Jika ini adalah persalinan pertama untuk Mums, wajar saja kok bila tak terbayang apa yang akan terjadi di ruang bersalin nanti. Mengejan atau menjalani bedah caesar, mungkin sudah tahu. Namun, apa yang terjadi setelahnya? Si Kecil akan diapakan begitu lahir? Yuk, simak lebih lanjut di sini, Mums!

 

1. Si Kecil Dibuat Menangis

Tahukah Mums bahwa menit pertama setelah kelahiran si Kecil merupakan salah satu momen yang paling kritis? Inilah yang menjadi alasan tangisan pertama seorang bayi sangat dinantikan oleh dokter dan perawat ketika berhasil keluar dari jalan lahir atau perut. Tangisan pertama ini menandakan bahwa si Kecil mampu untuk bernapas sendiri. 

 

Dalam 60 detik itu, si Kecil harus menghirup oksigen untuk pertama kalinya agar terjadi perubahan tekanan di paru-paru dan mengarahkan aliran darah. Selanjutnya, darah dipompa ke paru-paru untuk membantu pertukaran oksigen dan karbon dioksida. 

 

Jika bayi baru lahir tidak menangis, petugas medis segera mengambil tindakan karena mereka punya waktu yang sangat singkat untuk menyelamatkan bayi. Saat ini, umumnya bayi dirangsang menangis dengan menggosok punggungnya menggunakan handuk hangat. Sementara, teknik lama menggendong bayi terbalik dan menepuk punggungnya tidak dilakukan lagi.

 

Jika bayi masih tidak bernapas, pernapasan buatan dimulai dengan kantong tekanan positif dan masker wajah. Tim resusitasi neonatal pun akan turun tangan jika bayi tidak merespons beberapa napas buatan pertama dan perawatan penyelamatan nyawa dimulai secara cepat. Hal ini sangat diperlukan karena hampir setengah dari kematian bayi baru lahir terjadi selama 24 jam pertama. 

 

Pasalnya, kekurangan oksigen (asfiksia) menimbulkan dampak yang fatal, seperti kerusakan otak yang menyebabkan komplikasi jangka panjang dan dapat menyebabkan gangguan neurologis ringan hingga berat, seperti kejang, palsi serebral, atau keterlambatan perkembangan.

 

2. Tali Pusat Dijepit dan Dipotong

Ketika lahir, si Kecil tak lagi membutuhkan tali pusat. Maka dari itu, saat bayi lahir, tali pusat dijepit dan dipotong di dekat pusar. Ini mengakhiri ketergantungan bayi pada plasenta untuk oksigen dan nutrisi.

 

Pada beberapa kondisi, hal ini bisa dilakukan oleh sang Ayah. Namun, pada kebanyakan kasus akan dipotong oleh dokter. Proses penjepitan dan pemotongan tali pusat menggunakan instrumen steril, lalu area di sekitar pusar disterilisasi secara menyeluruh untuk mencegah infeksi. 

 

 

3. Pengukuran Fisik

Begitu mendengar suara tangis si Kecil, Mums pastinya akan langsung berkata, “Anaknya sehat enggak, Dok?” Biasanya, dokter dan perawat akan menyampaikan kabar si Kecil beserta detail berat dan panjang badannya.

 

Pengukuran berat dan panjang badan, serta lingkar kepala ini, akan membantu mengetahui apakah kondisi bayi normal sesuai jumlah minggu kehamilan. Jika ukuran fisik bayi termasuk kurang, akan langsung diberikan perhatian dan perawatan khusus.

 

Baca juga: Merawat Bayi Prematur Agar Tumbuh Kembang Optimal

 

4. Tubuh Bayi Dikeringkan dan Diselimuti

Bayi yang baru lahir basah karena cairan ketuban, sehingga ia bisa kedinginan. Maka, bayi segera dikeringkan dan dipakaikan selimut untuk membantu tubuhnya mencegah kehilangan panas.

 

Setelah itu, bayi akan diantarkan kepada Mums untuk kontak kulit-ke-kulit serta melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), yang bermanfaat menghangatkan bayi dan membantu Mums melakukan kontak pertama dengan si Kecil.

 

5. Kontak Kulit-ke-Kulit dan Inisiasi Menyusu Dini

Jika Mums melahirkan melalui persalinan normal dan kondisi bayi baik, perawat akan menempatkan si Kecil di dada atau perut Mums, lalu menutupinya dengan selimut. Sementara jika Mums menjalani operasi caesar dan terjaga selama operasi, perawat akan langsung menempatkan si Kecil di atas dada. Menempatkan bayi baru lahir di payudara dalam satu jam pertama setelah kelahiran sangat penting dilakukan karena di sinilah momen si Kecil mendapatkan kekebalan tubuh dari tetesan ASI pertama Mums (kolostrum).

