Ada banyak sekali mitos seputar penyakit diabetes yang berkembang di sekitar kita. Diabestfriend tentu tidak ingin ikut menyebarkan mitos yang menyesatkan, bukan? Makanya kita perlu tahu fakta-fakta yang sebenarnya tentang diabetes. Berikut 12 mitos yang perlu diluruskan oleh Diabestfriend semua, seperti dilansir dari Kementerian Kesehatan RI:

 

1. Diabetes bukan masalah besar

Faktanya, jika dibiarkan tidak diperiksa, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius dan menyebabkan kematian lebih cepat dari seharusnya. Diabetes adalah salah satu dari 8 penyakit utama sebagai penyebab kematian pada orang dewasa.

 

Menderita diabetes memperbesar kemungkinan 2 kali lebih besar terkena serangan jantung. Diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, amputasi tungkai bawah dan beberapa akibat jangka panjang yang membuat mutu hidup menjadi lebih rendah.

 

2. Orang dengan diabetes harus melakukan diet khusus

Diet makanan sehat bermanfaat bagi siapapun, termasuk dengan orang dengan diabetes. Pola makan sehat harus mengandung biji-bijian, sayuran dan buah, menghindari lemak trans, dan membatasi lemak larut dan karbohidrat olahan, terutama gula.

 

3. Makanan “Ramah diabetes” dan “bebas gula” baik bagi penderita diabetes

Makanan bebas gula kerap mengandung sejumlah kalori dan gula, bahkan karbohidrat tersembunyi. Jadi mulailah untuk meneliti label makanan. Ingat kata “natural” atau “asli alami” tidak selalu berarti aman.

Baca juga: 5 Pengganti Gula yang Aman untuk Penderita Diabetes

 

4. Olahraga pasti menurunkan berat badan

Olahraga atau aktivitas fisik tak selalu menyebabkan penurunan berat badan. Dengan olahraga, seseorang menghilangkan lemak dan menghasilkan otot. Otot juga memiliki berat. Keuntungan olahraga dan kegiatan fisik adalah meningkatkan kepekaan insulin, menurunkan tekanan darah dan kadar lipid, serta membantu mencegah serangan jantung. Keuntungan berolahraga tak bisa dinilai sekadar dari turunnya berat badan.

 

5. Penderita diabetes tak dapat mendonorkan darah

Penyandang diabetes tetap dapat menjadi donor darah selama kadar gulanya terkendali.

Baca juga: Ingin Donor Darah? Ketahui Dulu Hal-Hal Ini!
 

6. Wanita penyandang diabetes sebaiknya tidak hamil

Dengan kontrol dan pengendalian gula darah yang baik, wanita penyandang diabetes tetap dapat mengandung dan melahirkan bayi yang sehat.

 

7. Diabetes pada ibu hamil tak perlu dianggap serius, karena akan menghilang begitu melahirkan

Pada 50%-70% ibu hamil yang memiliki diabetes (diabetes gestasional) saat mengandung, ia berisiko menderita diabetes tipe 2 dalam 5-10 tahun setelah melahirkan. Jika diabetes dibiarkan tanpa pengobatan, anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes gestasional berisiko menderita diabetes tipe 2 di usia dewasa. Diabetes gestasional harus mendapat perhatian serius dan pengobatan.

Baca juga: Pernah Alami Diabetes Kehamilan? Awas Berisiko Diabetes Seumur Hidup!

 

8. Penggunaan insulin saat hamil akan memberi bayi dampak buruk pada bayi

Insulin tidak memberi dampak buruk pada bayi, malah kadar gula darah tinggi yang bisa memberi dampak buruk pada bayi. Hanya sedikit sekali insulin yang memasuki plasenta (dibanding tablet diabetes oral) sehingga aman digunakan untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah selama kehamilan, karenadengan pengaturan  pola makan dan olahraga saja tidak cukup.

 

9. Penyandang diabetes dapat makan gandum tetapi tidak dapat makan nasi

Tidak benar. Baik gandum maupun nasi mengandung kadar karbohidrat (sampai 70%) dan memiliki skor indeks glikemik sama tinggi. Keduanya sama-sama meningkatkan kadar gula. Keduanya masih dapat dikonsumsi, asalkan dengan porsi dibatasi.

 

10. Penyandang diabetes tak dapat makan coklat atau permen

Dengan diet tepat dan olahraga, penyandang diabetes dapat makan makanan manis seperti permen, es krim, ataupun kue-kue. Kuncinya adalah porsi kecil, dan hanya makan jika ada acara istimewa.

 

11. Penyandang diabetes tak dapat makan makanan yang mengandung strach seperti pasta, mie, kentang, dan roti.

Starch adalah sejenis tepung atau bagian dari bahan pangan yang antara lain berfungsi alami mengawetkan. Mie dan pasta biasanya mengandung starch juga kentang. Orang diabetes boleh saja mengonsumsi bahan pangan mengandung starch dengan porsi kecil. Roti gandum coklat, sereal, pasta, nasi, kentang, talas, jagung, dan kacang polong bisa dikonsumi sebagai makanan utama ataupun panganan.

 

Penderita diabetes dapat makan makanan berkarbohidrat seperti buah, kacang-kacangan, susu, yogurt, dan permen, dengan porsi tertentu sesuai anjuran dokter, ahli gizi dan tenaga kesehatan lain. Kuncinya adalah mengenali kadar karbohidrat dalam makanan, lalu sesuaikan jenis makanan dan porsi yang dikonsumsi.

 

12. Penyandang diabetes tak perlu terlalu banyak berolahraga karena kadar gula darah bisa terlalu rendah.

Mereka yang menjalani terapi insulin atau pengobatan yang meningkatkan produksi insulin dalam tubuh harus menjaga keseimbangan olahraga, insulin, dan pola makan. Penyandang diabetes tipe 2 yang tidak tergantung pada insulin dan minum obat secara teratur tak akan jatuh kadar gula darahnya karena olahraga. Kegiatan fisik dan olahraga sangat penting untuk mengendalikan diabetes, bersamaan dengan menjaga berat badan normal. (AY)