Tantrum pada anak adalah salah satu hal yang paling menantang untuk dihadapi oleh semua orang tua. Kebanyakan orang tua sering merasa tidak berdaya bahkan kewalahan saat menghadapi anak-anak berguling-guling tidak karuan atau berteriak-teriak di depan umum.

 

Meski begitu, percaya atau tidak, tantrum adalah salah satu hal penting yang berpengaruh baik bagi kesehatan dan emosional anak, lho. Berikut ini 10 alasan mengapa tantrum pada anak sebenarnya hal yang positif!

 

Baca juga: Mengatasi Bayi Tantrum

 

1. Lebih baik anak mengungkapkannya daripada dipendam

Air mata mengandung kortisol, yakni hormon pemicu stres. Ketika menangis, tubuh akan secara otomatis melepaskan stres dari tubuh. Air mata juga telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan emosional.

 

Saat si Kecil tantrum, sikapnya juga menjadi sangat berlebihan. Ia marah, frustasi, bahkan merengek. Namun, perhatikan setelah ia meluapkan itu semua, suasana hatinya menjadi lebih baik.

 

Mums mungkin berpikir bahwa apa yang Mums lakukan tidak akan bisa meredakan kemarahannya. Maka itu, cara terbaik yang bisa Mums lakukan saat menghadapi tantrum pada anak adalah membiarkannya. Berikan waktu pada si Kecil untuk bisa mencurahkan semua kekesalannya. Namun, tetap awasi agar anak tidak melakukan hal-hal yang mungkin bisa membahayakan dirinya.

 

2. Menangis dapat membantu anak untuk belajar

Saat anak merasa frustasi akan suatu hal, ia bisa mengekspresikannya dengan marah-marah atau memberontak. Tak masalah Mums, karena dengan mengekspresikan rasa frustasinya ini dapat membantu mereka menjernihkan pikirannya dan belajar hal baru.

 

Penelitian menunjukkan bahwa untuk bisa mempelajari sesuatu, anak harus benar-benar berada dalam kondisi tubuh dan emosi yang positif serta santai. Dan mengekspresikan kemarahan emosional merupakan bagian dari proses pembelajaran ini.

 

3. Tidur si Kecil menjadi lebih nyenyak

Kebanyakan orang berpikir bahwa cara terbaik untuk mengatasi kemarahan dan kekesalan adalah dengan menghindarinya. Padahal, hal ini bisa menimbulkan banyak risiko buruk pada tubuh, termasuk sulit untuk tidur. Emosi yang terpendam meluap saat otak sedang beristirahat.

 

Nah, sama seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami kondisi ini. Mereka mungkin akan terbangun di tengah malam atau malah sulit tidur karena merasa stres dan tidak bisa meluapkannya.

 

Maka dari itu, membiarkan si Kecil mengekspresikan kemarahannya bisa menjadi cara terbaik dalam menjaga kesehatan emosionalnya dan juga membantu anak tidur lebih nyenyak.

 

Baca juga: Ingin Si Kecil Cepat Tidur Nyenyak? Begini Tipsnya!

 

4. Saat Mums mengatakan 'tidak'

Peluang tantrum yang dialami si Kecil biasanya akan semakin besar ketika Mums mengatakan tidak kepadanya. Meski saat mendengar kata ini si Kecil bisa langsung mengamuk, namun tak perlu khawatir karena hal tersebut sebenarnya baik-baik saja.

Terkadang orang tua menghindari mengatakan 'tidak' karena tidak ingin anak menjadi sedih atau marah. Tetapi, ini tidak masalah dilakukan selama Mums bisa tetap menunjukkan rasa empati, cinta, dan memberinya pelukan.

 

5. Si Kecil merasa aman untuk memberi tahukan perasaannya

Dalam kebanyakan kasus, anak-anak tidak menggunakan amarah hanya untuk memanipulasi orang tua atau mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kemarahan yang mereka tunjukkan hanya bertujuan untuk mengekspresikan perasaanya.

Tak perlu khawatir, Mums bisa berempati dengan kemarahan dan kesedihan yang dialaminya ketika itu.

