melakukannya.

 

Di sinilah peran Mums sangat dibutuhkan untuk mengubah sikap si Kecil. Apa yang Mums katakan dan lakukan sebelum, selama, dan setelah proses vaksinasi dapat membantu menenangkan anak, mengurangi rasa takutnya, sekaligus menanamkan ingatan yang baik setiap kali bertemu dokter. Nah, berikut ini beberapa tips membantu anak agar tidak takut divaksin untuk Mums!

 

1. Pastikan untuk tetap memberikan vaksin sesuai jadwal

Setiap dosis vaksin wajib diberikan sesuai dengan jadwalnya. Ini bertujuan untuk menghindarkan risiko infeksi pada anak. Walaupun tidak semua, kebanyakan vaksin diberikan kepada anak sebelum usianya menginjak 2 tahun.

 

Ketahuilah Mums, bayi tidak akan mengingat rasa sakit dari proses vaksinasi sebelumnya. Berbeda dengan balita dan anak prasekolah yang mungkin akan terus mengingatnya. Oleh karena itu, pastikan untuk tidak menunda jadwal pemberian vaksin bayi.

 

Karena meski terlewat, Mums tetap harus melakukannya. Alhasil, jika si Kecil harus menerima vaksin yang terlewat di usia balita atau prasekolah, ia bisa menolak karena merasa kesakitan saat proses penyuntikan vaksin berlangsung.

 

2. Tetaplah tersenyum

Sikap dan ekspresi Mums lebih penting dari yang Mums sadari. Pasalnya, anak-anak memahami isyarat dari orang tua mereka. Jika Mums menampilkan ekspresi tegang atau ketakutan, si Kecil juga akan merasakan hal yang sama.

 

"Perilaku orang tua selama vaksinasi telah terbukti menjadi kunci utama dalam menentukan rasa sakit dan kecemasan yang akan dialami seorang anak," kata Lindsay Uman, PhD, seorang psikolog klinis di IWK Health Center di Halifax Kanada, Nova, Scotia.

 

Di sisi lain, banyak penelitian menunjukkan bahwa ungkapan orang tua, seperti "tidak apa-apa" atau "jangan khawatir", justru cenderung memberi tekanan pada anak. Hal ini diduga ungkapan-ungkapan itu malah dapat bersifat sebaliknya, yakni menyiratkan ada sesuatu yang sebenarnya perlu dikhawatirkan oleh anak.

 

Baca juga: Cegah Risiko Penyakit Polio pada Anak dengan Vaksin IPV
 

3. Berkata jujur kepada anak

Ungkapan seperti "Tenang saja, disuntiknya nanti enggak sakit kok, Kak!" atau "Rasanya cuma kayak digigit semut, kok!" pasti sering deh Mums lontarkan kepada si Kecil. Tujuannya tentu saja agar ia tidak merasa takut untuk divaksin.

 

Sayangnya, mengungkapkan hal-hal seperti ini justru tidak baik lho, Mums. Berkata jujur memang bisa membuat si Kecil merasa khawatir, tetapi mengungkapkan kebohongan kalau disuntik tidak terasa sakit sama sekali hanya akan mengurangi kepercayaannya terhadap Mums.

 

Alih-alih mengatakan vaksinasi tidak sakit, lebih baik katakan hal yang dapat meningkatkan keyakinan anak, seperti, "Saat disuntik mungkin akan terasa sakit, tapi Adik enggak usah khawatir karena Mama akan menemani. Rasa sakitnya hanya sebentar, kok."

 

4. Bermain peran

Buatlah anak terbiasa dengan situasi saat bertemu dokter dan melakukan vaksinasi. Mums bisa melakukan permainan peran menjadi dokter dan pasien. Ajak anak berbicara bahwa dengan divaksin, dapat membantu pasien terhindar dari penyakit. Bermain peran seperti ini dapat membantu meredakan kecemasan anak ketika tiba saatnya bertemu dokter dan divaksin.

 

5. Alihkan perhatian anak

Mengalihkan perhatian si Kecil saat divaksin terbukti menjadi cara yang efektif dalam mengurangi rasa sakit dan kecemasan terhadap jarum suntik. Untuk bayi dan balita, Mums dapat mengalihkan perhatian si Kecil dengan cara menyanyikan lagu, bercerita, atau bermain dengan mainan kesukaannya. Sedangkan untuk anak-anak yang lebih besar, Mums bisa mengalihkan perhatiannya dengan memperlihatkannya video atau mendengarkannya musik dan cerita.

 

6. Berikan hadiah

Beberapa dokter akan memberikan hadiah, seperti permen atau stiker, kepada anak-anak setelah divaksin. Hal ini merupakan penghargaan kepada anak karena ia telah berani disuntik. Mendapat penghargaan dan hadiah akan membuat anak merasa senang, hingga terkadang melupakan rasa sakit yang dialaminya.

 

Nah, jika dokter tempat si Kecil divaksin tidak melakukan hal tersebut, Mums bisa menjadi sosok pengganti. Selain memberikan hadiah berupa barang, Mums juga bisa memberinya hadiah lain, seperti mengajaknya ke taman bermain atau memberikan camilan favoritnya.

 

Vaksinasi merupakan tahapan penting yang tidak boleh Mums lewatkan. Pasalnya, ini akan menjadi bekal untuk menjaga kesehatan si Kecil hingga ia dewasa kelak. Meski begitu, rasa sakit yang ditimbulkan saat proses vaksinasi sering membuat anak trauma. Nah, semoga dengan tips di atas, Mums bisa membantu si Kecil mengatasi rasa takutnya, ya. (AS)

 

Baca juga: Mums, Berikut 5 Jenis Vaksin yang Ditanggung oleh BPJS Kesehatan

 

 

Sumber

WebMD. "Helping a Child Who Is Afraid of Shots".