Meningkatnya kasus ibu hamil terkonfimasi Covid-19 di sejumlah kota besar di Indonesia mendorong Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI)  menyerukan pentingnya perlindungan terhadap ibu hamil. Apalagi sebagian besar kasus Covid-19 pada ibu hamil merupakan kasus yang berat (severe case). Ditambah lagi ditemukan varian baru yang masuk di Indonesia, terutama varian Delta yang menyebabkan populasi ibu hamil menjadi lebih rentan dan lebih cepat mengalami perburukan hingga kematian.

 

POGI melalui siaran pers yang diterima Teman Bumil dan Guesehat. 26 Juni 2021, mengeluarkan rekomendasi yang terkait dengan pencegahan agar tidak terjadi peningkatan kasus secara masif serta upaya mempercepat dan memperluas vaksinasi dapat menjadi bagian dari upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19.

 

Baca juga: Penting, Ini Vaksin Sebelum dan Selama Hamil yang Perlu Dilakukan!
 

Rekomendasi Vaksin Sinovac untuk Ibu Hamil

Sepanjang pandemi Covid, para dokter peneliti di dunia telah melakukan beragam kajian mengenai manfaat vaksinasi bagi ibu hamil dan menyusui. Berdasarkan sejumlah rekomendasi dari badan dunia, organisasi profesi maupun lembaga kesehatan nasional maupun internasional dengan reputasi terpercaya, menyatakan bahwa ibu hamil akan mengalami keadaan yang lebih berat dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil.

 

Ibu hamil yang positif Covid-19 lebih berisiko membutuhkan perawatan di rumah sakit, ruang intensif atau ventilator dan alat bantu napas lainnya. Berdasarkan data dari Pokja Infeksi Saluran Reproduksi POGI dan POGI Cabang selama bulan April 2020 hingga April 2021, terdapat 536 kasus COVID-19 pada ibu hamil. Dari data tersebut, sekitar 51,9 persen di antaranya merupakan ibu hamil tanpa gejala dan tanpa bantuan napas (OTG).

 

Kasus Covid-19 pada usia kehamilan di atas 37 minggu sebanyak 72 persen, kematian komplikasi Covid-19 sebanyak 3 persen, dan Perawatan intensif ibu (ICU), sebanyak 4,5%.

 

“Covid-19 meningkatkan risiko kejadian persalinan prematur dan komplikasi kehamilan lainnya. Meski hingga saat ini belum ada data ilmiah mengenai efektifitas maupun potensi bahaya pemberian vaksin Covid-19 untuk ibu hamil dan menyusui, namun dengan mendapatkan vaksinasi dalam kehamilan akan mencegah ibu hamil bergejala berat bila terpapar covid-19,” kata Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K)-FER, MPH, Sekjen Pengurus Pusat POGI.

 

CDC (Centers for Diseases Control and Prevention) maupun WHO (World Health Organization) juga telah menyatakan bahwa ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun, Indeks Massa Tubuh  yang tinggi dan memiliki komorbid seperti diabetes dan hipertensi, serta kelompok risiko tinggi terpapar Covid-19, direkomendasikan untuk mendapat vaksinasi Sinovac.

 

 

Ketua Umum POGI, dr. Ari K. Januarto SpOG(K)-Obginsos mengatakan, selain ibu hamil, tenaga kesehatan yang menangani ibu hamil juga rentan tertular. Data jumlah kematian dokter Indonesia berdasarkan profesi (data Tim Mitigasi Dokter PB IDI sampai dengan Juni 2021), menunjukkan spesialis obstetri dan ginekologi sebanyak 27 orang atau menempati urutan kedua terbanyak setelah dokter umum.

 

Baca juga: Tak Perlu Khawatir, Si Kecil Bisa Tetap Imunisasi Selama Pandemi
 

Apakah Vaksin Efektif untuk Ibu Hamil? 

Secara teoritis, kehamilan tidak mengubah efikasi suatu vaksin, namun hal ini perlu penelitian lebih lanjut. Namun ada hipotesis, bahwa setelah ibu hamil vaksin, maka  terjadi transfer IgG dari ibu ke fetus sehingga bisa memberikan imunitas pasif pada neonatus.

 

Vaksin yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam sel, kemudian ditangkap oleh APC atau sel penyaji antigen dan dipecah menjadi peptide kecil yang diikat oleh MHC, setelah itu akan di presentasi kan ke sel T helper/ CD4. Sel CD 4 akan merangsang sel limfosit B untuk mengeluarkan berbagai macam sitokin yang kemudian berkembang menjadi sel plasma untuk memproduksi antibodi.

 

Antibodi yang diproduksi adalah IgM, IgG dan neutralizing antibody (netralisasi antibodi). Proses ini mencapai waktu kurang lebih 2 minggu. Bila seseorang sudah melakukan vaksinasi Covid-19, maka jika terjadi infeksi Covid 19, tubuh yang sudah memiliki sel B memori akan lebih cepat mengenali antigen tersebut sehingga antibodi netralisasi akan segera terbentuk dalam waktu singkat.

 

Selain vaksin, POGI juga menyerukan menyerukan dukungan pada pelaksanaan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di daerah dengan tingkat kejadian Covid-19 mulai dari zona kuning sampai dengan hitam, demi keselamatan ibu hamil dan janin dari penularan dan efek Covid.

 

“Kami berharap pemerintah meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 pada seluruh masyarakat Indonesia terutama pada keluarga inti di mana salah satu anggota keluarganya sedang hamil, dan melindungi tenaga kesehatan yang sedang hamil dengan cara mengatur pembagian grup dan jam kerja serta vaksinasi pada tenaga kesehatan yang sedang hamil, kelompok ibu hamil risiko tinggi terpapar, serta vaksinasi pada ibu hamil dengan risiko rendah setelah mendapatkan penjelasan dari petugas kesehatan dan bersedia atas pilihannya untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19,” tegas ketua POGI.

 

Perlukah Penundaan Kehamilan?

Prof. Budi Wiweko, mengatakan bahwa penundaan kehamilan tidak disarankan pada ibu yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap dan vaksinasi tidak berpengaruh pada infertilitas. Dan pada para ibu yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 kemudian hamil, maka kehamilan dan vaksinasi dapat dilanjutkan dengan melaporkan pada pokja ISR PP POGI untuk dimasukkan dalam registrasi penelitian.

 

Meski rekomendasi yang disarankan oleh POGI ini telah berbasis kajian ilmiah yang sudah ada, serta berdasarkan pelaksanaan rekomendasi organisasi serupa di dunia untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi Indonesia, namun Ketua Umum POGI, \mengatakan bahwa Pengurus Pusat POGI tidak menutup kemungkinan untuk mengubah rekomendasi ini mengingat perkembangan yang dinamis serta kemungkinan ditemukannya bukti ilmiah terbaru.

 

Saat ini, International Federation of Obstetrics and Gynecology (FIGO) telah memberikan penegasan secara kuat untuk mengikutsertakan ibu hamil dan menyusui pada fase 3 penelitian vaksin Covid-19 untuk seluruh produsen vaksin Covid-19.

 

Baca juga: Tak Perlu Pilih-pilih Vaksin Covid-19! Kata Ahli, Semuanya Aman