Saya mau sedikit share tentang kehamilan pertama dan kedua. Kata orang, jika sudah pernah melahirkan maka kehamilan berikutnya akan menjadi lebih mudah dan cepat. Tapi, ternyata berbeda dengan yang saya rasakan selama ini. Awalnya saya menganggap kehamilan kedua akan sama dengan yang pertama, seperti yang orang-orang katakan.

 

Ternyata faktanya jauh lebih sulit, meskipun usia kandungan saya sekarang ini baru menginjak 34 minggu. Pada kehamilan pertama, yang saya alami antara lain:

  1. Waktu hamil si Koko, setiap bulan saya selalu cek ke dokter untuk memastikan kondisi kandungan. Maklum anak pertama.
  2. Menjaga pola makan, termasuk rutin mengonsumsi vitamin dan obat yang dokter berikan.
  3. Mengalami morning sickness, tapi tidak terlalu sering.
  4. Masih bisa bekerja dengan lincah, meskipun usia kandungan saat itu sudah 7 bulan.
  5. Sempat diare karena salah makan.
  6. Mengalami ketakutan yang luar biasa saat mengetahui bahwa janin terlilit tali pusat dan pernah tidak merasakan gerakan bayi seharian.
  7. Mempersiapkan segala sesuatunya dengan betul-betul, meskipun masih amatir dan tetap ada yang kurang.
  8. Sempat senam hamil untuk memperkuat kandungan.
  9. Proses melahirkan memakan waktu yang sangat lama, yaitu hampir 17 jam sejak pembukaan pertama. Kondisi ketuban pecah duluan dan harus diinduksi, karena tidak adanya kontraksi sama sekali.
  10. Melahirkan secara normal, ASI keluar, serta bayi pun lahir dengan sehat dan selamat.
Baca juga: Mengatasi Dilema saat Hamil

 

Sedangkan pada kehamilan kedua, saya mengalami:

  1. Sejak tahu hamil, saya jarang memeriksakan diri ke dokter. Hanya di awal saja untuk memastikan apakah saya benar-benar hamil atau tidak.
  2. Jauh lebih lelah, karena si Koko saat itu baru berusia 7 bulan dan masih menyusu. Proses menyapihnya perlu waktu yang cukup lama, sekitar 1 bulan lebih baru ia tidak menyusu lagi.
  3. Mengalami mual yang luar biasa, tapi tidak sering.
  4. Sudah tidak bekerja lagi sejak punya anak yang pertama.
  5. Di usia kandungan 31 minggu, saya didiagnosis mengalami plansenta previa, yaitu posisi plasenta menutupi jalan lahir. Ini membuat saya khawatir dan ketakutan.
  6. Jadi lebih susah tidur karena sesak napas.
  7. Kondisi perut lebih cepat membesar, tapi berat badan bayi naiknya hanya sedikit.
  8. Lebih banyak diberikan vitamin ketimbang waktu hamil si Koko dulu.
  9. Meskipun bentuk perut berbeda dengan kehamilan pertama, ternyata anak kedua jenis kelaminnya sama dengan yang pertama. Padahal dari ciri-cirinya terlihat berbeda sekali.
  10. Diperkirakan saya akan melahirkan pada akhir Desember 2017.


Saya berharap bisa melahirkan secara normal lagi, karena kehamilan dengan plansenta previa disarankan untuk melahirkan secara Caesar. Pasalnya, kondisi tersebut bisa membahayakan ibu serta janinnya. Jika dipaksakan melahirkan secara normal, akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.

 

Karena memang dasarnya saya takut sama yang namanya operasi, jadi saya berharap banget supaya kehamilan yang kedua ini tetap bisa berjalan secara normal, dan bayi pun sehat tanpa kekurangan apapun.

Baca juga: Jatuh Saat Hamil? Ini yang Harus Dilakukan!

 

Biarpun jarak kehamilan pertama dan kedua tergolong cukup dekat, bahkan cukup menguras tenaga karena mesti mengurus si Koko sendirian, tapi saya bahagia dengan setiap momen kehamilan yang dijalani.