Penyakit

Stenosis Pylorus

Deskripsi

Stenosis pilorus adalah penyempitan pilorus yang dialami oleh bayi. Pilorus merupakan katup di bagian bawah lambung yang terhubung dengan usus halus. Pada kondisi normal, makanan yang masuk ke lambung akan ditahan oleh otot pilorus sehingga lambung sempat mencerna dan mempersiapkan makanan ke proses selanjutnya. Kemudian, makanan yang telah diproses di lambung akan disalurkan ke usus untuk pencernaan selanjutnya dan penyerapan oleh tubuh.

 

 

Namun, pada pengidap stenosis pilorus, otot pilorus yang menjadi gerbang antara lambung dan usus mengalami penebalan dan penyempitan, akibatnya makanan tidak bisa disalurkan. Jika tidak ditangani secara seksama, stenosis pilorus berpotensi memicu kondisi serius pada bayi, seperti mual muntah, dehidrasi, dan kehilangan berat badan karena tidak adanya nutrisi yang terserap oleh tubuh.

 

Baca juga: 6 Kesalahan Umum saat Menangani Gangguan Pencernaan pada si Kecil

Pencegahan

Tidak ada pencegahan khusus untuk penyakit ini.

Gejala

Gejala utama pada stenosis pilorus adalah muntah. Bayi yang mengalami kondisi ini biasanya mulai menunjukkan gejala muntah pada usia dua minggu hingga dua bulan. Di samping muntah, beberapa gejala lain yang umumnya dialami oleh bayi meliputi:

  • Selalu merasa lapar.
  • Perut membengkak setelah menyusu.
  • Sakit perut.
  • Bersendawa.
  • Gerakan perut bagian atas seperti gelombang dan terlihat setelah bayi menyusu, sesaat sebelum muntah.
  • Dehidrasi, misalnya air mata bayi yang tidak keluar saat menangis.
  • Buang air besar yang sedikit dan keras melebihi biasa.
  • Jarang buang air kecil.
  • Berat badan yang tidak bertambah atau malah turun.
  • Muntah termasuk kejadian yang umum dialami oleh bayi yang baru lahir.
  • Namun, jika bayi muntah proyektil (seperti menyembur karena dorongan kuat dari dalam perutnya) dan semakin lama semakin sering (setiap kali setelah menyusu walau hanya sedikit), sebaiknya waspada dan segera ke dokter.

Penyebab

Penyebab penebalan pada otot pilorus belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang diduga dapat memicu kondisi ini, yaitu:

  • Faktor keturunan. Bayi dengan ayah atau ibu yang pernah mengidap stenosis pilorus memiliki risiko yang lebih tinggi.
  • Jenis kelamin. Bayi laki-laki lebih sering mengalami kondisi ini dibandingkan dengan bayi perempuan.
    Kelahiran prematur.
  • Ibu yang merokok selama hamil.
  • Penggunaan antibiotik pada usia-usia awal bayi.

 

Baca juga: Kenali Gangguan Pencernaan yang Umum Dialami Ibu Hamil

Diagnosis

Diagnosis kondisi ini akan diawali dengan pemeriksaan kondisi fisik bayi, terutama bagian perut. Bayi yang mengidap stenosis pilorus biasanya memiliki benjolan kecil pada bagian atas perut. Benjolan ini merupakan tanda otot pilorus yang membengkak.

 

 

Selain pemeriksaan fisik, dokter akan menanyakan gejala yang dialami bayi. Gerakan gelombang pada perut bayi juga merupakan ciri khas bayi penderita stenosis pilorus. Pemeriksaan yang lebih mendetail juga akan dianjurkan untuk memastikan diagnosis, contohnya tes darah untuk mendeteksi risiko dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit serta USG dan X-ray guna memeriksa kondisi bagian dalam perut bayi.

Penanganan

Penanganan stenosis pilorus akan dilakukan melalui pyloromyotomy. Operasi ini bertujuan untuk melebarkan pilorus. Pyloromyotomy merupakan prosedur laparoskopi yang hanya membutuhkan satu sayatan kecil sehingga masa pemulihannya tergolong cepat. Bagi yang mengalami dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit, dokter akan menangani kondisi tersebut sebelum bayi menjalani operasi.

 

 

Pasca menjalani operasi, bayi akan diberi asupan cairan melalui infus dan baru bisa menyusu seperti biasa setelah 12 jam hingga satu hari. Bayi juga akan lebih sering lapar sehingga frekuensi menyusu akan meningkat. Di samping itu, mual-muntah kemungkinan masih akan dialami oleh sang bayi. Tetapi dengan frekuensi lebih sedikit dan durasinya hanya selama beberapa hari setelah operasi.

 

Baca juga: Masalah Pencernaan yang Umumnya Dialami Bayi

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...