Sebagai orang tua, pastinya Mums ingin si Kecil memiliki pertumbuhan yang sehat. Faktor yang paling memengaruhi kesehatan bayi adalah makanan yang dikonsumsinya. Berbicara tentang makanan, selain ASI, pemberian makanan tambahan juga penting untuk bayi.

 

Oleh sebab itu, Mums harus tahu panduan pemberian makanan tambahan untuk bayi. Menurut Kementerian Kesehatan, pemberian makanan tambahan atau MPASI mulai diberikan saat bayi berusia 6 bulan. 

 

Penting bagi Mums untuk tahu pemberian makanan tambahan yang berkualitas. Pasalnya, satu tahun tahun kehidupan itu sangat krusial untuk pertumbuhan anak hingga ia tumbuh dewasa. 

 

Nah, untuk memudahkan Mums, berikut panduan pemberian makanan tambahan untuk bayi!

 

Baca juga: Tiga Kesalahan Pemberian Nutrisi di 2 Tahun Pertama
 

Jenis Makanan Tambahan untuk Bayi 

Ada banyak jenis pemberian makanan tambahan yang sehat untuk si Kecil. Namun khususnya di Indonesia, ada beberapa makanan tambahan yang cukup umum. Selain itu, jenis pemberian makanan tambahan ini juga direkomendasikan Kementerian Kesehatan:

 

Buah dan sayur

Biasanya, buah yang umumnya dijadikan makanan tambahan untuk bayi adalah pisang, pepaya, tomat, dan jeruk. Untuk pisang atau pepaya, Mums hanya perlu memilih yang sudah matang. Setelah itu, cuci dan kupas buahnya. Kemudian, Mums bisa mengeriknya secara halus menggunakan sendok teh.

 

Untuk tomat, pilihlah yang matang. Kemudian, cuci dan rendam tomatnya di dalam air mendidih. Setelahnya, buang kulit tomatnya. Kemudian, Mums bisa menyaring dan mengencerkannya dengan air panas yang sama banyaknya. Lalu, Mums bisa menambahkan sedikit gula.

 

Untuk jeruk, pilihlah yang manis. Pertama-tama, Mums harus mencucinya, kemudian belah menjadi dua potong. Setelah itu, Mums bisa memerasnya dan menyaringnya. Kalau perlu, Mums juga bisa menambahkan sedikit gula pasir.

 

Bubur dan Nasi

Mums bisa membuat bubur susu untuk si Kecil. Cara membuatnya, campurkan tepung beras 1 - 2 sendok makan dengan dula pasir 1 - 2 sendok makan. Kemudian, tambahkan susu atau santan sebanyak 5 sendok makan. Sebelumnya, cairkan dulu susu atau santannya menggunakan air 200 cc. Kemudian, aduk sampai rata sambil dimasak dengan api kecil.

 

Mums juga bisa membuat nasi tim campur untuk si Kecil. Mudah saja, buburnya terbuat dari beras dan dicampurkan dengan lauk hewani atau nabati. Mums juga bisa menambahkan sayur cincang, serta sedikit garam dan santan. 

 

Baca juga: Kapan Bayi Boleh Mengonsumsi Keju Mozarella dan Ketahui Beragam Manfaat untuk Tumbuh Kembangnya
 

Panduan Pemberian Makanan Tambahan untuk Bayi

Berikut keterangan panduan pemberian makanan tambahan untuk si Kecil, sesuai dengan usianya:

 

Usia: 6 - 8 Bulan

Di usia ini, si Kecil sudah menunjukkan pertanda kesiapan untuk mengonsumsi makanan tambahan atau MPASI. Pada usia ini, selain ASI atau susu formula, makanan yang biasanya bisa diberikan kepada si Kecil meliputi:

  • Buah yang disaring atau dihaluskan (pisang, pir, alpukat, dan lainnya)
  • Sayuran yang disaring atau dihaluskan (wortel, ubi, atau labu yang sudah dimasak hingga matang)
  • Dagung yang dihaluskan (ayam atau sapi)
  • Tahu yang dihaluskan
  • Cereal yang mengandung zat besi

 

Jumlah makanan tambahan yang bisa dikonsumsi dalam sehari:

  • 1 sendok teh buah, tingkatkan jumlahnya secara perlahan hingga 2 - 3 sendok makan sebanyak empat kali makan.
  • 1 sendok teh sayuran, tingkatkan jumlahnya secara perlahan hingga 2 - 3 sendok makan sebanyak empat kali makan.
  • 3 - 9 sendok makan cereal sebanyak 2 - 3 kali makan.

 

Usia: 8 - 10 Bulan

Sama seperti usia 6 - 8 bulan, di usia ini, bayi semakin menunjukkan kesiapan untuk mengonsumsi makanan padat. Tanda-tanda yang dimaksud seperti mengambil objek atau barang menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, memasukkan objek ke mulutnya, bisa memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain, menggerakkan rahang dengan gerakan mengunyah. 

