Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan. Dari beberapa jenis vaksin yang rencananya akan digunakan di Indonesia, baru vaksin buatan Sinovac dan AstraZeneca yang sudah dijalankan untuk program vaksinasi. 

 

Beberapa waktu lalu, satu batch (kumpulan produksi) vaksin dari AstraZeneca yakni CTMAV547 dihentikan sementara distribusi dan penggunaannya, untuk dilakukan pengujian toksisitas dan sterilitas oleh BPOM. Menurut pemerintah, ini adalah bentuk upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.

 

Namun hal ini menjadi sumber kekhawatiran di masyarakat. Masyarakat mulai berpikir untuk memilih vaksin lain yang lebih aman. Benarkah vaksin Covid-19 dari AstraZeneca tidak aman? Bagaimana dengan munculnya varian baru virus, apakah berdampak pada efikasi vaksin?

 

Baca juga: Pemerintah Sudah Amankan 400 Juta Dosis Vaksin COVID-19, Begini Tahapan Pemberian Vaksin!

 

Vaksin Harus Aman Baru Boleh Digunakan

Dijelaskan dr. Reisa Broto Asmoro, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Tingkat Pusat & Duta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam webinar pada 21 Mei lalu, masyarakat sebaiknya tidak perlu memilih-milih vaksin yang sudah disediakan pemerintah.

 

“Tidak usah pilih-pilih vaksin, semua vaksin yang saat ini tersedia aman. Karena sudah melalui uji klinis berlapis-lapis dan sudah memenuhi syarat WHO, yakni harus memiliki efikasi minimal 50%,” jelas dr. Reisa.

 

Layaknya semua jenis vaksin, lanjut Reisa, wajar jika ada yang mengalami KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Khusus untuk KIPI vaksin Covid-19, Reisa menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia sudah membentuk Komnas KIPI.

 

“Komnas KIPI kerjanya untuk mengevaluasi laporan dan data yang berhubungan dengan KIPI kemudian akan dikonsultasikan dengan pakar, dan diveluasi serta ditindaklanjuti bekerjasama dengan lembaga pemerintah,” lanjutnya.

 

Menurut dr, Reisa, sejauh ini dari 2 merek vaksin Covid-19 yang sudah disuntikkan, yakni Sinovac dan AstraZeneca, sudah ada 200 laporan KIPI dan semuanya langsung dikaji apakah KIPI tersebut memang terkait vaksin atau penyakit lain yang tidak berhubungan.

 

Baca juga: Yuk Kenali Perbedaan 6 Jenis Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan di Indonesia

 

Vaksin Efektif terhadap Virus Varian Baru?

Pertanyaan yang sering muncul terkait pemberian vaksin Covid-19 adalah munculnya varian baru, yang dikhawatirkan akan mengurangi efikasi vaksin. Dr. Erlina Burhan, pulmonologis dari RSUP Persahabatan, Jakarta, menjelaskan, virus SAR-CoV-2, penyebab Covid-19, memang sudah mengalami mutasi.

 

Saat ini sudah ditemukan 3 varian baru virus yakni B.1.1.7 yang ditemukan pertama kali di London pada 9 November 2020, kemudian B.1.351 yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada 28 Desember 2020, dan P.1 yang ditemukan di Brasil pada 12 Januari 2021.

 

Menurut dr. Erlina, mutasi pada virus adalah suatu kejadian normal. Namun, variasi yang terbentuk ini meningkatkan risiko terhadap manusia, baik dalam hal kecepatan transmisi, virulensi, maupun efektivitas tatalaksana serta vaksin. Misalnya, bisa jadi varian baru ini lebih cepat menular, menimbulkan gejala lebih berat, atau mengurangi kemanjuran vaksin yang sudah ada.

 

“Maka disebut variants of concern. Perlu diperhatikan bahwa semakin banyak infeksi pada suatu populasi, kemungkinan mutasi virus semakin meningkat,” jelas dr. Erlina.

 

Hingga saat ini sudah ditemukan 16 kasus varian baru di Indonesia. Apakah varian baru virus menurunkan efektivitas vaksin? Penelitian yang dilakukan menggunakan vaksin AstraZeneca menunjukkan, untuk varian B.1.1..7 asal Inggris, vaksin ini memiliki efikasi yang sama dengan galur utama virus. Sedangkan terhadap varian P.1 asal Brasil dan varian dari Afrika Selatan, masih perlu diteliti lebih lanjut.

 

Dengan hasil ini, masyarakat diharapkan tidak lagi meragukan efektivitas vaksin. Namun, lanjut dr. Erlina, jangan sampai terjadi euforia vaksin, di mana orang yang sudah vaksin lantas lupa menjalankan protokol kesehatan.

 

Kita bisa belajar dari kasus di India, di mana terjadi tsunami Covid-19 karena kerumunan ratusan ribu orang. Di India, sampai akhir 2020 terjadi penurunan kasus namun kembali naik signifikan di awal 2021, bahkan di bulan Maret naik > 100.000-400.000 per hari dengan kematian 3000-4000 per hari.

 

Apalagi setelah libur lebaran dan mudik, di mana dikhawatirkan akan terjadi lonjakan kasus baru. Maka kewaspadaan kita seharusnya tidak berkurang.

 

Baca juga: Asyik, Ibu Menyusui Kini Boleh Divaksin Covid-19!

 

 

 

Sumber:

Webinar  "Apa Syarat agar Vaksinasi Ampuh Menghentikan Pandemi?" pada Jumat, 21 Mei 2021

Sehatnegriku.kemkes.go,id. Vaksin AstraZeneca Aman. Penghentian sementara hanya pada kelompok ctmav547.