Menggunakan alat bantu seks umumnya dianggap tak perlu untuk pasangan suami-istri. Toh, sudah ada partner untuk berhubungan intim secara langsung, kenapa perlu alat bantu? Sssttt bocorannya, alat bantu seksual ini bisa meningkatkan kualitas dan kepuasan seksual, lho. Kok, bisa? Yuk, simak penjelasannya di sini.

 

Sudah Punya Suami/Istri, Kenapa Masih Perlu Alat Bantu Seks?

Tanpa dimungkiri, masih lekat diyakini bahwa alat bantu seks adalah properti untuk mereka yang tidak memiliki pasangan. Diyakini pula bahwa menggunakan alat semacam itu sama saja menganggap bahwa pasangan yang dimiliki tidak cukup hebat untuk memuaskan partnernya. Bahkan, keberadaan “mainan seks” menjadi pantangan, karena penggunaannya akan menggantikan pasangan di kehidupan nyata atau membuat penggunanya menjadi terlalu bergantung pada sebuah benda agar merasa bergairah atau mencapai klimaks. Nyatanya, semua itu tidak selamanya benar, lho.

 

Ketika berada dalam sebuah hubungan yang sudah berlangsung lama, sangat mudah untuk terjebak dalam rutinitas yang berkedok “rasa nyaman”. Akhirnya, salah satu atau kedua pribadi di dalamnya jadi tak tertarik lagi mencoba hal baru untuk menambahkan bumbu ke kehidupan percintaan. Jika dibiarkan, inilah yang menjadi alasan merasa bosan, tak bergairah, bahkan tak memiliki alasan untuk mencintai pasangan kita.

 

Tahukah Mums, secara umum, pasangan yang dapat mengeksplorasi cara baru untuk menjadi intim, termasuk mencoba satu atau lebih mainan seks, cenderung lebih berhasil untuk mempertahankan gairah dan hasrat dalam jangka panjang, lho. Sebuah studi tahun 2016 yang dilakukan oleh ahli psikologi David Frederick, Ph.D dari Chapman University, menemukan bahwa pasangan yang merasa puas dengan hubungan dan seksnya, mengakui bahwa mencoba alat bantu seksual dengan pasangannya adalah salah satu cara yang mereka lakukan. Eksplorasi ini dilakukan selain kegiatan lain, seperti mandi bersama, mencoba posisi baru di tempat tidur, dan menjadwalkan malam romantis untuk berhubungan seks.

 

Baca juga: Normalkah Orgasme saat Buang Air Kecil?

 

Dari sini bisa disimpulkan, bahwa menggunakan alat bantu seks tak selamanya negatif. Keberadaannya justru bisa menjadi pelengkap atau media untuk bereksplorasi. Jika cara-cara umum sudah dilakukan seperti berpelukan, berciuman, mengenakan pakaian seksi, dan lainnya, tak salah kok untuk mencoba cara lain demi meningkatkan kemesraan antara Mums dan Dads. Yang terpenting pilihlah cara ini dengan keterbukaan dan komunikasi satu sama lain. 

 

Seperti yang ditunjukkan oleh laporan tahun 2013 oleh Guttmacher Institute, semakin positif interaksi yang terjadi dalam sebuah hubungan, semakin tinggi keinginan individu yang terlibat untuk memuaskan satu sama lain di dalam dan di luar kamar tidur. Dalam konteks menggunakan alat bantu seksual, interaksi ini berbentuk komunikasi positif tentang penggunaan vibrator atau alat bantu lainnya. Kedua pihak idealnya bisa berkomunikasi secara terbuka, merasa didengar dan diakui, dan menerima kepastian dari pasangannya bahwa keinginan untuk menggunakan mainan seks sama sekali tidak dihakimi. Dengan keterbukaan dan tidak menghakimi ini, maka Mums dan Dads pun menjadi partner yang saling belajar dan mendengarkan. 

 

Baca juga: Orgasme saat Hamil, Berbahayakah?

 

 

Ini Dia Manfaatnya

Tanpa perlu dijelaskan panjang lebar, alat bantu seks secara teknis memang dibuat untuk meningkatkan kepuasan di tempat tidur. Jika dijabarkan, ada beberapa alasan mengapa alat bantu ini mempunyai manfaat untuk kualitas hubungan intim, Mums. Sudah siap?

 

  • “Jalan ninja” mencapai klimaks

Bukan rahasia lagi, kebanyakan wanita tidak bisa orgasme hanya dengan penetrasi melalui vagina. Tujuh puluh persen wanita membutuhkan rangsangan klitoris untuk mencapai klimaks, yang mana ini dapat membuat Mums dan suami merasa frustrasi jika tak bisa mewujudkannya. Dengan adanya alat bantu dewasa yang memang dirancang secara ilmiah, membantu Mums untuk mencapai titik kenikmatan yang tepat dengan sentuhan khas dari suami.

 

  • Hubungan seksual menjadi rileks

Perbedaan pendapat atau selera dalam bercinta, terkadang bisa menjadi “duri”. Contoh, jika Mums menyukai dan mengharapkan seks oral dari pasangan sebagai foreplay atau untuk mencapai klimaks, namun pasangan tidak bersemangat untuk melakukan itu. Alat bantu seks bisa menjadi penengahnya karena bisa melakukan “tugas” itu sebagai win-win-solution.

 

  • Lebih mengenal tubuh Mums

Alat bantu seks memberikan Mums kesempatan besar untuk mempelajari tubuh dan apa yang Mums sukai di kamar tidur. Dengan begitu saat bercinta, Mums akan merasa percaya diri memberi tahu pasangan bagaimana cara menyenangkan Mums dan di mana titik sensitif itu berada. Ingat, pria bukanlah pembaca pikiran, sehingga ia sangat membutuhkan arahan untuk memuaskan partnernya. (IS)

Baca juga: Mums, Ingat 5 Hal Ini Ketika Bertengkar dengan Dads

 

Referensi:

Psychology Today. How Sex Toys Impact Relationships

Time. Sex Toy Guide

She Knows. Sex Toys