“Cium Mama dulu.”
“Enggak mau!”
Pernah melihat kejadian seperti ini, Mums? Anak balita yang tadinya senang tiba-tiba menolak saat mau dicium, bahkan oleh orang tuanya sendiri. Tidak hanya itu, kadang ia berusaha melarikan diri atau menangis saat dipaksa. Ada juga yang malah memukul sebagai tindakan bela diri atau perlindungan. Hmmm, mengapa si Kecil tidak mau dicium?
Jangan Sedih Dulu
Beberapa orang tua mungkin langsung merasa sedih saat si Kecil menolak dipeluk atau dicium. Boro-boro dengan kakek, nenek, atau pamannya, dengan Mums dan Dads sendiri saja juga begitu. Alih-alih merasa senang, anak justru malah enggan dan menghindar.
Perubahan perilaku tersebut bukan berarti si Kecil sedang marah atau tidak merasa sayang. Di saat inilah balita mulai mengenali bahwa ia mempunyai kuasa atau kontrol atas tubuhnya sendiri. Ia mulai sadar akan otonomi tubuh, termasuk memutuskan ingin pakai baju apa dan siapa yang boleh menyentuhnya.
Baca juga: Perlukah Membuatkan Akun Medsos untuk Anak?
Si Kecil juga ingin menunjukkan bahwa ia sudah mulai besar dan tidak mau diperlakukan seperti bayi lagi. Meskipun dalam beberapa kasus semua balita punya fase “menolak dipeluk”, anak laki-laki cenderung lebih keras melakukan ini, bahkan dengan ibunya sendiri.
Otonomi tubuh termasuk menentukan kapan anak mau dipeluk dan dicium. Misalnya, jangan kaget bila ia menolak dicium saat sedang sibuk bermain. Mums dan Dads bila sedang sibuk melakukan sesuatu pun bisa merasa terganggu kan meskipun mungkin tidak sampai marah?
Yang Bisa Dilakukan
Fase ini biasanya tidak berlangsung lama kok, Mums. Ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar si Kecil tetap merasa aman serta tidak merasa bersalah karena menolak dipeluk dan dicium:
- Jangan terlalu keras dan kasar meskipun merasa gemas.
Kadang Mums dan Dads, seperti halnya orang dewasa lain yang suka anak-anak, suka tidak sadar. Perasaan gemas karena senang melihat si Kecil membuat kita memeluk dan menciumnya terlalu keras. Akibatnya, anak jadi merasa risih dan tidak nyaman. Berikan pelukan dan kecupan yang lembut saja agar si Kecil merasa aman.
Baca juga: Ingin Mengajak Si Kecil ke Pesta Ulang Tahun? Begini Tipsnya!
- Lihat situasi dan kondisi dulu.
Sama seperti yang sudah disebutkan di atas. Bila si Kecil sedang sibuk bermain, sebaiknya jangan mengganggunya, meskipun niat Mums adalah menunjukkan rasa sayang. Anak pun butuh ruang privasi. Selain itu, bila ia sedang sakit, belum tentu dipeluk atau dicium membuatnya merasa nyaman. Intinya, setiap anak berbeda-beda. Lihat saja dulu reaksinya.
- Jangan memaksa saat si Kecil meronta-ronta.
Bila si Kecil meronta-ronta, lepaskan saja. Jangan membuatnya semakin merasa tidak aman dengan memaksa.
- Jangan membuat si Kecil merasa bersalah karena menolak.
“Yaaah, kamu enggak sayang ya, sama Mama?” Mums, meskipun niatnya hanya bercanda, sebaiknya jangan mengatakan hal seperti ini. Anak belum bisa memahami bedanya. Yang ada, ia malah merasa tidak enak dan terpaksa mau dicium. Imbasnya, bisa berbahaya bagi dirinya di kemudian hari. Ketika ia dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman baginya, ia tidak bisa menolak karena merasa tidak enak.
- Beritahu yang lain untuk tidak memaksa anak.
Cara ini mungkin yang paling sulit. Apalagi, mengingat selama bertahun-tahun budaya mengajarkan anak untuk bersikap sopan pada orang dewasa, terutama yang masih keluarga sendiri. Pelan-pelan saja dulu, Mums. Bantu si Kecil dengan cara memberikan penolakan halus ketika ia sedang tidak mau dicium atau dipeluk oleh orang lain supaya yang ditolak tidak tersinggung.
Intinya, biarkan si Kecil merasa aman saat menerima pelukan dan ciuman dari orang lain. Biarkan ia yang memutuskan apa pun yang membuatnya merasa aman dan nyaman. (AS)
Baca juga: Si Kecil Menolak Melepas Baju Favoritnya? Kenapa, Ya?
Sumber
BellyBelly: Why We Must Support Children Who Refuse Hugs & Kisses
Okezone: Moms, si Kecil Tak Boleh Dipaksa Mencium Jika Tidak Ingin Lho! Ini Efek Negatifnya
Life Parenting: Why does my toddler not want to give me kisses like she does with mammy?
DetikHealth: Ketika Anak Tak Lagi Mau Dipeluk dan Dicium Orang Tuanya