 

6. Penilaian APGAR

Tes APGAR adalah sistem penilaian untuk mengevaluasi kondisi bayi baru lahir pada 1 menit dan 5 menit setelah lahir, kemudian dilanjutkan setiap 5 menit sampai menit ke-20 untuk mengetahui apakah skor APGAR bayi kurang dari 7.

 

Dokter anak dan perawat akan mengevaluasi tanda-tanda penting dan memberikan nilai poin. Yang diperhatikan adalah A = Appearance (warna kulit), P = Pulse (denyut jantung), G = Grimace (refleks), A = Activity (tonus otot), dan R = Respiration (pernapasan).

 

Skor 7 sampai 10 dianggap normal, sedangkan skor 4 hingga 6 dianggap bayi memerlukan beberapa tindakan penyelamatan pernapasan (oksigen) dan pemantauan yang cermat. Sementara, skor 3 atau lebih rendah berarti bayi membutuhkan teknik pernapasan dan penyelamatan jiwa. 

 

Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Neonatal Resuscitation Program, skor APGAR berguna untuk memperoleh informasi mengenai status klinis bayi yang baru lahir secara umum dan respons bayi terhadap pertolongan pernapasan (resusitasi neonatus) yang diberikan. Tes ini tidak dapat dipakai untuk menilai kesehatan atau keadaan neurologis bayi di masa mendatang.

 

Baca juga: Kapan Bayi BAB Pertama Kali?

 

7. Pemberian Antibiotik pada Mata

Bakteri di jalan lahir dapat menginfeksi mata bayi. Inilah kenapa bayi baru lahir akan langsung diberikan antibiotik segera setelah melahirkan, untuk mencegah infeksi mata yang berisiko dapat menyebabkan masalah serius termasuk kebutaan. Umumnya, perawat memberikan antibiotik eritromisin berbentuk salep yang bisa membuat mata bayi terlihat keruh, tetapi tidak boleh dicuci atau dibersihkan dari mata.

 

8. Diberi Tanda Identitas

Sebelum bayi meninggalkan area persalinan, ia akan diberi gelang identitas dengan nomor yang sama seperti gelang identitas yang dipakai oleh Mums. Umumnya si Kecil akan mendapatkan 2 gelang, yaitu untuk di pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Ini harus diperiksa setiap kali bayi datang atau pergi dari kamar perawatan. Selain itu, perawat juga akan mengambil cap kaki bayi dan dicatat dalam rekam medis.

 

9. Pemberian Vitamin K

Vitamin K penting untuk pembekuan darah. Bayi yang baru lahir biasanya memiliki kadar vitamin K yang rendah sampai beberapa hari setelah lahir, sehingga harus segera mendapatkan suntikan.

 

Tanpa suntikan vitamin K, si Kecil berisiko 80 kali lebih mungkin mengalami perdarahan, yang mana dapat menyebabkan kematian atau kecacatan jangka panjang yang serius. Kebanyakan bayi mendapatkan suntikan vitamin K di paha atas. Ini mungkin sedikit menyakitkan bagi bayi, tetapi tidak akan meninggalkan rasa sakit sesudahnya. 

 

10. Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Dalam 24 jam pertama setelah si Kecil lahir, ia akan mendapatkan vaksin pertamanya, yaitu vaksin hepatitis B. Dalam banyak kasus, virus hepatitis B berpindah dari ibu ke bayi saat lahir ketika ibu tidak tahu dia terjangkit.

 

Dalam kasus lain, virus menyebar ke bayi melalui kontak dekat dengan anggota keluarga, pengasuh, atau teman yang terinfeksi. Apalagi, kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis B tidak merasa sakit dan tidak tahu mereka membawa virus ini. Itulah mengapa sangat penting bagi si Kecil mendapatkan dosis pertama vaksin Hepatitis B paling tidak sebelum ia pulang dari rumah sakit, yang selanjutnya dilengkapi hingga dosis kelima sesuai jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (AS)

 

Baca juga: Kok, Genital Bayi Bengkak Ketika Baru Lahir?

 

Referensi

Pregnancy Birth Baby. Baby In The First 24 Hours

Very Well Family. After Giving Birth

Stanford Childrens. In The Delivery Room