Ingat, saat si Kecil kesal karena kue yang disukainya jatuh atau kaus kakinya berbeda warna, itu hanyalah dalih mereka. Selebihnya, amarah yang ditunjukkannya hanya bertujuan untuk mendapat perhatian dan rasa empati dari Mums.

 

6. Tantrum membuat Mums dan si Kecil lebih dekat

Saat anak marah-marah, mungkin Mums merasa bahwa apa yang Mums katakan dan lakukan tidak ia hargai. Namun, sesungguhnya tidak seperti itu. Biarkan si Kecil melewati masa-masa frustasi dan meluapkannya tanpa perlu menghentikannya.

 

Tak perlu terlalu banyak bicara, tetapi lontarkan kata-kata yang bisa membuatnya lebih tenang. Tawarkan pelukan. Saat hal tersebut dilakukan, kemarahan si Kecil akan mereda dengan sendirinya dan merasa lebih dekat dengan Mums.

 

Baca juga: Mums, Ini Manfaat Bonding untuk Masa Depan Si Kecil!

 

7. Tantrum dapat membantu anak lebih berkembang di masa mendatang

Terkadang emosi anak bisa diekspresikan dengan cara lain, seperti agresi, kesulitan berbagi, atau menolak bekerja sama dalam tugas-tugas sederhana seperti berpakaian atau menyikat gigi.

 

Ini semua adalah tanda umum bahwa si Kecil sedang berjuang dengan emosi yang dirasakannya. Tantrum dapat membantu anak melepaskan emosi yang dapat menghalangi perkembangan dirinya di kemudian hari.

 

8. Jika anak sering mengalami tantrum saat di rumah, maka kemungkinannya untuk tantrum saat di lingkungan luar akan lebih kecil

Umumnya, anak-anak lebih memilih untuk meluapkan emosinya saat sedang di rumah. Ini karena ia merasa bahwa orang tuanya akan lebih siap untuk mendengarkan.

 

Maka itu, semakin sering Mums dan Dads meluangkan waktu mendengarkan perasaan kesal si Kecil, maka semakin sedikit pula kemungkinannya memendam perasaan yang mungkin akan di luapkannya saat berada di luar rumah.

 

9. Anak-anak melakukan hal yang sebenarnya orang dewasa sering lewatkan

Seiring bertambahnya usia, anak-anak tentu akan semakin jarang menangis. Hal ini tentu saja karena semakin dewasa, mereka belajar untuk mengatur emosinya.

 

Namun, perasaan ini terkadang justru membuat diri merasa tertekan hingga sering menangis. Sulit bagi orang, terutama pria, untuk bisa benar-benar meluapkan perasaan dengan nyaman dan tidak takut. Jadi, biarkan si Kecil mengamuk, karena itu bisa meningkatkan mood dan mengurangi emosi negatifnya.

 

10. Tantrum pada anak juga dapat menyembuhkan luka psikologis orang tua di masa lalu

Kekesalan si Kecil mungkin akan memicu ingatan buruk di masa lalu, di mana Mums atau Dads mungkin tidak mendapat empati dari ayah dan ibu. Namun, mengasuh si Kecil yang sedang tantrum bisa menjadi cara tersendiri dalam menyembuhkan luka tersebut, karena Mums bisa lebih mendengarkan suara hati dan meluapkan rasa kasih sayang.

 

Tantrum pada anak bisa menjadi momen emosional yang menguras tenaga dan juga perasaan. Maka itu, setelah menghadapi si Kecil yang tantrum, luangkan juga waktu untuk merawat diri sendiri, bercerita dengan teman, atau mungkin menangis.

 

Meski sulit, usahakan untuk tetap tenang saat menghadapi si Kecil yang tantrum. Jika Mums bisa mengontrol emosi saat menghadapi tantrum pada anak, Mums bisa menjadi semakin dewasa dan juga lebih tenang. (BAG)

 

Baca juga: Trauma Masa Kecil Bisa Menyebabkan Penuaan Dini

 

 

Sumber:

"10 Reasons Your Toddler's Tantrum Is Actually a Good Thing" - Parents