Istilah autisme mungkin lebih familiar dan banyak diketahui oleh masyarakat. Tapi ternyata, ada banyak gangguan lain sejenis autisme yang termasuk dalamaustism spectrum, salah satunya yaitu sindrom asperger. Autism spectrum merupakan kondisi dengan penderita kesulitan dengan kemampuan sosial, komunikasi non verbal, dan memiliki perilaku repetitif. 

 

Mengenai Sindrom Asperger

Asperger memiliki gejala yang mirip dengan high functioning autism (HFA) dan seringkali diberikan diagnosis yang sama, walaupun seharusnya kedua gejala tersebut berbeda. Gejala antara asperger dan austisme memang kadang sulit dibedakan dan seringkali membingungkan. Berikut penjelasannya untuk membantu membedakan: 

Gejala Asperger

Secara umum, penderita asperger memiliki gejala yang mirip dengan autisme, yaitu:

  • Tidak memiliki kesadaran sosial
  • Kurang tertarik untuk bersosialisasi
  • Kesulitan menyampaikan dan menunjukkan keinginan, perasaan, dan emosi
  • Menghindari kontak mata atau menatap secara intens
  • Kurang menunjukkan ekspresi wajah
  • Kurang menggunakan gerakan atau komunikasi non-verbal
  • Tidak mampu mengartikan pesan, baik secara verbal maupun non-verbal
  • Sensitif berlebihan terhadap bau, warna, sentuhan, atau hal tertentu lainnya
  • Pola berbicara yang tidak teratur dan tidak relevan dengan topik pembicaraan
  • Kesulitan memahami konteks bahasa dan sering mengartikan bahasa secara literal

 

Perbedaan dengan Autisme

Menurut Simon Baron-Cohen, co-director dari Autism Research Centre di Cambridge, Inggris, terdapat 2 perbedaan diagnosis utama asperger dan HFA. Pertama yaitu anak penderita HFA menunjukkan perkembangan bahasa yang lebih lambat dan signifikan dibanding penderita asperger. Kedua, penderita asperger cenderung memiliki IQ normal atau di atas rata-rata, dibanding penderita HFA. Baron-Cohen juga mengatakan penderita asperger memiliki masalah dengan depresi, karena mereka lebih sadar dengan ketidakmampuan sosial mereka dibanding dengan penderita autisme. Penderita autisme cenderung terlalu fokus dengan dunianya sendiri dan tidak menyadari keadaan lingkungan sekitar.

 

Kemiripan dengan Autisme

National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menyebutkan kemiripan asperger dengan autisme, yaitu dari kemampuannya untuk melakukan interaksi sosial. Penderita kedua sindrom ini memiliki kesamaan karena tidak bisa mengutarakan perasaannya dengan baik, tidak bisa menjaga kontak mata, dan kesulitan memahami gerakan non-verbal, seperti ekspresi wajah. Perilaku lain yang sering dikaitkan dengan asperger dan autisme, yaitu menepuk tangan, berbicara tanpa menunjukkan emosi, kaku terhadap perubahan (misalnya jadwal kegiatan sehari-hari), dan menyukai hal spesifik secara intens dan obsesif. Mereka juga terkadang menunjukkan rasa sensitif terhadap benda tertentu, seperti suara atau warna.

 

Penyebab Asperger

Data statistik menunjukkan, dari 10 orang penderita asperger, 9 di antaranya berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hal tersebut, hingga saat ini peneliti masih berspekulasi mengenai penyebab asperger yaitu kadar hormon testosteron dalam tubuh, dan juga faktor genetik. Sedangkan penyebab pasti dari sindrom ini belum diketahui. Faktor lain seperti paparan zat berbahaya selama kehamilan, teratogen, masalah pada kehamilan atau kelahiran, dan infeksi prenatal juga dipercaya memainkan peran dalam munculnya sindrom asperger.


Terlihat sama namun berbeda, itulah kalimat yang dapat menggambarkan keadaan asperger dengan autisme. Walaupun demikian, baiknya kita tetap tidak membedakan mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti penderita kedua sindrom tersebut ya! Terima mereka sebagai bagian dari kita dan bantu tingkatkan kualitas hidupnya dengan mengajak berkomunikasi dan memberikan perlakuan sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Selamat hari austime sedunia, people!