 

Makanan tambahan yang umumnya diberikan kepada bayi pada usia ini meliputi:

  • Sedikit keju lembut yang sudah dipasteurisasi dan yogurt tanpa rasa
  • Sayuran yang dihaluskan (wortel, labu, kentang, ubi yang sudah dimasak)
  • Buah yang dihaluskan (pisang, pir, alpukat, dan lainnya)
  • Finger food (makanan yang mudah digiti, dikunyah, dan dipegang bayi, seperti brokoli yang sudah direbus, daging, atau telur)
  • Protein (daging yang disuir kecil-kecil, ikan tanpa tulang, tahu, kacang panjang, dan lainnya)
  • Cereal zat besi

 

Jumlah makanan tambahan yang bisa dikonsumsi dalam sehari:

  • 1/4 - 1/3 cangkir produk susu (keju atau yogurt)
  • 1/4 - 1/2 cangkir cereal zat besi
  • 3/4 - 1 cangkir buah
  • 3/4 - 1 cangkir sayuran
  • 3 - 4 sendok makan makanan kaya protein

 

Usia 10 - 12 Bulan

Di usia ini, bayi menunjukkan pertanda sudah nyaman dengan makanan tambahan. Pada usia ini si Kecil mulai lebih mudah mengunyah. Selain itu, giginya yang tumbuh pun semakin banyak. 

 

Kebanyakan bayi di usia ini sudah tidak mengeluarkan makanan dari dalam mulut menggunakan lidah. Selain itu, pada usia ini, bayi juga mulai mencoba menggunakan sendok.

 

Selain ASI dan susu formula, berikut makanan tambahan yang bisa diberikan kepada bayi pada usia ini:

  • Buah yang dihaluskan atau dipotong kecil-kecil dalam bentuk persegi
  • Sayuran yang sudah direbus
  • Protein (daging yang disuir kecil-kecil, ikan tanpa tulang, tahu, kacang panjang, dan lainnya)
  • Finger food (makanan yang mudah digiti, dikunyah, dan dipegang bayi, seperti brokoli yang sudah direbus, daging, atau telur)
  • Cereal zat besi

 

Jumlah makanan tambahan yang bisa dikonsumsi dalam sehari:

  • 1/4 - 1/2 cangkir cereal zat besi
  • 3/4 - 1 cangkir buah
  • 3/4 - 1 cangkir sayuran
  • 3 - 4 sendok makan makanan kaya protein

 

Baca juga: Selain Kurang Gizi, Sanitasi Buruk Memicu Stunting
 

Jadwal Pemberian Makanan Tambahan 

Sebenarnya, untuk jadwal atau waktu yang tepat memberikan makanan tambahan untuk si Kecil itu kapanpun yang sesuai dengan Mums dan si Kecil. Kalau Mums menyusui, cobalah memberikan si Kecil makanan tambahan ketika suplai ASI sedang rendah. 

 

Biasanya, suplai ASI rendah di malam sore atau malam hari. Namun, kalau si Kecil bangun di pagi hari dengan ceria, mungkin ini juga menjadi waktu yang tepat untuk memberikannya makanan tambahan.

 

Tidak perlu khawatir, Mums pasti bisa belajar dengan cepat untuk tahu kapan si Kecil sedang lapar dan kapan ia sedang tidak mau makan. Kalau si Kecil membuka mulutnya dengan lebar dan mau menggigit, maka ini pertanda ia mau makan. 

 

Namun, kalau si Kecil mengalihkan kepalanya ketika Mums menyuapinya, maka ini pertanda ia tidak mau makan. Mums bisa mencoba menyuapinya lagi nanti. Di awal, atau di usia 6 bulan, cobalah memberikan si Kecil makanan tambahan satu kali sehari. Kemudian di bulan selanjutnya, secara perlahan, tambahkan frekuensinya. Misalnya, Mums bisa memberikannya makanan tambahan di pagi hari dan di malam hari. 

 

Selain itu, beberapa dokter merekomendasikan agar Mums memperkenalkan makanan satu makanan baru saja dalam satu waktu. Tunggu hingga fua atau tiga hari, sebelum memberikan si Kecil makanan baru.

 

Selain itu, akan sangat baik jika Mums mencatat setiap makanan yang diberikan kepada si Kecil. Jadi, dengan begitu, jika si Kecil menunjukkan reaksi alergi, Mums bisa lebih mudah mencari tahu makanan apa yang menjadi penyebabnya. Untuk lebih jelasnya, coba konsultasikan dengan dokter anak.

 

Seiring dengan semakin bertambahnya usia si Kecil, Mums bisa memberikannya makanan tambahan hingga tiga kali sehari, dengan satu atau dua kali camilan di antara waktu makannya.

  

Baca juga: Kaya akan Nutrisi, Inilah Manfaat Brokoli untuk Anak!

 

Sumber:

Baby Center. Age-by-age guide to feeding your baby. 2017.

What to Expect. The Best Feeding Schedule for Your Baby. 2019.

Kementerian Kesehatan. Makanan Sehat untuk Bayi