Penyakit

Miastenia Gravis

Deskripsi

Miastenia gravis adalah penyakit yang menyerang hubungan antara sistem saraf (nervus) dan sistem otot (muskulus). Penyakit miastenis gravis ditandai dengan kelemahan dan kelelahan pada beberapa atau seluruh otot. Kelemahan tersebut diperburuk dengan aktivitas terus-menerus atau berulang-ulang. Miastenia gravis adalah penyakit autoimun yang menyerang neuromuskular juction, ditandai dengan kelemahan otot dan cepat lelah akibat adanya antibodi terhadap reseptor asetilkolin (AchR), sehingga jumlah AchR di neuromuskular juction berkurang.

 

Baca juga: Kenali Penyakit Autoimun Langka Miastenia Gravis

Pencegahan

Seperti pada penyakit autoimun lainnya, tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya miastenia gravis, karena bukan disebabkan oleh sesuatu yang bisa kita hindari.

Gejala

Penyakit miastenia gravis ditandai dengan adanya kelemahan dan kelelahan. Kelemahan otot terjadi seiring dengan penggunaan otot secara berulang, dan semakin berat dirasakan di akhir hari. Gejala ini akan menghilang atau membaik dengan istirahat.

 

Kelompok otot-otot yang melemah pada penyakit miastenia gravis memiliki pola yang khas. Pada awal terjadi, otot kelopak mata dan gerakan bola mata akan diserang lebih dahulu. Akibat dari kelumpuhan otot-otot tersebut, muncul gejala berupa penglihatan ganda (melihat benda menjadi dua atau disebut diplopia) dan turunnya kelopak mata secara abnormal (ptosis).

 

Miastenia gravis dapat menyerang otot-otot wajah, sehingga menyebabkan penderitanya menggeram saat berusaha tersenyum serta penampilan yang seperti tanpa ekspresi. Penderita juga akan merasakan kelemahan saat mengunyah dan menelan makanan, sehingga berisiko timbulnya regurgitasi (naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung, tanpa rasa mual maupun kontraksi otot perut yang kuat) dan aspirasi.

 

Selain itu, terjadi gejala gangguan dalam berbicara, yang disebabkan kelemahan dari langit-langit mulut dan lidah. Sebagian besar penderita miastenia gravis akan mengalami kelemahan otot di seluruh tubuh, termasuk tangan dan kaki.

 

Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun

Penyebab

Dalam kasus miastenia gravis, terjadi penurunan jumlah reseptor asetilkolin karena terbentuknya antibodi yang akan menyerang reseptor tersebut. Kondisi ini mengakibakan asetilkolin yang tetap dilepaskan dalam jumlah normal tidak dapat mengantarkan potensial aksi menuju membran post-synaptic, untuk menghasilkan gerakan.

 

Selain itu, kekurangan reseptor dan kehadiran asetikolin tetap pada jumlah normal akan mengakibatkan penurunan jumlah serabut saraf yang diaktifkan oleh impuls tertentu. Inilah yang kemudian menyebabkan rasa sakit pada pasien.

Diagnosis

Diagnosis miastenia gravis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang khas, tes antikolinesterase, EMG, serologi untuk antibodi AchR dan CT scan, atau MRI toraks untuk melihat adanya timoma.

Penanganan

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menangani miastenia gravis, yaitu:

  1. Plasma exchange: Paling efektif digunakan pada situasi ketika terapi jangka pendek menjadi prioritas. Dasar terapi dengan PE adalah pemindahan anti-asetilkolin secara efektif.
  2. Immunoglobulin intravena: Mekanisme kerja dari IVIG belum diketahui secara pasti. Namun, IVIG diperkirakan mampu memodulasi respon imun.
  3. Kortikosteroid: Terapi yang paling lama digunakan dan paling murah untuk pengobatan miastenia gravis. Kortikosteroid memiliki efek yang kompleks terhadap sistem imun dan efek terapi yang pasti terhadap miastenia gravis masih belum diketahui.
  4. Azhatioprine atau cyclosporine: Kedua obat ini bekerja sebagai agen yang memodulasi sistem imun dengan cara menekan sintesis antibodi yang berperan dalam menghancurkan reseptor asetilkolin.
  5. Timektomi: Prosedur pembuangan kelanjar timus yang dicurigai berperan dalam produksi antibodi yang bertanggung jawab terhadap kondisi miastenia gravis. Secara umum, kebanyakan pasien mulai mengalami perbaikan dalam waktu satu tahun setelah timektomi. Tidak sedikit pula yang menunjukkan remisi permanen tanpa gejala dan penggunaan obat-obatan.

 

Baca juga: Apakah Autoimun Bisa Disembuhkan?

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...